Identifikasi Pengukuran Sarang Pelaksanaan Metode CMRR
galian sedalam 15 cm dengan menyisakan 5 cm di atas permukaan tanah. Setelah itu, bagian atas pipa ditutup dengan penutup yang terbuat dari bahan
plastik dan berwarna gelap agar tidak tembus cahaya.
Gambar 9 Stasiun pengamatan
1
b. Penghitungan Individu Rayap Dalam Satu Populsi Kayu umpan pada stasiun pengamatan dibiarkan selama tujuh hari.
Setelah itu kayu yang telah diserang rayap diambil kemudian dipisahkan, dan dihitung jumlahnya, setelah itu rayap dimasukan kedalam termitarium
1
Aris Sugiarto. Skripsi Pendidikan Biologi, Pendugaan Ukuran Koloni Rayap Macrotermes Gilvus Dengan Menggunakan Metode Capture Mark Release Recapture Di Lapangan Golf Sukarame
bandar Lampung, Lampung, 2013, h. 32.
yang telah ditata sedemikian rupa agar menyerupai habitat aslinya,
2
yaitu dengan cara meletakkan tanah yang berasal dari habitat rayap secara merata
ke dasar box berukuran 60 x 30 x 20 cm termitarium yang telah diberi lubang oksigen. Pewarnaan rayap dengan menggunakan kertas tissue yang
telah direndam bahan pewarna nile blue dengan konsentrasi 0.05. Kertas tissue dimasukan kedalam termitarium, setelah itu termitarium kemudian
dimasukan kedalam tanah galian sedalam 40 cm. Kertas tisue tersebut diumpankan kepada rayap selama tiga hari.
3
Rayap yang mendapat perlakuan pewarnaan pertama ini diberi kode K1.
Rayap P1 setelah 3 hari dihitung kembali, kemudian dilepaskan atau dikembalikan ke stasiun pengamatan. Sebelum rayap K1 dilepaskan ke
stasiun, maka peneliti mengambil rayap yang berada di stasiun untuk diberikan perlakuan pewarnaan K2, barulah dilakukan pelepasan rayap
K1 pada stasiun pengamatan. Pada hari ke-3 berikutnya rayap K2 kembali dilepas dan kayu diambil lagi dari stasiun pengamatan dan dihitung
kembali rayap yang tertangkap. Pengambilan dan pelepasan rayap dilakukan sampai tiga kali K3, dan kayu umpan rayap diganti setiap dilakukan
pengambilan rayap pada stasiun pengamatan.
2
Qodiriyah, Tesis Studi Megister Biologi, Agens Pengendalian Hayati Ramah Lingkungan Nematode Entomopatogen Heterorhabditis sp. dan Steinernema sp. Sebagai Pengendali Hama Rayap
Tanah Coptotermes sp. dan Macrotermes sp. di Kabupaten Lumajang. 2015, h 21.
3
Aris sugiarto, Op.Cit. h. 32.
Gambar 10 Box perlakuan Termitarium
A.Plastik penutup, B. Termitarium, C. Sumbu, D. Kotak Air, E. Penyangga
4