2.6. Diet Stroke
Ketika stroke terjadi, seringkali sel-sel otak tidak langsung mati. Pengobatan stroke ditujukan untuk mencegah matinya sel-sel otak yang sedang sekarat ini
Mathari, 2007. Caranya untuk mengatasi hal tersebut antara lain : 1.
Diberikan obat-obatan guna memulihkan aliran darah ke otak misalnya obat pemecah bekuan darah.
2. Dilakukan operasi guna menyingkirkan bekuan darah yang terbentuk akibat
pecahnya pembuluh darah. Stroke meninggalkan kerusakan yang parah. Sel-sel otak yang terserang
kadang-kadang sulit pulih kembali dan harus dibantu lewat program rehabilitasi. Contoh program rehabilitasi yaitu seperti rehabilitasi bahasa, bicara, dan rehabilitasi
fungsi menelan. Akibat dari stroke ini salah satunya dapat mempengaruhi kemampuan penderita dalam menelan makanan yang pada akhirnya berakibat
penurunan status gizi, oleh karena itu dibutuhkan diet khusus bagi penderita stroke. Diet stroke adalah diet yang diberikan khusus untuk pasien yang menderita penyakit
stroke Kusumadiani, 2010.
2.6.1. Tujuan Diet Stroke
Menurut Almatsier 2006, diet stroke bertujuan : 1.
Memberikan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit.
2. Memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia sulit menelan , pneumonia, kelainan
ginjal dan dekubitus kerusakan jaringan. 3.
Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian lain menurut Gunarti 2008, tujuan diet stroke antara lain : 1.
Memperbaiki keadaan pasien stroke yang dirawat inap, baik pasien tersebut dalam keadaan kritis atau dalam keadaan fase pemulihan.
2. Dapat memenuhi asupan nutrisi yang adekuat.
3. Mempertahankan keseimbangan cairan.
4. Memperbaiki keadaan malnutrisi yang terjadi.
5. Memberikan zat gizi yang dibutuhkan oleh pasien, selain dari makanan parenteral
infus.
2.6.2. Syarat Pemberian Diet Stroke
Syarat-syarat diet stroke Almatsier, 2006 : 1.
Energi cukup, yaitu 25 – 45 kkalkgBB. Pada fase akut diberikan 1100 – 1500 kkalhari.
2. Protein cukup, yaitu 0,8 – 1 gkgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi
kurang, protein diberikan 1,2 – 1,5 gkgBB. Apabila penyakit disertai komplikasi Gagal Ginjal Kronik GGK, protein diberikan rendah yaitu 0,6 gkgBB.
3. Lemak cukup, yaitu 20 – 25 dari kebutuhan energi total. Utamakan sumber
lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu 10 dari kebutuhn energi total. Kolesterol dibatasi 300mg.
4. Karbohidrat cukup, yaitu 60 – 70 dari kebutuhan energi total. Untuk pasien
dengan Diabetes Melitus diutamakan karbohidrat kompleks. 5.
Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin B6, asam folat, B12, C, dan E.
Universitas Sumatera Utara
6. Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan natrium
dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1½ sendok tehhari setara dengan ± 5 g garam dapur atau 2 g natrium.
7. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah
konstipasi. 8.
Cairan cukup, yaitu 6 – 8 gelashari, kecuali pada keadaan oedema atau acites, cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi
makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan diberikan secara hati-hati.
9. Bentuk makanan dapat disesuaikan dengan keadaan pasien.
10. Makanan diberikan dalam porsi kecil atau sering.
Bagi penderita stroke sebaiknya menghindari makanan yang berlemak dan berkadar natrium tinggi. Beberapa makanan yang tidak disarankan untuk dikonsumsi
menurut Almatsier 2006, adalah : 1.
Semua makanan yang digoreng, semua daging yang berlemak kambing, babi, ham, sosis, kullit ayam, lemak hewan.
2. Jerohan, kepiting, cumi-cumi, udang dan kerang, ikan laut, ikan asin, ikan
pindang, teri, udang kering, telur asin. 3.
Roti, kue yang mengandung soda kue atau garam. 4.
Margarine, mentega. 5.
Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap, tauco, saus tomat. 6.
Bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, sawi, lobak.
Universitas Sumatera Utara
7. Buah-buahan yang masam atau bergas seperti nanas, kedondong, nangka dan
durian. 8.
Minuman yang mengandung alkohol, soda, kopi dan teh kental.
2.6.3. Tahapan Pemberian Diet Stroke