57
a. Bank Muamalat Indonesia 1 Dependent Variabel Profitabilitas
Gambar 4.1 Uji Normalitas P-Plot Bank Muamalat Indonesia Y = Profitabilitas
Tabel 4.4 Uji Skewness dan Kurtosis Bank Muamalat Indonesia Y = Profitabilitas
Descriptive Statistics
N Skewness
Kurtosis Statistic
Statistic Std. Error
Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 30
0.501 .427
0.976 .833
Valid N listwise 30
Berdasarkan gambar 4.1 diatas hasil pengujian menggunakan P-Plot bahwa titik-titik mendekati garis diagonal yang menandakan bahwa data bank Muamalat
58
Indonesia berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan tabel 4.4 uji normalitas menggunakan rasio skewness dan kurtosis telihat bahwa rasio skewness 0,5010,427
= 1,173; sedangkan rasio kurtosis 0,9760,833 = 1,171. Rasio skewness dan rasio kurtosis sama-sama berada diantara diantara -2 hingga +2. Maka dari kedua metode
yang digunakan diatas diambil kesimpulan bahwa distribusi data bank Muamalat Indonesai normal karna berdasarkan P-Plot dan rasio skewness dan rasio kurtosis
kriteria distribusi data normal telah terpenuhi. 2 Dependent Variabel Likuiditas
Gambar 4.2 Uji Normalitas P-Plot Bank Muamalat Indonesia Y = Likuiditas
59
Tabel 4.5 Uji Skewness dan Kurtosis Bank Muamalat Indonesia Y = Likuiditas
Descriptive Statistics
N Skewness
Kurtosis Statistic
Statistic Std. Error
Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 30
.630 .427
-.912 .833
Valid N listwise 30
Berdasarkan gambar 4.2 diatas hasil pengujian menggunakan P-Plot bahwa titik-titik mendekati garis diagonal yang menandakan bahwa data bank Muamalat
Indonesia berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan tabel 4.5 uji normalitas menggunakan rasio skewness dan kurtosis telihat bahwa rasio skewness 0,6300,427
= 1,475; sedangkan rasio kurtosis -0,9120,833 = -1,094. Kedua rasio skewness dan kurtosis sama-sama berada diantara -2 hingga +2 . Maka dari kedua metode yang
digunakan diatas diambil kesimpulan bahwa distribusi data bank Muamalat Indonesia normal karna semua kriteria yang menunjukkan jika data berdistribusi normal telah
terpenuhi.
60
b. Bank Syariah Mandiri 1 Dependent Variabel Profitabilitas
Gambar 4.3 Uji Normalitas P-Plot Bank Syariah Mandiri Y = Profitabilitas
Tabel 4.6 Uji Skewness dan Kurtosis Bank Syariah Mandiri Y = Profitabilitas
Descriptive Statistics
N Skewness
Kurtosis Statistic
Statistic Std. Error
Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 30
-.834 .427
.208 .833
Valid N listwise 30
Berdasarkan gambar 4.3 diatas hasil pengujian menggunakan P-Plot bahwa titik-titik mendekati garis diagonal yang menandakan bahwa data bank Syariah
Mandiri berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan tabel 4.6 uji normalitas menggunakan rasio skewness dan kurtosis telihat bahwa rasio skewness -0,8340,427
61
= -1,953; sedangkan rasio kurtosis 0,2080,833 = 0,249. Kedua rasio skewness dan kurtosis sama-sama berada diantara -2 hingga +2 . Maka dari kedua metode yang
digunakan diatas diambil kesimpulan bahwa distribusi data bank Syariah Mandiri normal karna semua kriteria yang menunjukkan jika data berdistribusi normal telah
terpenuhi. 2 Dependent Variabel Likuiditas
Gambar 4.4 Uji Normalitas P-Plot Bank Syariah Mandiri Y = Likuiditas
Tabel 4.7 Uji Skewness dan Kurtosis Bank Syariah Mandiri Y = Likuiditas
Descriptive Statistics
N Skewness
Kurtosis Statistic
Statistic Std. Error
Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 30
.540 .427
.858 .833
Valid N listwise 30
62
Berdasarkan gambar 4.4 diatas hasil pengujian menggunakan P-Plot bahwa titik-titik mendekati garis diagonal yang menandakan bahwa data bank Syariah
Mandiri berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan tabel 4.7 uji normalitas menggunakan rasio skewness dan kurtosis telihat bahwa rasio skewness 0,5400,427
= 1,264; sedangkan rasio kurtosis 0,8580,833 = 1,030. Kedua rasio skewness dan kurtosis sama-sama berada diantara -2 hingga +2 . Maka dari kedua metode yang
digunakan diatas diambil kesimpulan bahwa distribusi data bank Syariah Mandiri normal karna semua kriteria yang menunjukkan jika data berdistribusi normal telah
terpenuhi.
63
c. Bank Mega Syariah 1 Dependent Variabel Profitabilitas
Gambar 4.5 Uji Normalitas P-Plot Bank Mega Syariah Y = Profitabilitas
Tabel 4.8 Uji Skewness dan Kurtosis Bank Mega Syariah Y= Profitabilitas
Descriptive Statistics
N Skewness
Kurtosis Statistic
Statistic Std. Error
Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 30
-.273 .427
-.540 .833
Valid N listwise 30
Berdasarkan gambar 4.5 diatas hasil pengujian menggunakan P-Plot bahwa titik-titik mendekati garis diagonal yang menandakan bahwa data bank Mega Syariah
berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan tabel 4.8 uji normalitas menggunakan
64
rasio skewness dan kurtosis telihat bahwa rasio skewness -0,2730,427 = -0,639; sedangkan rasio kurtosis -0.5400,833 = -0.648. Kedua rasio skewness dan kurtosis
sama-sama berada diantara -2 hingga +2 . Maka dari kedua metode yang digunakan diatas diambil kesimpulan bahwa distribusi data bank Mega Syariah normal karna
semua kriteria yang menunjukkan jika data berdistribusi normal telah terpenuhi. 2 Dependent Variabel Likuiditas
Gambar 4.6 Uji Normalitas P-Plot Bank Mega Syariah Y = Likuiditas
Tabel 4.9 Uji Skewness dan Kurtosis Bank Mega Syariah Y= Likuiditas
Descriptive Statistics
N Skewness
Kurtosis Statistic
Statistic Std. Error
Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 30
0.321 .427
1.073 .833
Valid N listwise 30
65
Berdasarkan gambar 4.6 diatas hasil pengujian menggunakan P-Plot bahwa titik-titik mendekati garis diagonal yang menandakan bahwa data bank Mega Syariah
berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan tabel 4.9 uji normalitas menggunakan rasio skewness dan kurtosis telihat bahwa rasio skewness 0,3210,427 = 0,751;
sedangkan rasio kurtosis 1,0730,833 = 1.288 . Kedua rasio skewness dan kurtosis sama-sama berada diantara -2 hingga +2 . Maka dari kedua metode yang digunakan
diatas diambil kesimpulan bahwa distribusi data bank Mega Syariah normal karna semua kriteria yang menunjukkan jika data berdistribusi normal telah terpenuhi.
2. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan apabila variance tidak konstan atau berubah ubah disebut juga
heterokedastisitas. Metode yang digunakan untuk menguji adanya heterokedasatisitas adalah dengan melihat scatterplot. Jika terdapat pola tertentu bergelombang, melebar,
dan menyempit pada scatterplot maka model dinyatakan terkena heterokedastisitas.
66
a. Bank Muamalat Indonesia 1 Dependent Variabel Profitabilitas
Gambar 4.7 Uji Heterokedastisitas Bank Muamalat Indonesia Y = Profitabilitas
Berdasarkan gambar 4.7 diats terlihat bahwa tidak ada pola tertentu bergelombang, melebar, dan menyempit yang terbentuk pada scatterplot. Maka
dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada data bank Muamalat Indonesia.
67
2 Dependent Variabel Likuiditas
Gambar 4.8 Uji Heterokedastisitas Bank Muamalat Indonesia Y = Likuiditas
Berdasarkan gambar 4.8 diats terlihat bahwa tidak ada pola tertentu bergelombang, melebar, dan menyempit yang terbentuk pada scatterplot. Maka
dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada data bank Muamalat Indonesia
68
b. Bank Syariah Mandiri 1 Depedent Varabel Profitabilitas
Gambar 4.9 Uji Heterokedastisitas Bank Syariah Mandiri Y = Profitabilitas
Berdasarkan gambar 4.9 diats terlihat bahwa tidak ada pola tertentu bergelombang, melebar, dan menyempit yang terbentuk pada scatterplot. Maka
dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada data bank Syariah Madiri.
69
2 Dependent Variabel Likuiditas
Gambar 4.10 Uji Heterokedastisitas Bank Syariah Mandiri Y = Likuiditas
Berdasarkan gambar 4.10 diats terlihat bahwa tidak ada pola tertentu bergelombang, melebar, dan menyempit yang terbentuk pada scatterplot. Maka
dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada data bank Syariah Madiri.
70
c. Bank Mega Syariah 1 Dependent Variabel Profitabilitas
Gambar 4.11 Uji Heterokedastisitas Bank Mega Syariah Y = Profitabilitas
Berdasarkan gambar 4.11 diats terlihat bahwa tidak ada pola tertentu bergelombang, melebar, dan menyempit yang terbentuk pada scatterplot. Maka
dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada data bank Mega Syariah.
71
2 Dependent Variabel Likuiditas
Gambar 4.12 Uji Heterokedastisitas Bank Mega Syariah Y = Likuiditas
Berdasarkan gambar 4.12 diats terlihat bahwa tidak ada pola tertentu bergelombang, melebar, dan menyempit yang terbentuk pada scatterplot. Maka
dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada data bank Mega Syariah.
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas variabel independen. Untuk melihat
ada tidaknya multikolinearitas dalam regresi adalah dengan melihat Tolerance dan Variance Inflation Factor. Apabila tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai
Tolerance kurang dari 0,10 atau VIF lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak ada
72
multikolonieritas antara variabel bebas dalam regresi. Berikut ini hasil uji multikolinearitas pada tiga sampel penelitian.
a. Bank Muamalat Indonesia 1 Dependent Varibel Profitabilitas
Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas Bank Muamalat Inonesia Y=Profitabilitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Likuiditas
.878 1.139
Permodalan .761
1.315 Efisiensi
.832 1.202
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, menunjukkan bahwa nilai likuiditas quick ratio permodalan CAR, dan Efisiensi BOPO di bank Muamalat Indonesia sebagai
variabel independen memiliki nilai Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak ada
multikolinearitas dalam model regresi.
73
2 Dependent Vairabel Likuiditas
Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas Bank Muamalat Inonesia Y=Likuiditas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Permodalan
.592 1.688
Pembiayaan Bermasalah .624
1.602 Efisiensi
.581 1.720
a. Dependent Variable: Likuiditas
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, menunjukkan bahwa nilai permodalan CAR, pembiayaan bermasalah NPF dan Efisiensi BOPO di bank Muamalat Indonesia
sebagai variabel independen memiliki nilai Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak ada
multikolinearitas dalam model regresi. b. Bank Syariah Mandiri
1 Dependent Variabel Profitabilitas
Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas Bank Syariah Mandiri Y=Profitabilitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Likuiditas
.863 1.158
Permodalan .956
1.046 Efisiensi
.899 1.113
a. Dependent Variable: Profitabilitas
74
Berdasarkan tabel 4.12 diatas, menunjukkan bahwa nilai likuiditas quick ratio permodalan CAR, dan Efisiensi BOPO di bank Syariah Mandiri sebagai
variabel independen memiliki nilai Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak ada
multikolinearitas dalam model regresi. 2 Dependent Variabel Likuiditas
Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas Bank Syariah Mandiri Y=Likuiditas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Permodalan
.995 1.005
Pembiayaan Bermasalah .750
1.333 Efisiensi
.746 1.340
a. Dependent Variable: Likuiditas
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, menunjukkan bahwa nilai permodalan CAR, pembiayaan bermasalah NPF dan Efisiensi BOPO di bank Syariah Mandiri sebagai
variabel independen memiliki nilai Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak ada
multikolinearitas dalam model regresi.
75
c. Bank Mega Syariah 1 Dependent Variabel Profitabilitas
Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas Bank Mega Syariah Y=Profitabilitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Likuiditas
.910 1.099
Permodalan .485
2.063 Efisiensi
.518 1.931
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.14 diatas, menunjukkan bahwa nilai likuiditas quick ratio permodalan CAR dan Efisiensi BOPO di bank Mega Syariah sebagai
variabel independen memiliki nilai Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak ada
multikolinearitas dalam model regresi. 2 Dependent Variabel Likuiditas
Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas Bank Mega Syariah Y=Profitabilitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Permodalan
.519 1.925
Pembiayaan Bermasalah .997
1.003 Efisiensi
.520 1.922
a. Dependent Variable: Likuiditas
76
Berdasarkan tabel 4.15 diatas, menunjukkan bahwa nilai permodalan CAR, pembiayaan bermasalah NPF dan Efisiensi BOPO di bank Mega Syariah sebagai
variabel independen memiliki nilai Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak ada
multikolinearitas dalam model regresi.
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi pada model regresi adalah korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu saling berkorelasi. Untuk mengetahui adanya
autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson Uji DW dengan ketentuan sebagai berikut:
1
Tabel 4.16 Uji Durbin Watson
1
Santoso, Buku Latihan Statistik Parametrik, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000, h. 53
77
Berikut ini hasil uji DW pada dua model penelitian dan tiga sampel penelitian dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498
a. Bank Muamalat Indonesia 1 Devendent Variabel Profitabilitas
Tabel 4.17 Uji Durbin Watson Bank Muamalat Indonesia Y=Profitabilitas
Model Summary
b
Mode l
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
.953
a
.908 .899
.26662 1.547
a. Predictors: Constant, Efisiensi, Likuiditas, Permodalan b. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.17 diatas maka terdapat nilai Durbin Watson senilai 1,547. Dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498 maka DW berada antara dl sampai dengan
du yang artinya tidak ada autokorelasi positif . 2 Dependent Variabel Likuiditas
Tabel 4.18 Uji Durbin Watson Bank Muamalat Indonesia Y=Likuiditas
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .557
a
.310 .230
8.79780 1.514
a. Predictors: Constant, Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan b. Dependent Variable: Likuiditas
78
Berdasarkan tabel 4.18 diatas maka terdapat nilai Durbin Watson senilai 1,514. Dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498 maka DW berada antara dl sampai dengan
du yang artinya tidak ada autokorelasi positif . b. Bank Syairah Mandiri
a. Dependent Variabel Profitabilitas
Tabel 4.19 Uji Durbin Watson Bank Syariah Mandiri Y=Profitabilitas
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .710
a
.504 .447
.43855 1.275
a. Predictors: Constant, Efisiensi, Permodalan, Likuiditas b. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.19 diatas maka terdapat nilai Durbin Watson senilai 1,275. Dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498 maka DW berada antara dl sampai dengan
du yang artinya tidak ada autokorelasi positif b. Dependent Variabel Likuiditas
Tabel 4.20 Uji Durbin Watson Bank Syariah Mandiri Y=Likuiditas
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .489
a
.239 .151
6.21335 1.821
a. Predictors: Constant, Efisiensi, Permodalan, Pembiayaan Bermasalah b. Dependent Variable: Likuiditas
79
Berdasarkan tabel 4.20 diatas maka terdapat nilai Durbin Watson senilai 1,821. Dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498 maka DW berada antara du sampai dengan
4-du yang artinya tidak ada autokorelasi positif dan negatif. c. .Bank Mega Syariah
1 Dependent Variabel Profitabilitas
Tabel 4.21 Uji Durbin Watson Bank Mega Syariah Y=Profitabilitas
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .974
a
.948 .942
.31871 1.456
a. Predictors: Constant, Efisiensi, Likuiditas, Permodalan b. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.21 diatas maka terdapat nilai Durbin Watson senilai 1,456. Dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498 maka DW berada antara dl sampai dengan
du yang artinya tidak ada autokorelasi positif. 2 Dependent Variabel Likuiditas
Tabel 4.22 Uji Durbin Watson Bank Mega Syariah Y=Likuiditas
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .373
a
.139 .040
11.48751 1.061
a. Predictors: Constant, Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan b. Dependent Variable: Likuiditas
80
Berdasarkan tabel 4.22 diatas maka terdapat nilai Durbin Watson senilai 1,061. Dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498 maka DW berada anatara 0 sampai dengan
dl yang artinya tidak ada autokorelasi positif.
C. Uji Signifikansi
1. Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel
dependen. Pengujian
dilakukan dengan
membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel dan melihat tingkat signifikansi. Jika nilai F-hitung F-tabel, dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 berarti
bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
a. Bank Muamalat Indonesia 1 Dependent Variabel Profitbilitas
Tabel 4.23 Uji F Bank Muamalat Indonesia Y = Profitabilitas
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
15.724 3
5.241 127.983
.000
b
Residual 1.065
26 .041
Total 16.789
29 a. Dependent Variable: Profitabilitas
b. Predictors: Constant, Efisiensi, Likuiditas, Permodalan
81
Berdasarkan tabel 4.23 diatas diperoleh hasil bahwa nilai F-hitung 127,983 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karna nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel
127,983 2,96 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5, maka variabel independen secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel
dependen. Artinya variabel likuiditas quick ratio permodalan CAR dan Efisiensi BOPO secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA.
2 Dependent Variebel Likuiditas
Tabel 4.24 Uji F Bank Muamalat Indonesia Y = Likuiditas
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
903.285 3
301.095 3.890
.020
b
Residual 2012.432
26 77.401
Total 2915.717
29 a. Dependent Variable: Likuiditas
b. Predictors: Constant, Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan
. Berdasarkan tabel 4.24 diatas diperoleh nilai F-hitung 3,890 dengan tingkat signifikansi 0,020. Karna nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel 3,890 2,96 dan
tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5, maka variabel independen secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Artinya
variabel permodalan CAR, pembiayaan bermasalah NPF dan Efisiensi BOPO secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap likuiditas quick ratio.