sejalan dengan tingkat sikap yang termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat terjadi karena sebahagian besar responden memiliki kepercayaan dan keyakinan yang baik
terhadap pengelolaan bank sampah khususnya manfaat bank sampah yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga mereka sehingga membuat responden cenderung
memiliki alasan yang kuat untuk berpatisipasi dalam pengelolaan bank sampah atau yang sering kita sebut sebagai niat responden untuk berpartisipasi dalam pengelolaan bank
sampah Hal ini sejalan dengan Theory of Reason Action TRA dalam Maulana 2009 bahwa sikap dan keyakinan individu terhadap suatu hal yang dianggapnya penting akan
membuat dirinya memiliki niat dalam melakukan hal tersebut. Dengan melihat hasil penelitian ini maka peneliti berasumsi bahwa dengan niat
dalam kategori baik, maka peneliti berasumsi niat ini akan dapat mempengaruhi tindakan responden untuk semakin aktif berpartisipasi dalam pengelolaan bank sampah.
5.6. Ketersediaan Bank Sampah
Menurut Green dalam Maulana 2000 bahwa faktor pendukung yang berupa fasilitas kesehatan dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dalam hal ini fasilitas yang
dimaksud adalah ketersediaan bank sampah.
Berdasarkan hasil penelitian ini, pengolahan sampah yang dilakukan responden sebelum ada bank sampah ternyata yang menjawab membakar sebanyak 4 responden,
ditimbun sebanyak 4 responden dan diangkat petugas sebanyak 92 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden sudah memiliki tindakan yang cukup baik
sebelum adanya sampah yaitu dengan memberikan sampah kepada petugas, akan tetapi hal ini tidak memberikan solusi terhadap permasalahan sampah yang semakin lama
semakin meningkat sehingga dibutuhkan suatu pengolahan yang lebih efektif dan efesien.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan pada hasil penelitian pada tabel 4.22 menunjukkan responden cenderung mendapatkan manfaat dengan adanya ketersediaan bank sampah yaitu
sebahagian besar responden menyatakan ketersediaan bank sampah memberikan perubahan bahkan seluruh responden menyatakan ketersediaan bank sampah akan
mengurangi sampah dan ketersediaan bank sampah akan menjadikan lingkungan bersih, hal berbeda dengan pendapat sebahagian kecil responden menyatakan ketersediaan bank
sampah dapat membantu mendaur ulang sampah yang masih bisa digunakan yaitu sebanyak 18 responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden sebenarnya sudah merasakan manfaat ketersediaan bank sampah hanya saja belum memiliki pengetahuan yang baik
mengenai manfaat ketersediaan bank sampah secara keseluruhan sehingga masih diperlukan sosialisasi mengenai ketersediaan bank sampah sehingga harapannya dapat
meningkatkan niat dan partisipasi responden dalam pengelolaan bank sampah. Hasil penelitian pada pengkategorian ketersediaan bank sampah pada tabel 4.23.
menunjukkan responden yang menyatakan ketersediaan bank sampah dalam kategori tingkatan sedang sebanyak 84, sedangkan responden yang menyatakan ketersediaan
bank sampah dalam kategori tingkatan baik sebanyak 16. Ketersediaan bank sampah dalam kategori tingkatan sedang dapat mempengaruhi
niat dan partisipasi dalam pengelolaan bank sampah, hal ini sejalan dengan hasil penelitian Kartini 2009 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
ketersediaan bank sampah dengan perilaku responden dalam mendaur ulang sampah di bank sampah. Hal ini juga dinyatakan oleh Putri 2012 yang menyatakan ketersediaan
Universitas Sumatera Utara
Bank Sampah Spensalu dapat meningkatkan niat dan partisipasi siswa dalam pengelolaan Bank Sampah Spensal di SMP Negeri 1 Lumajang.
Menurut asumsi peneliti bahwa dengan ketersediaan bank sampah yang masih dalam kategori tingkatan sedang akan dapat mempengaruhi niat responden dalam
melakukan pengelolaan bank sampah, dalam hal ini, bank sampah lingkungan II Tanjung Gusta yang hanya buka pada hari senin dan jumat tentunya akan dapat mempengaruhi
niat responden dalam pengelolaan bank sampah yang selanjutnya dapat mempengaruhi partisipadi responden dalam pengelolaan bank sampah agar semakin baik.
5.7. Mobilisasi Responden 5.7.1 Bentuk Kegiatan Bank Sampah