Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem
Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dan psikomotorik. Tidak bisa dipungkiri bahwa dari ketiga aspek tersebut mempunyai peran dan pengaruh yang sangat signifikan terhadap alat pengontrol
atau pengatur diri khususnya dalam dunia pendidikan. Tetapi dalam penelitian ini mengkhususkan aspek kognitif karena kognitif adalah ranah yang mencakup
kegiatan mental otak. Kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan
dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah
subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
Konsep kognitif di atas sangat sesuai jika dikaitkan dengan PBL yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Dari beberapa definisi di atas dan berdasarkan kesimpulan peneliti, dapat disimpulkan bahwa definisi operasional hasil belajar adalah perubahan perilaku
siswa oleh aspek kognitif pada level pengetahuan, pemahaman, dan penerepan dalam IPS yang meliputi materi mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan
dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya yang dilakukan dengan menjawab soal-soal berupa pilihan ganda yang telah dibuat oleh guru berupa tes
tertulis pilihan ganda.
E. Prosedur penelitian
Penelitian diawali dengan studi literatur, studi lapangan, pengakajian indikator-indikator silabus pembelajaran IPS di SD, dan buku-buku yang relevan
yang membahas tentang Sumber Daya Alam dan teori belajar yang akan dijadikan sebagai sumber dan pedoman dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, dan angket. Selanjutnya soal tes diberikan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Gebangmekar dan SDN 3
Gebangmekar.
Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem
Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sebelum pembelajaran tentang materi Sumber Daya Alam dilaksanakan, terlebih dahulu diberikan pretest pada kedua kelompok penelitian. Pada kelompok
kontrol diterapkan metode pembelajaran biasa konvensional, sedangkan pada kelompok eksperimen diterapkan pembelajaran Problem Based Learning. Setelah
pembelajaran selesai dilaksanakan kedua kelompok diberi posttest, Khusus untuk kelompok ekperimen setelah posttest, diberikan angket yang bertujuan untuk
mengetahui peningktan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning. Setelah penelitian
dilaksankan dan semua data terkumpul, selanjutnya data dianalisis untuk menyimpulkan hasil penelitian dan penulisan laporan penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan melalui tiga tahap: 1. Tahap persiapan
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a. Membuat RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran Problem Based Learning yang akan dilaksanakan di kelas eksperimen.
b. Peneliti membuat kajian tentang motivasi belajar, yang kemudian merumuskan indikator motivasi belajar yang akan diukur dalam penelitian ini. Peneliti
menyusun kisi-kisi angket berdasarkan indikator yang ditentukan yaitu perhatian, relevansi, percaya diri dan kepuasan siswa. Selanjutnya peneliti
membuat angket motivasi belajar sebagai instrumen untuk mengukur motivasi belajar siswa berdasarkan kisi-kisi yang sudah ditentukan.
c. Peneliti membuat kajian tentang hasil belajar, yang kemudian merumuskan batasan hasil belajar dalam penelitian ini yaitu dari kemampuan kognitif saja
yang diukur dengan menggunakan instrumen tes berupa soal-soal pretest dan posttest. Peneliti menyusun kisi-kisi soal pretest dan posttest, dan selanjutnya
peneliti membuat soal pretest dan posttest untuk mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
d. Uji coba angket motivasi belajar dan instrumen tes hasil belajar pretest dan posttest dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Gebangilir dengan jumlah
siswa sebanyak 30 siswa.
Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem
Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
e. Menganalisis data hasil uji coba angket motivasi belajar dan instrumen tes hasil belajar untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kedua instrumen tersebut,
serta menganalisis tingkat kesukaran instrumen tes yakni soal pretest dan posttest.
f. Menyusun kembali angket motivasi belajar dengan pernyataan-pernyataan yang valid dan reliabel serta instrumen tes hasil belajar pretest dan posttest
dengan soal-soal yang sudah valid, reliabel dan memiliki tingkat kesukaran yang setara. sedangkan pernyataan maupun soal yang tidak valid tidak
digunakan atau dibuang. g. Selanjutnya, memberikan angket motivasi belajar dan pretest dengan
menggunakan instrumen tes yang telah valid dan reliabel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur motivasi belajar awal dan
kemampuan awal siswa pada mata pelajaran IPS sebelum diberikan perlakuan. h. Uji prasyarat terhadap hasil angket motivasi belajar dan hasil pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang meliputi uji homonegitas, normalitas untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kontrol sudah homogen dan datanya
berdistribusi normal, serta dilakukan uji kesamaan dua rata-rata motivasi belajar dan hasil belajar pretest untuk mengetahui apakah 22 siswa kelas
eksperimen dan kontrol memiliki motivasi belajar dan kemampuan awal yang sama atau tidak.
2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dikelas IV SD Negeri 2 Gebangmekar
ditetapkan sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran secara konvensional, sedangkan kelas IV SD Negeri 3 Gebangmekar ditetapkan sebagai kelas
eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan penerapan pembelajaran Problem Based Learning. Perlakuan dilaksanakan sebanyak empat kali tatap muka dengan
waktu 2 minggu. Langkah-langkah dalam pembelajaran Problem Based Learning meliputi: a
siswa dkondisikan untuk siap mengikuti pembelajaran, b siswa dikondisikan untuk berkelompok, c siswa diberikan permasalahan yang harus diselesaikan
dengan teman
kelompoknya, d
siswa diberikan
kesempatan untuk
Dwi Sulistyowarni, 2014 Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Problem
Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mempresentasikan apa yang telah dikerjakan oleh kelompoknya e siswa mengerjakan tes secara individual, f Penghitungan skor peningkatan prestasi
individu dari hasil tes secara individual, g siswa membuat rangkuman secara klasikal dari materi yang telah dipelajari.
3. Tahap Akhir Setelah perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol selesai
dilaksanakan, siswa diberikan angket motivasi belajar dan posttest untuk mengetahui motivasi belajar dan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan.
Data hasil pretest posttest angket motivasi belajar di awal dan akhir perlakuan baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol dianalisis untuk menarik
kesimpulan dan membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.
F. Pengembangan Instrumen Penelitian