Sampel Penelitian Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dari uraian di atas jelaslah alasan mengapa peneliti memilih dua sekolah tersebut sebagai tempat penelitian. Ini dimaksudkan agar peneliti dapat melakukan penelitian yang baik dan maksimal, jika lokasi kedua sekolah tersebut tidak sulit untuk dijangkau.

C. Sampel Penelitian

Agar PBL dalam pembelajaran IPS dapat diterapkan dengan baik maka yang menjadi subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswayang mempunyai kemampuan beragam dalam mempelajari, memahami suatu permasalahan IPS serta dapat mengungkapkannya kembali, baik lisan maupun tulisan. Arikunto 2006:131 menjelaskan Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Gebangmekar dan SDN 3 Gebangmekar. Pemilihan siswa ini dilakukan sistem Simple Random Sampling Sugiono, 2013: 120 yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak dan karena alasan sebagai berikut. Pertama, peneliti mengambil kedua sekolah tersebut dikarenakan tidak mungkin peneliti mengambil satu sekolah yang hanya berjumlah 22 orang. Kedua, kemampuan pemahaman pembelajaran IPS siswa kedua SD ini relatif masih rendah. Ketiga, motivasi belajar siswa yang masih kurang tinggi yang terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung. Keempat, IPS merupakan mata pelajaran yang dianggap membosankan oleh para siswa. Kebanyakan siswa memandang IPS sebagai mata pelajaran yang menjenuhkan dan membuat siswacepat lelah karena cenderung hanya mencatat materinya saja.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diamati dari apa yang didefinisikan. Definisi operasional dalam penelitian sangat bermanfaat terutama dalam mendeskripsikan variabel-variabel yang akan diteliti. Penelitian ini melibatkan dua variabel yakni variabel bebas dan variabel terikat yakni: a Variabel Independenbebas, merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat. Variabel independen dalam penilitian ini adalah pembelajaran Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Problem Based Learning. b Variabel Dependenterikat, variabel dependenterikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan hasil belajar. Untuk memperjelas dan menghindari kesalahan pahaman dalam penafsiran istilah yang digunakan dalam pokok masalah di atas, maka perlu dikemukakan definisi operasionalnya sebagai penjelas dari variabel-variabel yang akan diteliti yakni. 1. Pembelajaran Problem Based Learning Pembelajaran Problem Based Learning PBL merupakan model pembelajaran dengan metode pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Ibrahim dan Nur 2002:7 menjelaskan bahwa PBL merupakan pembelajaran yang membantu siswamengembangkan kemampuan berfikir dan pemecahan masalah, belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata. Selain itu PBL dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan masalah. Kegiatan lain dari PBL adalah melibatkan siswa dalam investigasi terhadap situasi masalah sehingga memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dari situasi masalah dan membangun pemahamannya tentang fenomena masalah tersebut. Barrows dan Kelson Amir, 2010: 21 mengutarakan bahwa pembelajaran Problem Based Learning adalah kurikulum dan merupakan proses pembelajaran. Dalam kurikulum, dirancang dengan masalah-masalah yang menuntut para siswamendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki metode belajar sendiri serta memiliki kecakapan partisipasi dalam pembelajaran. Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Selanjutnya Dutch Suwarna 2007: 188 menyatakan bahwa PBL sebagai metode instruksional yang menantang siswa untuk “belajar bagimana belajar” learn how to learn, dan bekerjasama dengan teman lainnya untuk mencari solusi masalah yang dihadapi. Masalah tersebut digunakan untuk menimbulkan rasa keingintahuan serta memotivasi siswaberpikir kritis dan analisis, bagaimana mereka berlatih menemukan dan menggunakan sumber-sumber belajar yang layak. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan yang dimaksud dengan PBL adalah pembelajaran yang membuat siswadapat memahami konsep dan prinsip dari suatu materi yang dimulai dari pemberian masalah untuk bekerja dan belajar terhadap situasi atau masalah yang diberikan. Melalui PBL siswamembangun konsep atau prinsip dengan kemampuannya sendiri yang mengintegrasikan keterampilan dengan pengetahuan yang sudah dipahami sebelumnya. Secara operasional, yang dimaksud PBL dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran IPS dengan materi mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya untuk dapat memecahkan masalah-masalah secara bekerjsama melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1 mengorganisasikan siswaterhadap masalah, 2 mengorganisasikan siswauntuk belajar 3 membantu penyelidikan mandiri dan kelompok 4 mengembangkan dan mempersentasikan hasil kerja siswa6 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dengan demikian, PBL memiliki gagasan terhadap pencapaian hasil yang maksimal jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan autentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Cara tersebut bertujuan agar siswamemiliki pengalaman sebagaimana nantinya mereka menghadapi kehidupan yang sesungguhnya dan profesional. 2. Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak mental yang ada di dalam dan di luar diri individu untuk menggerakkan tingkah laku serta merangsang kondisi untuk belajar yang berupa minat, perhatian serta disiplin Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk belajar terhadap materi serta usaha untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Usman 2001: 28 menjelaskan bahwa motivasi adalah proses yang meningkatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Siswa yang termotivasi belajar akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi tersebut, sehingga siswa akan menyerap dan memahami materi itu dengan baik. Motivasi belajar pada penelitian ini mengacu pada psikologi positif, yang cocok dilaksanakan pada siswa untuk meningkatkan rasa semangat, menggairahkan peserta didik, memberikan harapan jika apa yang mereka lakukan itu pasti bisa, dan dapat mengarahkan perilaku siswadalam kegiatan belajar. Sejalan dengan fungsi atau manfaat dari motivasi belajar yaitu sebagaimana dinyatakan oleh Uno 2008: 17 bahwa motivasi belajar memiliki fungsi: a mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan, b menentukan arah tujuan yang hendak dicapai, c menentukan perbuatan yang harus dilakukan. Berdasarkan pendapat di atas, fungsi motivasi dalam belajar antara lain adalah untuk mendorong, menggerakan dan mengarahkan aktivitas-aktivitas siswadalam belajar sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar, tidak mungkin melakukan aktifitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya karena segala yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya, dengan hal tersebut seseorang akan melakukan suatu usaha yang sungguh-sungguh jika mereka merasa menarik dan butuh. Secara operasional, motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dorongan untuk meningkatkan aktifitas siswa yang ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku berupa: a perhatian meliputi aspek rasa ingin tahu, rangsangan dan pemusatan perhatian siswa, b relevansi meliputi aspek Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu hubungan dengan kebutuhan dan kondisi siswa, c kepercayaan diri meliputi aspek kompetensi diri dan interaksi positif dengan lingkungan sekitar siswa, dan d kepuasaan meliputi aspek rasa puas dan bangga terhadap keberhasilan yang dicapai belajar siswa dalam IPS yang meliputi materi mengenal aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya, penilaian ini dilakukan dengan angket motivasi. 3. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana 2009: 3 mendefinisikan hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono 2006: 3-4 juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil perubahan dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Bloom Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27 menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut: a Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode. b Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. c Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip. d Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. e Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program. f Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, definisi hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan psikomotorik. Tidak bisa dipungkiri bahwa dari ketiga aspek tersebut mempunyai peran dan pengaruh yang sangat signifikan terhadap alat pengontrol atau pengatur diri khususnya dalam dunia pendidikan. Tetapi dalam penelitian ini mengkhususkan aspek kognitif karena kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental otak. Kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Konsep kognitif di atas sangat sesuai jika dikaitkan dengan PBL yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dari beberapa definisi di atas dan berdasarkan kesimpulan peneliti, dapat disimpulkan bahwa definisi operasional hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa oleh aspek kognitif pada level pengetahuan, pemahaman, dan penerepan dalam IPS yang meliputi materi mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya yang dilakukan dengan menjawab soal-soal berupa pilihan ganda yang telah dibuat oleh guru berupa tes tertulis pilihan ganda.

E. Prosedur penelitian

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA “FOTOSINTESIS TUMBUHAN HIJAU” MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KELAS V SDN LABUHAN IV SRESEH SAMPANG

0 6 33

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN KELAS V SDN MOJOLANGU 5 MALANG

0 6 26

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 4 56

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SDN 3 SINDANGSARI TANJUNGBINTANG TAHUN 2009/2010

0 8 10

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SDN 2 TEMPELREJO KEDONDONG PESAWARAN

0 2 48

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 BOGOREJO GEDONGTATAAN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2013/2014

0 5 50

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK SISWA KELAS IV SDN 2 BAKALAN KRAPYAK TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 24

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN HAPMATCH (PROBBLEMATCH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SDN MADYOGONDO 02

0 1 14

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS 4 SDN PRINGAPUS KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 14