Hakikat Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

commit to user 12 Siswa tersebut berhadapan dengan bahan yang terdokumentasi. Siswa diharapkan mendapatkan informasi yang konsisten taat asas. Siswa yang mampu lebih cepat berpikir dalam belajar, akan dapat mengoptimalkan kemampuannya dengan mempelajari bahan ajar, sebaliknya siswa yang lambat berpikir dalam belajar, akan dapat mempelajari bahan ajarnya berulang-ulang. Dengan demikian, optimalisasi pelayanan belajar terhadap siswa dapat terjadi dengan bahan ajar. Jadi, keberadaan bahan ajar sekurang-kurangnya menempati tiga posisi penting. Ketiga posisi itu adalah sebagai representasi sajian guru, sebagai sarana pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, standar kompetensi lulusan, dan sebagai pengoptimalan pelayanan terhadap peserta didik. Dari penjelasan diatas mengenai keberadaan bahan ajar yang saat penting, maka harus dipahami lebih jauh mengenai pengembangan bahan ajar. Berikut ini penjelasan mengenai pengembangan bahan ajar :

a. Hakikat Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

PKn 1 Pengertian Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan PKn Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guruinstruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. ”Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis” National Center for Vocational Education Research LtdNational Center for Competency Based Training dalam Depdiknas, 2007:3. Materi yang terdapat dalam bahan ajar diharapkan dapat dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi tersebut merujuk pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dari pengertian diatas agar bahan ajar dapat berfungsi dengan baik maka harus berciri-ciri sebagai berikut: a Menimbulkan minat baca b Ditulis dan dirancang untuk siswa c Menjelaskan tujuan instruksional d Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel commit to user 13 e Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai. f Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih g Mengakomodasi kesulitan siswa h Memberikan rangkuman i Gaya penulisan komunikatif dan semi formal j Kepadatan berdasar kebutuhan siswa k Dikemas untuk proses instruksional l Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa m Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar. Depdiknas, 2007:11 Konsep diatas merupakan konsep bahan ajar secara umum, sedangkan untuk pengembangan bahan ajar pendidikan kewarganegaraan PKn meliputi tiga komponen yang perlu dikembangkan dan diajarkan. Menurut Branson dalam Udin S. Winataputra dan Dasim Budimansyah, 2007:186 tiga komponen Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ”civic knowledge, civic skill, dan civic disposition”. Dari ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Civic Knowledge pengetahuan kewarganegaraan berkaitan dengan kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara. Komponen pertama ini harus diwujudkan dalam bentuk lima hal penting yang secara terus menerus harus diajaukan sebagai sumber belajar atau materi belajar PKn. Lima hal tersebut antara lain : kehidupan kewarganegaraan,politik dan pemerintahan; dasar-dasar sistem politik Indonesia; pengejawantahan tujuan-tujuan, nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi Indonesia; hubungan antara Indonesia dengan negara-negara lain didunia; dan peran warga negara dalam demokrasi di Indonesia. Untuk hal yang pertama, membantu warga negara melakukan pertimbangan-pertimbangan yang matang mengenai hakikat kehidupan kewarganegaraan, politik, dan pemerintahan serta mengapa politik dan pemerintahan itu penting, tujuan-tujuan pemerintahan, karakter-karakter utama pemerintahan terbatas dan tidak terbatas, hakikat dan tujuan konstitusi,dan cara- cara alternatif mengorganisasi pemerintahan konstitusional. Kedua, membantu memahami dasar sejarah dan filsafat dari sistem politik Indonesia, karakter- karakter kahas masyarakat dan kultur Indonesia ; nilai-nilai dan prinsip dasar dalam demokrasi konstitusional. Ketiga, membantu warganegara memahami dan commit to user 14 mengevaluasi pemerintahan terbatas yang didirikan serta penyebaran dan pembagian kekuasaan yang dilakukan. Warganegara memahami dasar-dasar justifikasi sistem pembatasan,penyebaran dan pembagian kekuasaan dan mampu bertanggung jawab memastikan hak-hak individu terlindungi. Keempat, membantu warganegara untuk memahami peran Indonesia di dunia dengan politik luar negerinya dan peran pemerintahnon pemerintah dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. Kelima, membantu warganegara memahami perannya dalam keterlibatan pada kehiduan politik dan civil society sehingga pencapaian tujuan individu dan tujuan publik cenderung seiring dengan partisipasi mereka dalam kehidupan politik dan civil society. Civic Skill kecakapan kewarganegaraan yang meliputi kecakapan inteektual dan kecakapan partisipatoris. Kecakapan intelektual kewarganegaraan merupakan kemampua mendeskripsikan yaitu mendeskripsikan fungsi-fungsi dan proses-proses seperti cheks and balances atau judicial review menunjukkan adanya pemahaman. Melihat dengan jelas dan mendeskripsikan kecenderungan- kecenderungan seprti berpartisipasi dalam kehidupan kewarganegaraan, imigrasi, atau pekerjaan, membantu warga negara untuk selalu menyesuaikan diri degan peristiwa-peristiwa yang sedang aktual dalam pola jangka waktu yang lama. Sedangkan kecakapan partisipatoris merupakan kecakapan yang berupa partisipasi yang bertanggung jawab, efektif, dan ilmiah dalam proses politik dan dalam civil society. Kecakapan partisipatoris sangat penting dikembangkan sejak awal sekolah dan berlanjut selama masa sekolah. Civic Disposition Watak Kewarganegaraan merupakan karakter publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional. Watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan kewarganegaraan, berkembang secara perlahan sebagai akibat dari apa yang telah dipelajari dan dialami oleh sesorang dirumah, disekola, komunitas, dan organisasi-organisasi civil society. Karakter publik dan privat dapat dideskripsikan sebagai berikut : menjadi anggota masyarakat yang independen, memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan di bidang ekonomi dan politik, menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu, commit to user 15 berpartisipasi dalam urrusan-urusan kewarganegaraan secara efektif dan bijakasana, mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat. Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa bahan ajar pendidikan kewarganegraan adalah seperangkat materi PKn yang mengandung civic knowledge, civic skill, dan civic disposition yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungansuasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. 2 Bentuk Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegraan PKn Bentuk bahan ajar Pendidikan Kewarganegraan PKn dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: “bahan ajar cetak, bahan ajar noncetak, bahan ajar display”. Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a Bahan cetak Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi. Contohnya adalah buku teks, modul, handout, dan lembar kerja siswa. Bahan ajar cetak tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan bahan ajar cetak adalah: 1 mudah diperoleh dan dibawa ke mana-mana 2 mudah dipelajari kapan dan di mana pun 3 tidak memerlukan alat khusus untuk menggunakannya 4 pengirimannya relatif mudah dan murah dibanding media lainnya, serta 5 merupakan media yang paling canggih untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan prinsip-prinsip umum serta abstrak dengan menggunakan argumentasi yang logis. Kekurangan bahan ajar cetak adalah: 1 tidak mampu mempresentasikan gerakan 2 pemaparan materi dalam bahan ajar cetak cenderung linier 3 tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan 4 untuk membuat bahan ajar cetak yang bagus, diperlukan biaya yang tidak sedikit commit to user 16 5 membutuhkan kemampuan baca yang tinggi dari pembacanya 6 tidak dapat atau sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahami bagian tertentu dari bahan ajar tersebut 7 sulit untuk memberikan umpan balik untuk pertanyaan-pertanyaan kompleks yang memiliki kemungkinan banyak jawaban. b Bahan noncetak Bahan ajar noncetak adalah bahan ajar yang berisi materi materi tulisan atau gambar yang dapat ditampilkan di dalam kelas dengan menggunakan alat proyeksi. Bahan ajar noncetak dapat dicontohkan seperti: OHT, audio radio, kaset, CD audio, CD interaktif, PH, slide, videofilm, VCD, dan komputer computer Based, Internet. Bahan ajar noncetak tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan bahan ajar noncetak secara umum adalah: 1 dapat menggambarkan gerakan, keterkaitan, dan memberikan dampak terhadap topik yang dibahas 2 dapat dikombinasikan antara gambar dengan gerakan 3 fleksibel dan mudah diadaptasi. Kekurangan bahan ajar noncetak secara umum adalah: 1 pada umumnya membutuhkan alat khusus untuk menggunakannya 2 tidak kompatibel antarjenis yang ada 3 aliran informasi yang disampaikan sangat fixed. c Bahan ajar display Bahan ajar display adalah jenis bahan ajar yang berisi materi tulisan atau gambar yang dapat ditampilkan di dalam kelas, di kelompok kecil atau siswa secara perseorangan tanpa menggunakan alat proyeksi. Bahan ajar display dapat dicontohkan seperti: flipchart, adhesive, chart, poster, peta, foto, realita, gambar, modelmaket. Bahan ajar display tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan bahan ajar display secara umum adalah: 1 dapat diletakkan dengan mudah di kelas atau di ruang-ruang sekolah 2 harganya relatif murah commit to user 17 3 dapat dikembangkan sendiri oleh guru yang memiliki bakat seni dan dapat dikembangkan untuk hampir semua mata pelajaran 4 display yang bagus mampu menarik perhatian siswa, merangsang minat 5 mampu memperjelas arti, dan mampu menyederhanakan informasi yang kompleks. Kekurangan bahan ajar display secara umum adalah: 1 terlalu kecil untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, kecuali yang telah dirancang khusus untuk keperluan itu, serta 2 jenis bahan ajar display merupakan media diam, sehingga tidak cocok untuk mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan gerakan. 3 Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan PKn Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada standar kompetensi. Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan ajar, sampailah kita pada langkah-langkah pemilihan bahan ajar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi pertama-tama mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenis- jenis materi bahan ajar. Langkah ketiga memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi. Terakhir adalah memilih sumber bahan ajar. http:mgmpips.wordpress.com , diakses tanggal 2 Maret 2010 Hal tersebut dapat dijelaskan secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut: commit to user 18 a Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu pencapaiannya. b Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur Reigeluth, 1987 : 2. 1 Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. 2 Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. 3 Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema. 4 Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik. 5 Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan apresisasi, internalisasi, dan penilaian. 6 Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin. c Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar commit to user 19 Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi. Berpijak dari aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis Kognitif fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, psikomotor atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasipenilaian yang berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi kognitif yang berupa fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” mnemonics, sedangkan metode untuk mengajarkan berupa prosedur adalah “demonstrasi”. Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa kognitif, afektif, atau psikomotorik. Setelah melakukan langkah pemilihan bahan ajar diatas, kemudian perlu dilakukan pengembangan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan mendasarkan prinsip-prinsip yang benar dan tepat. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam menentukan bahan ajar yang berupa materi pokok dan uraian materi pokok antara lain : a Prinsip relevansi, yaitu adanya kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai b Prinsip konsistensi, yaitu adanya keajegan antara materi pokok dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi. commit to user 20 c Prinsip adekuasi kecukupan, yaitu adanya kecukupan materi ajar yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Mimin Haryati, 2007:9 Ketiga tersebut dijelaskan lebih lengkap oleh Depdiknas 2006 : 6 sebagai berikut: Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi yang digunakan harus relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan. Tidak hanya merujuk pada satu ranah saja, tentu harus diketahui apakah standar kompetensi tersebut berupa ranah kognitif, afektif atau psikomotor. Jika ranah tersebut kognitif maka perlu perlu diketahui materi yang diberikan harus sesuai atau runtut berdasarkan pada tingkatan materi. Tingkatan materi tersebut harus dimulai dari tingkatan yang paling dasar. Hal tersebut berlaku juga pada ranah afektif dan psikomotor. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sehingga jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam maka yang diberikan harus merujuk pada empat kompetensi dasar tersebut. Materi yang diberikan merujuk pada lingkup masing-masing kompetensi dasar yang ingin dicapai. Jika kompetensi dasar tersebut pada tingkatan dasar maka materi yang diberikan harus mengarah pada tingkatan dasar tersebut, begitu juga kompetensi dasar yang diharapkan pada tingkatan kedua maka materi yang diberikan harus mengarah pada tingkatan kedua. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika commit to user 21 terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya. Jadi materi yang diberikan pada setiap kompetensi dasar harus mencukupi sehingga siswa dapat belajar sesuai sasaran materi sesuai yang ingin dicapai dalam kompetensi dasar. Materi yang diharapkan pada setiap kompetensi dasar yang ingin dicapai harus cukup, misalnya Kompetensi dasar yang ingin dicapai pada kompetensi dasar pada ranah pengetahuan maka materi yang diberikan hanya mengarah pada pengetahuan saja, tidak membahas materi pada tingkatan lain. Ketiga prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan tersebut dijadikan pula sebagai dasar oleh BSNP dalam mengembangkan materi atau bahan ajar yang mengacu kurikulum KTSP. BSNP lebih mengembangkan ke dalam berbagai indikator yang lebih rinci. Adapun indikator-indikator yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul menurut BSNP yaitu : a Kelayakan Isi meliputi : 1 Kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD : a Kelengkapan materi b Keluasan materi c Kedalaman materi 2 Keakuratan Materi : a Keakuratan konsep, prinsip dan model b Keakuratan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar c Keakuratan urutan penguasaan kompetensi 3 Materi Pendukung Pembelajaran : a Aplikasi konsep dilapangan b Penumbuhan Motivasi c Pemecahan Masalah d Kemutakhiran e Pengayaan b Kelayakan Penyajian meliputi 1 Teknik Penyajian : a Sistematika penyajian commit to user 22 b Keruntutan konsep c Kemenarikan penyajian 2 Penyajian Pembelajaran : a Keterpusatan pada peserta didik b Penyajian masalah kontekstual 3 Kelengkapan Penyajian a Bagian Pendahuluan b Bagian Isi c Bagian PenyudahPenutup c Kelayakan Kebahasaan meliputi 1 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik : a Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik b Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosio-emosional peserta didik 2 Penyajian Pembelajaran : a Keterbacaan pesan b Ketepatan tata bahasa, ejaan dan istilah 3 Keruntutan dan Kesatuan Gagasan a Keruntutan dan keterpaduan antar bab b Keruntutan dan keterpaduan antar paragraf

b. Hakikat Evaluasi Pendidikan Kewarganegaraan PKn