Diet Stroke I Kesesuaian Pemberian Diet Stroke pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

5.2. Kesesuaian Pemberian Diet Stroke pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

5.2.1. Diet Stroke I

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, pemberian diet stroke I oleh bagian instalasi gizi kepada pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul sudah sesuai diberikan berdasarkan keadaan pasien. Diet stroke I diberikan tepat kepada pasien stroke fase akut rawat inap. Pada saat penelitian, peneliti mengambil satu objek makanan yang diperuntukkan kepada 1 satu orang pasien stroke fase akut. Diet ditentukan oleh dokter yang bertanggungjawab menangani pasien tersebut. Dalam hal ini petugas gizi tidak berperan dalam menentukan diet pasien. Kegiatan yang dilakukan hanya menyediakan diet yang diperintahkan oleh dokter. Petugas gizi juga tidak melakukan peninjauan langsung atau melihat keadaan pasien yang seharusnya, padahal menurut Ruri 2010, dalam penentuan diet petugas gizi harus terjun langsung melihat keadan pasien. Sehingga diberikan tepat dalam hal jumlah diet, frekuensi diet serta kandungan zat gizi. Januar 2009, juga membenarkan bahwa petugas gizi yaitu ahli gizi yang seharusnya berperan penting dalam pemberian diet pada pasien stroke rawat inap. Selain pemberian diet yang sesuai kepada pasien saat dirawat inap diharapkan pasien dan keluarga mampu dan tahu tentang diet stroke. Oleh sebab itu petugas gizi sebaiknya melakukan langsung penilaian langsung terhadap status gizi si pasien, sehingga penyediaan diet yang diberikan dapat bermanfaat bagi tingkat kesembuhan si pasien. Universitas Sumatera Utara Diet stroke I yang diberikan oleh bagian instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul kepada 1 satu orang pasien stroke fase akut masih belum sesuai dalam hal frekuensi pemberian diet dan jumlah diet yang diberikan. Pemberian diet stroke I yang diberikan pada saat peneliti melakukan penelitian terhadap 1 satu orang pasien stroke fase akut dengan rata-rata perawatan selama 3 tiga hari hanya diberikan dengan frekuensi 3 tiga kali sehari, dengan jumlah diet ≥ 500 ml setiap kali pemberian. Menurut Almatsier 2006, diet stroke I seharusnya diberikan dengan frekuensi 6 enam sampai dengan 8 delapan kali sehari dengan jumlah setiap kali pemberian adalah 200 – 300 ml. Diet stroke I yang diberikan oleh bagian instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul kepada 1 satu orang pasien stroke fase akut rawat inap diberikan dalam bentuk makanan cair kental atau kombinasi cair jernih dan cair kental dimana pemberian diet ini tidak sesuai dengan diet stroke I yang sesuai dengan standar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa kandungan zat gizi meliputi energi, protein, lemak, dan karbohidrat dalam diet stroke I yang disediakan oleh pihak rumah sakit tidak sesuai atau masih kurang. Kandungan zat gizi energi, protein, lemak dan karbohidrat yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul kepada 1 satu orang pasien stroke fase akut rawat inap dengan perawatan selama 3 tiga hari adalah 713,35 kkal, 22,32 g, 21,3 g, 109,17 g. Kandungan zat gizi masih sangat jauh dari standar, dimana menurut Almatsier 2006, kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat untuk diet stroke I Universitas Sumatera Utara berturut-turut adalah 990 kkal – 1650 kkal; 50,4 g – 61,6 g; 30,6 g – 37,4 g dan 189,9 g – 232,1 g. Penelitian lain menurut Tianingsih 2010, membenarkan bahwa diet stroke I yang diberikan tepat baik dalam hal frekuensi, jumlah dan bentuk makanan berupa makanan cair kental serta kandungan zat gizinya, maka diet yang diberikan sangat bermanfaat bagi tingkat kesembuhan pasien stroke yang mengalami kejadian dekubitus yang dirawat di Yayasan Stroke Sarno Klaten. Menurut Tianingsih 2010, malnutrisi adalah masalah umum yang sering dijumpai pada kebanyakan pasien stroke yang masuk ke rumah sakit. Malnutrisi merupakan kelainan yang disebabkan oleh defisiensi asupan nutrisi, gangguan metabolisme nutrisi, atau kelebihan nutrisi. Sebanyak 40 pasien dewasa yang menderita stroke berat menderita malnutrisi yang cukup serius yang dijumpai pada saat mereka tiba di rumah sakit dan 23 dari semua pasien mengalami perburukan status nutrisi selama mereka dirawat di rumah sakit. Untuk pasien kritis yang dirawat di ICU Intensif Care Unit sering kali menerima diet yang tidak adekuat akibat keterlambatan memulai pemberian diet, sehingga sangat dibutuhkan pemberian diet yang tepat dan sesuai dengan standar yang saharusnya.

5.2.2. Diet Stroke IIA