Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1 Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk membekali warga negara agar menjadi warga negara yang memiliki kecerdasan dan kepribadian yang baik. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu, mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Implementasi tujuan pendidikan di atas tentang sistem pendidikan nasional akan terlaksana dalam proses pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, yang dalam pelaksanaanya dapat dilakukan melalui proses belajar mengajar yang dilakukan oleh para pendidik, melalui proses belajar mengajar berupa pemberian materi-materi yang terbagi dalam berbagai mata pelajaran yang sudah ditetapkan dalam kurikulum, Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, jurusan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas, a kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, b kelompok mata pelajaran kewarganegraan dan kepribadian, c kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, d kelompok mata pelajaran estetika, Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Berdasarkan standar pendidikan nasional di atas dalam kurikulum tersebut membagi kedalam beberapa kelompok mata pelajaran. Dalam konteks formalnya ruang lingkup pendidikan di Indonesia terdiri dari mata pelajaran yang mencakup Pendidikan Agama Islam PAI, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan sebagainya. Kesemua mata pelajaran tersebut tentunya memiliki perannya masing-masing dalam pendidikan. Seperti halnya mata pelajaran IPS merupakan bidang pengetahuan yang digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Fokus kajian utama pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah interaksi di dalam masyarakat atau dilingkungannya dalam mengkaji hubungan antara manusia dalam berbagai dimensi kehidupannya. Pendidikan IPS memegang peranan penting dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini karena mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang baik, demokratis, serta bertanggungjawab, sebagaimana yang menjadi tujuan pendidikan IPS. Oleh karena itu, pendidikan IPS juga harus mempersiapkan kompetensi sosial bagi para peserta didik, Gunawan 2011: 22 mengemukakan bahwa: a. Tentang kesadaran diri; sebagai mahluk tuhan, eksistensi, potensi dan jati diri sebagai warga dari sebuah bangsa yang berbudaya dan bermartabat sederajat dengan bangsa lain di dunia tidak lebih rendah dari negara lain b. Tentang kecakapan berfikir seperti kecakapan; berfikir kritis, menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah. c. Tentang kecakapan akademik tentang ilmu-ilmu sosial, seperti kemampuan memahami fakta, konsep dan generalisasi tentang sistem sosial budaya, lingkungan hidup, perilaku ekonomi dan kesejahteraan, serta tentang waktu dan keberlanjutan perubahan yang terjadi di dunia. d. Mengembangkan social skiils, dengan maksud supaya pada masa datang kita tidak hanya menjadi objek penguasaan globalisasi belaka. Ketarampilan sosial yang perlu dimiliki peserta didik adalah keterampilan memperoleh informasi, berkomunikasi, pengendalian diri, bekerja sama, menggunakan angka, memecahkan masalah, serta keterampilan dalam membuat keputusan. Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pembelajaran IPS di sekolah dasar merupakan program pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap konsep-konsep pelajaran IPS, dan tentunya mampu mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Pembelajaran IPS hendaknya harus dikaitkan dengan realitas kehidupan dekat dengan alam pikiran peserta didik dan relevan dengan masyarakat agar mempunyai nilai manusiawi. Jika pikiran peserta didik tidak relevan dengan apa yang didengarnya maka ada sesuatu yang kurang menarik bagi peserta didik tersebut. Maka apa yang dilihat haruslah sesuai dengan persepsi yang dimiliki oleh peserta didik. Permasalahan yang mendesak untuk mendapat perhatian dari para guru. Beberapa faktor yang menjadi penyebab permasalahan rendahnya hasil belajar IPS tersebut antara lain: latar belakang timbulnya belajar, jenis dan bentuk-bentuk belajar, faktor yang mempengaruhi perbuatan belajar, transfer dalam belajar sehingga sangat menentukan keberhasilan dalam proses perbuatan belajar. Selain itu ada aspek lain yang sangat penting dalam rendahnya hasil belajar IPS peserta didik yaitu, seperti kematangan individu peserta didik yang belum cukup, lingkungan keluarga yang tidak mendukung, lingkungan sekolah yang tidak kondusif, lingkungan masyarakat kurang mendukung, kurang adanya metode belajar yang up to date dan kurang tersedianya alat-alat belajarmedia belajar. Pembelajaran kurang berorientasi pada tujuan yang semestinya dicapai, sehingga target kompetensi dan pengetahuan belum terwujud pada setiap akhir pembelajaran, serta menyebabkan hasil belajar peserta didik rendah. Faktor lain yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas hasil pembelajaran IPS dan menjadi penyebab umum rendahnya hasil belajar IPS adalah: 1 pembelajaran IPS bersifat teoritis terpisah dari kehidupanya nyata Suharkat, 2011:1 peserta didik hanya diperkenalkan dengan konsep-konsep abstrak yang tidak berhubungan Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu langsung dengan pengalaman 2 siswa pasif dalam pembelajaran tidak diberi kesempatan untuk menemukan konsep sendiri, berfikir kritis, penemuan dan memecahkan masalah. Perubahan dibidang pendidikan melalui pengembangan metode atau metode pembelajaran akan sangat bermanfaat dalam kehidupan era global. Hal ini sangat penting karena potensi guru dan peserta didik agar dapat berkembang secara optimal, yaitu memandirikan atau memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan kondisi lingkungan. Memandirikan atau memberdayakan sekolah berupa pengembangan potensi guru dalam kegiatan belajar mengajar, sedangkan sesuai kondisi lingkungan adalah pemanfaatan lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat sebagai sumber belajar. Kenyataannya masih ditemukan adanya penggunaan metode dalam proses belajar mengajar yang secara konvensional pada kegiatan pembelajaran. Langkah yang perlu diambil oleh guru yaitu dengan melakukan pengembangan metode- metodepembelajaran yang mampu mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Pendidikan IPS Sebagai sebagian dari pendidikan secara umum memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Secara khusus pendidikan IPS turut serta berperan dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang berfikir kritis, kreatif, logis, berinisiatif dalam menanggapai gejala dan masalah-masalah sosial yang ada. Sapriya, 2008 menjelaskan bahwa pembelajaran yang menerapkan metode-metode yang inovatif mulai diterapkan diberbagai sekolah-sekolah termasuk sekolah dasar. Salah satu penerapan yang perlu dilakukan adalah pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS. Sebab kelemahan dan permasalahan yang sering muncul dan sering terjadi dan dirasakan oleh guru yaitu bahwa IPS masih dianggap sebagai pelajaran yang monoton, membosankan, menuntut hafalan yang tidak sedikit. Pembelajaran IPS sering dianggap 1 ”second class” setelah IPA, 2 IPS tidak memerlukan kemampuan yang tinggi dan cenderung lebih santai dalam belajar; 3 IPS sering kali dianggap jurusan yang tidak dapat menjamin masa depan dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu prestisius dimasyarakat. Hal tersebut terjadi karena pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang lebih berpusat pada guru. Aktivitas peserta didik sebagian besar hanyalah mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Kelemahan lain adalah bahwa materi yang diajarkan sudah tidak up to date lagi atau tidak sesuai lagi dengan realita kehidupan masyarakat. Padahal pembelajaran IPS merupakan bidang studi yang diharapkan akan memberikan makna yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai manusia. Permasalahan pembelajaran tersebut akan berdampak pada kurangnya minat dan motivasi peserta didik untuk belajar sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna. Dampak dari semua itu adalah hasil belajar peserta didik yang kurang optimal. Dalam Sapriya 2008:10 menyatakan bahwa: IPS pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan knowledge, keterampilan skills, sikap dan nilai attitudes and values yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Pendidikan IPS lahir dari keinginan para pakar pendidikan untuk membekali para peserta didik agar nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani kompleksitas kehidupan di masyarakat yang sering kali berkembang secara tidak terduga merupakan bidang studi yang mempelajari manusia dan dunianya. Perkembangan seperti itu dapat membawa berbagai dampak yang luas terhadap kehidupan manusia, maka lahir masalah yang seringkali disebut masalah sosial. Peserta didik perlu menyadari tantangan-tantangan menghadapi gejala-gejala yang seperti itu. Pada dasarnya, IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya. Pokok kajian IPS ialah tentang hubungan antar manusia, sedangkan latar telaahnya adalah kehidupan nyata manusia. Perlu disadari bahwa, sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa SD belum mampu memahami keluasan dan kedalaman masalah-masalah sosial secara utuh. Akan tetapi mereka dapat Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diperkenalkan kepada masalah-masalah tersebut. Melalui pengajaran IPS mereka dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya. Selanjutnya mereka kelak diharapkan mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah masalah sosial yang dihadapinya. Dari uraian di atas, secara umum pembelajaran IPS akan melibatkan peserta didik dengan lingkungan disekitarnya dengan menumbuh kembangkan kesadaran dan kepekaan tentang gejala dan masalah sosial untuk masa yang akan datang. Kepekaan yang perlu ditingkatkan pada abad ke-21 ini antara lain: a berpikir kritis dan pemecehan masalah, b komunikasi dan kolaborasi, c kreatif dan inovatif, d kemelekan informasi, e kemelekan media, f fleksibilitas dan adaptasi, g interaksi sosial, h produktif dan jiwa kepemimpinan. Oleh karena itu, peserta didik perlu dipersiapkan untuk mengenal, memahami, dan mampu menyelesaikan masalah dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya. Salah satu cara sebagai langkah strategis yang perlu diambil oleh guru untuk dapat menciptakan sumber daya manusia berkualitas adalah dengan menggunakan beberapa metode dan model pembelajaran. Dalam hal ini metode pembelajaran yang sesuai dalam mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut dengan menggunakan metode Problem Based Learning. Metode pembelajaran ini berangkat dari dasar pemikiran “getting better together” yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat. Di dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Menurut Johnson 2007:25 Pembelajaran dengan menggunaka PBL, suasana pembelajaran berlangsung secara terbuka dan demokratis antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik sehingga lebih memungkinkan pengembangan nilai, sikap, moral dan keterampilan peserta didik. Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Disamping itu, iklim pembelajaran yang berkembang akan merangsang dan meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar terutama bagi peserta didik di sekolah dasar. Pembelajaran kontekstual metode Problem Based Learning dalam Pendidikan IPS, merupakan dua sisi yang saling mendukung. Pendidikan IPS menyarankan agar pembelajarannya menggunakan lingkungan masyarakat sebagai tempat atau media dalam menghadirkan materi pembelajaran dengan keadaan yang sesungguhnya pada lingkungan atau masyarakat. Sanjaya 2008:214 menyatakan bahwa pembelajaran Problem Based Learning dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Kita menyadari selama ini kemampuan peserta didik untuk dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru. Akibatnya manakala peserta didik menghadapi masalah, walaupun masalah itu dianggap sepele, banyak peserta didik yang tidak dapat menyelesesaikannya dengan baik. Prof. Howard Barrows dan Kelson dalam Amir 2010: 21, menjelaskan Problem Based Learning PBL adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan metode yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Problem Based Learning dapat menggambarkan suatu suasana pembelajaran yang menggunakan masalah untuk memandu, mengemudikan, menggerakkan, atau mengarahkan pembelajaran. Pembelajaran dalam Problem Based Learning dimulai dengan suatu masalah yang harus diselesaikan, dan masalah tersebut diajukan dengan cara sedemikian hingga para peserta didik memerlukan tambahan pengetahuan baru sebelum mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut. Pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran Problem Based Learning dapat memenuhi kebutuhan pribadi peserta didik, dapat dipakai untuk memecahkan masalah dalam masyarakat, dan dapat meningkatkan wawasan Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu peserta didik tentang konsep-konsep yang diajarkan melalui PBL. Diharapkan dengan adanya pembelajaran dengan Problem Based Learning yang diimplementasikan pada pembelajaran IPS di sekolah dasar, peserta didik akan memiliki persiapan sedini mungkin dalam menghadapi tantangan dimasa depan yang secara kualitatif cenderung meningkat. Upaya untuk mengaktifkan proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan lebih terfokus pada faktor eksternal peserta didik, sedangkan faktor internal siswa kurang mendapat perhatian. Dari pandangan ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar berupa perubahan tingkah laku sebagai variabel tergantung dari pembelajaran, keberadaannya dipengaruhi oleh karakteristik siswa. Sejalan dengan pemikiran ini, tampaknya perubahan tingkah laku berupa hasil belajar sebagai variabel tergantung dari proses pembelajaran keberadaannya sangat dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Hamzah Uno, 2013: 1 mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Pendapat ini mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam proses pembelajaran motivasi sangatlah diperlukan, sebab biasanya seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar tidak akan melakukan aktifitas belajar dengan efektif. Selain itu, dalam proses pembelajaran sangat penting karena motivasi belajar pada dasarnya terkait dengan dorongan untuk berpartisipasi dalam kegiatan atau proses belajar mengajar. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang kuat mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan suatu pertanda, bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Oleh karenanya maka seorang guru hendaknya Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mampu menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar, apabila dalam diri peserta didik terlihat kurang adanya motivasi dalam belajar. Fenomena tentang rendahnya hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPS, selain metode pembelajaran, hasil belajar peserta didik juga dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Dengan memperhatikan asumsi tersebut, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS melalui Prblem Based Learning ” B. Identifikasi Masalah Berdasarakan pemaparan latar belakang diatas , maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terjadi, diantaranya: a Rendahnya hasil belajar dalam pembelajaran IPS yang ditimbulkan oleh beberapa faktor seperti latar belakang timbulnya keinginan untuk belajar, kematangan dan kesiapan siswa dalam proses pembelajaran. b Penggunaan metode-metode yang belum variasi dalam pembelajaran IPS. c Penyampaian materi pembelajaran IPS kurang melibatkan aktifitas siswa dan pengetahuan siswa yang sudah ada sebelumnya. d Motivasi yang rendah ketika beajar IPS

C. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA “FOTOSINTESIS TUMBUHAN HIJAU” MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) KELAS V SDN LABUHAN IV SRESEH SAMPANG

0 6 33

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN KELAS V SDN MOJOLANGU 5 MALANG

0 6 26

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 4 56

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SDN 3 SINDANGSARI TANJUNGBINTANG TAHUN 2009/2010

0 8 10

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SDN 2 TEMPELREJO KEDONDONG PESAWARAN

0 2 48

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 BOGOREJO GEDONGTATAAN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2013/2014

0 5 50

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK SISWA KELAS IV SDN 2 BAKALAN KRAPYAK TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 24

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN HAPMATCH (PROBBLEMATCH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SDN MADYOGONDO 02

0 1 14

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS 4 SDN PRINGAPUS KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 14