4. Jumlah Mobil Angkut Minimum
Jumlah mobil angkut yang dibutuhkan dapat dirumuskan: Jumlah mobil angkut minimum =
Availabilitas mobil angkut adalah jumlah ketersediaan waktu mobil angkut untuk dioperasikan. Avaibilitas mobil angkut setiap hari adalah sebesar 960 menit.
Contoh jumlah mobil untuk Horizon Perencanaan I Jumlah mobil angkut minimum = 27771920 menit = 1,4 armada.
Perhitungan jumlah armada yang digunakan untuk setiap horizon perencanaan dapat dilihat pada tabel 5.13.
Tabel 5.13. Jumlah Armada Setiap Horizon Perencanaan No
Jumlah Armada unit
1 1,4
2 1,5
3 1,5
4 1,5
5 1,5
6 1,4
7 1,4
8 1,5
9 1,5
10 1,4
11 1,4
12 1,5
13 1,4
Universitas Sumatera Utara
5. Pembentukan Subrute
Penyusunan rute didasarkan oleh data masukan, yaitu: a. Jumlah pengiriman ke setiap Kantor Pos Pemeriksa
Jumlah pengiriman ke setiap Kantor Pos Pemeriksa dapat dilihat pada Tabel 5.2 yang terdapat pada pengumpulan data.
b. Jumlah dan kapasitas alat angkut kendaraan Kendaraan yang digunakan untuk melakukan proses pengiriman pada jenis
layanan Paket Pos berjumlah total 7 unit. Kapasitas muatan alat angkut adalah 7 ton berjumlah 5 unit dan 2 ton berjumlah 2 unit.
c. Waktu tersedia untuk distribusi PT. Pos Indonesia Medan Waktu yang tersedia untuk proses pendistribusian dalam satu hari adalah:
Waktu total kerja – waktu istirahat Untuk hari minggu sampai jumat:
Waktu distribusi = 1320-360 = 960 e. Jarak antar lokasi adalah hasil pengukuran pada peta Kota Medan sesuai
dengan data alamat lokasi dengan menggunakan skala tertentu. Jarak antar lokasi terdapat pada Tabel 5.5.
Dalam pembentukan sub rute digunakan metode saving matriks. Metode saving matriks pada hakikatnya adalah metode untuk meminimumkan jarak atau
waktu dan ongkos dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada. Berikut ini langkah-langkah pembentukan subrute distribusi dengan menggunakan metode
saving matriks, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
4. Identifikasi Matriks Jarak Pada langkah pertama ini diperlukan jarak antara Kantor Pusat Medan dengan
setiap Kantor Pos Pemeriksa dan jarak antar Kantor Pos Pemeriksa. Jarak riil yang akan digunakan untuk pembentukan sub rute dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Matriks Jarak dari KPM ke Kprk dan Antar Kprk
5. Mengidentifikasi matriks penghematan saving matriks Pada langkah ini, diasumsikan bahwa setiap kantor Pos Pemeriksa akan
dikunjungi oleh satu armada secara eksklusif yang akan meyebabkan adanya 11 rute yang berbeda dengan satu masing-masing tujuan. Saving matriks
mempresentasikan penghematan yang bisa direalisasikan dengan menggabungkan
Kota KPM
km Bji
km Lpm
km Kjh
km Ksr
km Rpt
km Ttg
km Psr
km Blg
km Trt
km Sbg
km Psp
km KPM
Bji 24
Lpm 29
53 Kjh
75 99
104 Ksr
170 194
199 245
Rpt 302
326 331
377 132
Ttg 87
111 58
162 83
215 Psr
136 160
108 211
133 264
50 Blg
243 267
214 318
239 371
156 107
Trt 292
316 263
367 288
420 205
156 49
Sbg 356
380 326
431 352
484 269
220 113
64 Psp
445 469
416 520
441 573
358 309
202 153
89
Universitas Sumatera Utara
dua atau lebih Kantor Pos Pemeriksa dalam satu rute. Untuk perhitungan penghematan jarak dapat mengunakan persamaan:
Sx,y = J KPM,Kx + JKPM,Ky – Jx,y Dimana:
Sx,y = Penghematan Jarak
J KPM,x = Jarak KPM ke Kx
J KPM,y = Jarak KPM ke Ky
J x,y = Jarak Kx ke Ky
Berikut ini contoh perhitungan penghematan jarak untuk Kantor Pos Pemeriksa Binjai dan Lubuk pakam dengan menggunakan formula diatas:
SBji,Lpm = J KPM, Ksr + JKPM, Rpt – JKsr, Rpt
= 24 + 29 – 53 = 0 km Perhitungan perhematan jarak untuk setiap Kantor Pos Pemeriksa dapat dilihat
pada tabel 5.15.
6. Mengalokasikan Kantor Pos Pemeriksa ke rute Dengan menggunakan tabel penghematan jarak diatas, dapat dilakukan
alokasi Kantor Pos Pemeriksa ke dalam rute. Pada tahap awal, setiap Kantor Pos Pemeriksa dialokasikan ke rute yang berbeda. Keseluruhan rute akan ditunjukkan
pada tabel 5.16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15. Matriks Penghematan Jarak Antar Kprk
Dari 11 rute yang terbentuk dapat dilakukan pengabungan sampai pada batas kapasitas armada yang digunakan. Pada penelitian ini, diasumsikan kendaraaan
dapat diisi penuh 100 dengan diberikan nilai tolerasi 5. Nilai 100 ini diberikan karena karyawan sudah ahli dalam menyusun barang pada mobil angkut
yang digunakan, sedangkan toleransi yang diberikan 5 berdasarkan adanya kemungkinan ukuran dan volume barang yang diangkut adalah berbeda-beda.
Armada yang digunakan adalah mobil dengan kapasitas 7 ton dan 2 ton. Untuk mobil 7 ton dengan nilai toleransi 5 maka kapasitas yang diizinkan
adalah 7 x 0,95 = 6,65 ton atau 6.650 kg. Untuk mobil 2 ton dengan nilai toleransi 5 maka kapasitas yang diizinkan
adalah 2 x 0,95 = 1,9 ton atau 1.900 kg.
Kota Bji
km Lpm
km Kjh
km Ksr
km Rpt
km Ttg
km Psr
km Blg
km Trt
km Sbg
km Psp
km Bji
Lpm Kjh
Ksr Rpt
340
Ttg
58 174
174
Psr
57 173
174 173
Blg
58 174
174 174
272
Trt
58 174
174 174
272 486
Sbg
59 174
174 174
272 486
584
Psp
58 174
174 174
272 486
584 712
Universitas Sumatera Utara
Penggabungan akan dilakukan dari nilai penghematan yang paling besar dengan menggunakan kapasitas mobil angkut terbesar yaitu 6.650 kg.
Penghematan terbesar dimulai dari 712 km yang merupakan penghematan jarak dari penggabungan Sbg dengan Psp. Jumlah beban adalah 1926,5 + 663,3 kg =
2589,8 kg ≤ 6.650 kg sehingga penggabungan layak dilakukan dan dapat dilihat
pada tabel 5.17.
Tabel 5.16. Langkah Awal Semua Kprk Memiliki Rute Terpisah
Selanjutnya penghematan terbesar kedua adalah 584 km yang merupakan penghematan dari Trg dengan Sbg. Karena Sbg sudah satu rute degan Psp, maka
Trg bergabung dengan rute tersebut dengan jumlah beban adalah 2589,8 + 798,1 kg = 3387,9 kg
≤ 6.650 kg sehingga rute yang dibentuk masih layak dan dapat
ditunjukkan pada tabel 5.18. Rute
Bji Lpm
Kjh Ksr
Rpt Ttg
Psr Blg
Trt Sbg
Psp Bji
Rute1
Lpm Rute2
Kjh Rute3
Ksr
Rute4
Rpt Rute5
340
Ttg Rute6
58 174
174
Psr Rute7
57 173
174 173
Blg
Rute8 58
174 174
174 272
Trt Rute9
58 174
174 174
272 486
Sbg
Rute10 59
174 174
174 272
486 584
Psp Rute11
58 174
174 174
272 486
584 712
Demand Kg 229,2 302,0 555,0 487,8 172,8 153,0
1141,1 1383,7 798,1
1926,5 663,3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17. Pengabungan Rute Sbg dengan Psp
Tabel 5.18. Pengabungan Rute Trg dengan Sbg Rute
Bji Lpm
Kjh Ksr
Rpt Ttg
Psr Blg
Trt Sbg
Psp Bji
Rute1
Lpm Rute2
Kjh Rute3
Ksr Rute4
Rpt
Rute5 340
Ttg
Rute6 58
174 174
Psr
Rute7 57
173 174
173
Blg
Rute8 58
174 174
174 272
Trt Rute9
58 174
174 174
272 486
Sbg Rute10
59 174
174 174
272 486
584
Psp Rute10
58 174
174 174
272 486
584 712
Demand Kg
229,2 302,0 555,0 487,8 172,8 153,0 1141,1 1383,7 798,1
1926,5 663,3
Rute Bji
Lpm Kjh
Ksr Rpt
Ttg Psr
Blg Trt
Sbg Psp
Bji Rute1
Lpm Rute2 Kjh
Rute3
Ksr
Rute4
Rpt
Rute5 340
Ttg Rute6
58 174
174
Psr Rute7
57 173
174 173
Blg
Rute8 58
174 174
174 272
Trt Rute9
58 174
174 174
272 486
Sbg
Rute9 59
174 174
174 272
486 584
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.18. Pengabungan Rute Trg dengan Sbg Lanjutan
Penghematan jarak selanjutnya adalah 486 km yang merupakan penghematan jarak dari Blg dengan Trg sehingga jumlah beban adalah 3387,9 + 1383,7 kg =
4.771,6 kg ≤ 6.650 kg sehingga rute yang terbentuk masih layak digunakan dan
dapat dilihat pada tabel 5.19.
Tabel 5.19. Pengabungan Rute Trg dengan Blg Rute
Bji Lpm
Kjh Ksr
Rpt Ttg
Psr Blg
Trt Sbg
Psp Psp
Rute9 58
174 174
174 272
486 584
712
Demand Kg
229,2 302,0 555,0 487,8 172,8 153,0 1141,1
1383,7 798,1 1926,5 663,3
Rute Bji
Lpm Kjh
Ksr Rpt
Ttg Psr
Blg Trt
Sbg Psp
Bji
Rute1
Lpm Rute2 Kjh
Rute3
Ksr Rute4
Rpt Rute5
340
Ttg Rute6
58 174
174
Psr
Rute7 57
173 174
173
Blg
Rute8 58
174 174
174 272
Trt Rute8
58 174
174 174
272 486
Sbg Rute8
59 174
174 174
272 486
584 Psp
Rute8 58
174 174
174 272
486 584
712 Demand Kg
229,2 302,0 555,0 487,8 172,8 153,0 1141,1 1383,7 798,1 1926,5 663,3
Universitas Sumatera Utara
Penghematan selanjutnya adalah 340 km yang merupakan penghematan jarak dari Ksr dengan Rpt, sehingga terbentuk rute dengan jumlah beban adalah
487,8 + 172,8 kg = 660,6 kg ≤ 6.650 kg dan rute tersebut layak dan dapat dilihat
pada tabel 5.20.
Tabel 5.20. Pengabungan Rute Ksr dengan Rpt
Penghematan selanjutnya adalah 272 km yang merupakan penghematan dari Psr dengan Blg, sehingga terbentuk rute dengan jumlah beban adalah 4.771,6
+ 1141,1 kg = 5912,7 kg ≤ 6.650 kg dan rute tersebut layak yang dapat dilihat
pada tabel 5.21. Penghematan selanjutnya adalah 174 km yang merupakan penghematan
Rpt dengan Ttg dengan jumlah beban adalah 660,6 + 153,0 kg = 813,6 kg ≤
6.650 kg sehingga masih layak menjadi satu rute dan dapat dilihat pada tabel 5.22.
Rute Bji
Lpm Kjh
Ksr Rpt
Ttg Psr
Blg Trt
Sbg Psp
Bji Rute1
Lpm Rute2 Kjh
Rute3
Ksr
Rute4
Rpt Rute4
340 Ttg
Rute6 58
174 174
Psr Rute7
57 173
174 173
Blg
Rute8 58
174 174
174 272
Trt
Rute8 58
174 174
174 272
486 Sbg
Rute8 59
174 174
174 272
486 584
Psp
Rute8 58
174 174
174 272
486 584
712 Demand Kg
229,2 302,0 555,0 487,8 172,8 153,0 1141,1 1383,7 798,1 1926,5 663,3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.21. Pengabungan Rute Psr dengan Blg
Tabel 5.22. Pengabungan Rute Ttg dengan Rpt Rute
Bji Lpm
Kjh Ksr
Rpt Ttg
Psr Blg
Trt Sbg
Psp Bji
Rute1
Lpm Rute2 Kjh
Rute3
Ksr Rute4
Rpt
Rute4
340 Ttg
Rute6 58
174 174
Psr Rute7
57 173
174 173
Blg
Rute7 58
174 174
174 272
Trt Rute7
58 174
174 174
272
486 Sbg
Rute7 59
174 174
174 272
486 584
Psp
Rute7 58
174 174
174 272
486 584
712 Demand Kg
229,2 302,0
555,0 487,8 172,8 153,0 1141,1 1383,7
798,1 1926,5 663,3
Rute Bji
Lpm Kjh
Ksr Rpt
Ttg Psr
Blg Trt
Sbg Psp
Bji Rute1
Lpm Rute2 Kjh
Rute3
Ksr Rute4
Rpt Rute4
340
Ttg Rute4
58 174
174 Psr
Rute7 57
173 174
173
Blg
Rute7 58
174 174
174
272 Trt
Rute7 58
174 174
174 272
486 Sbg
Rute7 59
174 174
174 272
486 584
Psp Rute7
58 174
174 174
272 486
584 712
Demand Kg
229,2 302,0 555,0 487,8 172,8 153,0
1141,1 1383,7 798,1 1926,5
663,3
Universitas Sumatera Utara
Dan untuk Kantor Pos Pemeriksa lainnya yaitu Bji, Lpm dan Kjh tidak memiliki penghematan jarak digabungkan dengan rute 4 menghasilkan rute 1
karena kapasitas masih memenuhi alat angkut yaitu 813,6 + 229,2+ 302,0+555,0 kg = 1.899,8 kg
≤ 6.650 kg dan dapat dilihat pada tabel 5.23.
Tabel 5.23. Pengabungan Rute Bji, Lpm dan Kjh dengan Rute 1
Sehingga sub rute yang terbentuk adalah 2 sub rute yaitu: -
Sub Rute 1 Kantor Pos Pemeriksa terpilih:
[KP Medan Bji Lpm Kjh Ksr Rpt Ttg KP Medan] -
Sub Rute 2 Kantor Pos Pemeriksa terpilih:
[KP Medan Psr Blg KTrt Sbg Psp KP Medan]
Rute Bji
Lpm Kjh
Ksr Rpt
Ttg Psr
Blg Trt
Sbg Psp
Bji Rute 1
Lpm Rute 1 Kjh
Rute 1
Ksr
Rute 1
Rpt Rute 1
340 Ttg
Rute 1 58
174 174
Psr Rute 2
57 173
174 173
Blg
Rute 2 58
174 174
174 272
Trt
Rute 2 58
174 174
174 272
486 Sbg
Rute 2 59
174 174
174 272
486 584
Psp
Rute 2 58
174 174
174 272
486 584
712 Demand Kg
229,2 302,0 555,0 487,8
172,8 153,0 1141,1 1383,7 798,1 1926,5
663,3
Universitas Sumatera Utara
Sub rute tersebut berlaku pada proses pengiriman barang pada PT. Pos Indonesia Medan selama bulan Desember 2011 karena pada penentuan sub rute di
atas didasarkan pada hari pengiriman barang dengan demand terbesar sehingga untuk pengiriman barang pada hari selanjutnya dengan demand yang lebih kecil,
kapasitas alat angkut yang digunakan akan mampu menampung jumlah barang yang akan dikirim. Untuk sub rute 1, karena total demand adalah 1.899,8 kg
≤ 1900 kg kapasitas yang diberikan untuk mobil 2 ton maka digunakan mobil
angkut dengan kapasitas 2 ton. Untuk sub rute 2, total demand 5912,7 ≤ 6.650 kg
maka tetap menggunakan mobil angkut dengan kapasitas 7 ton. Sehingga pada pendistribusian barang hanya menggunakan 2 unit mobil angkut.
6. Pemeriksaan Waktu Tersedia