masyarakat RT yang bersangkutan dan dipimpin oleh ketua RT. 3. Survei diri
Tiap kader di RT melakukan survei kepada masyarakatnya masing-masing dan diolah serta dipresentasikan kepada warganya.
4. Perencanaan program Perencanaan dilakukan oleh masyarakat sendiri setelah mendengarkan survei
diri dari kader, serta telah menentukan bersama tentang prioritas masalah yang akan dipecahkan.
5. Training pelatihan Melaksanakan kegiatan pelatihan menyangkut dengan program yang akan
dilakukan. 6. Rencana dan evaluasi
Dalam menyusun rencana evaluasi perlu ditetapkan kriteria keberhasilan suatu program, secara sederhana dan mudah dilakukan oleh masyarakat atau kader
itu sendiri.
2.2.2 Faktor-Faktor Keberhasilan Partisipasi Masyarakat
Menurut Compton dalam Anisatullaila 2010 Faktor-faktor keberhasilan partisipasi masyarakat adalah:
1. Kegiatan atau program sesuai dengan situasi dan kondisi sosial dari masyarakat setempat,
2. Faktor kepemimpinan dalam masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam menggerakkan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Compton dalam Anisatullaila 2010, sebagai indikator adanya partisipasi masyarakat yaitu keterlibatan yang luas dari masyarakat tersebut
dalam hal: 1. Pengambilan berbagai keputusan
2. Pelaksanaan kegiatan 3. Pemanfaatan sarana yang telah di bangun
4. Pemeliharaan sarana tersebut Menurut pendapat Mikkelsen 2011, yang membedakan pendekatan untuk
mengembangkan partisipasi masyarakat yaitu: 1. Pendekatan partisipasif pasif pelatihan dan informasi
Pendekatan ini berdasarkan pada anggapan bahwa pihak eksternal yang lebih tahu, lebih menguasai pengetahuan, teknologi, skill, dan sumber daya. Bentuk
partisipasi ini tipe komunikasi satu arah, dari atas kebawah, hubungan pihak eksternal dan masyarakat lokal bersifat vertikal.
2. Pendekatan partisipasi aktif Dalam pendekatan ini sudah dicoba dikembangkan dengan komunikasi dua
arah, pada dasarnya masih berdasarkan pra anggapan yang sama dengan pendekatan yang pertama, pendekatan ini sudah membuka dialog, guna
memberi kesempatan kepada masyarakat untuk berinteraksi secara lebih intensif dengan para petugas eksternal, contohnya pendekatan pelatihan dan
kunjungan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pendekatan partisipasi dengan keterikatan Pendekatan ini mirip kontrak sosial antara pihak eksernal dengan masyarakat
lokal. Dalam model ini masyarakat setempat mempunyai tanggung jawab terhadap pengelola kegiatan yang telah disepakati dan mendapat dukungan
dari pihak eksternal baik finansial maupun teknis. Keuntungan pendekatan ini adalah memberi kesempatan kepada masyarakat lokal untuk belajar
dalam melakukan pengelolaan pembangunan dan modifikasi atas model yang disepakati sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
4. Partisipasi atas permintaan setempat Bentuk ini mencerminkan kegiatan pembangunan atas dasar keputusan
yang diambil oleh masyarakat setempat. Kegiatan dan peranan pihak eksternal lebih bersifat menjawab kebutuhan yang diputuskan dan dinyatakan
oleh masyarakat lokal, bukan kebutuhan berdasarkan program yang dirancang dari luar.
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi