5 Pemberian Umpan
Pemberian umpan biasanya dilakukan pada rayap tanah. Sebelum dikendalikan, terlebih dahulu dideteksi keberadaan rayap menggunakan
stasiun pemantauan yang mengandung bilah kayu tanpa insektisida ditempatkan di lahan perkebunan.
50
Ketika rayap yang terdeteksi di stasiun pemantauan, umpan yang mengandung termitisida ditempatkan di stasiun
pengamatan. Termitisida yang dipakai umumnya mengandung bahan yang dapat menghambat sintesis kitin pada rayap.
51
b. Pengendalian Secara Non-Kimia
Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam pengendalian secara non- kimia yaitu: teknik budi daya, sanitasi atau pengendalian secara mekanik dan
teknik pengendalian hayati.
52
1 Teknik Budi Daya
Pengendalian rayap menggunakan teknik budi daya dilakukan sejak persiapan lahan, pengelolahan tanah, pemilihan jenis tanaman. Areal
sekitar tanaman harus bebas dari sisa kayu dan serasah yang bisa menjadi sumber makanan dan sarang rayap. Kelembapan di sekitar areal harus
dijaga melalui teknik irigasi yang tepat. Kelembapan tanah dapat
49
Kurnia W.P, Sulaiman Y, Op. Cit, 32-33.
50
Dodi nandika, Op. Cit, h. 52.
51
Ibid, h. 73.
52
Kurnia W.P, Sulaiman Y, Op. Cit, h. 34.
berpengaruh terhadap aktivitas jelajah rayap. Semakin tinggi kelembapan tanah, tingkat serangan rayap pada tanaman akan semakin ganas.
2 Sanitasi atau Pengendalian Secara Mekanik
Kelimpahan bahan organik seperti kayu, tunggak pohon, dan serasah di sekitar areal tanaman harus dikurangi. Bahan organik tersebut sangat
berpotensi menjadi sumber makanan dan tumbuhnya koloni rayap. Upaya lainnya bisa dilakukan dengan pembongkaran sarang rayap agar musuh
alami rayap bisa masuk ke dalam sarang dan dengan mudah akan memangsa rayap.
3 Pengendalian Hayati
Pengendalian hayati merupakan teknik pengelolahan hama yang dilakukan secara sengaja memanfaatkan atau memanipulasi musuh alami
untuk menurunkan atau mengendalikan hama.
53
Pengendalian hayati dilakukan melalui penggunaan musuh alami rayap predator, patogen, dan
parasit yang mampu mengendalikan kepadatan populasi rayap. Pengendalian hayati mencakup introduksi dan menipulasi musuh
alami baik dengan bantuan manusia biologicl control maupun tanpa bantuan manusia natural control. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan
dalam pengendalian hayai yaitu: mengintroduksi musuh alami rayap, merangsang efek predator atau pathogen dengan cara memodifikasi habitat
atau pelepasan missal, melepas strain tertentu seperti predator yang ganas
53
Kasumbogo Untung, Op. Cit h. 168.
atau pathogen yang virulen. Pengendalian hayati juga perna dilakukan menggunakan Nematode Entomopatogen NEP. NEP ini membunu rayap
dengan batuan bakteri yang diproleh dari simbiosis mutualistik yang dibawa dalam saluran pencernaan. NEP memparasit rayap dengan dua cara
yaitu penetrasi secara langsung melalui Kutikula dan melalui lubang alami rayap seperti mulut, dan anus.
54
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Al Fazairi dan Ahlam yang menggunkan virus Polyhedrosis nuclead hasil isolasi dari ulat
daun kapas Spodoptera littolis ternyata mampu menginfaksi rayap. Diharapkan penggunaan virus untuk mengendalikan rayap bisa menjadi
alternatif pengendalian yang rama lingkungan. Namun, teknik ini sering menemui kendala. Beberapa kendala tersebut adalah terhambatnya upaya
perbanyakan patogen, sulit mempertahankan virulensi pathogen di lapangan, efektifitas infeksi kepada rayap, dan metode aplikasi yang belum
tepat.
F. Termitisida
Sejak adanya larangan mengunakan bahan kimia pada tahun 1980 karena masalah lingkungan, telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menemukan
bahan aktif untuk pengendalian hama serangga secara jangka panjang dan membunuh dengan cepat serta aman bagi manusia, hewan dan lingkungan. Berikut ini beberapa
54
Dodi Nandika, Op. Cit. h.72.