Uraian Proses Produksi Proses Produksi

Elly Sabrina Br Bangun : Usulan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Pada Stasiun Pengupasan Di UD. Putri Juna, 2009. USU Repository © 2009 Air yang digunakan berasal dari sumur yang terdapat di lokasi pabrik. Beberapa penggunaan air yang berasal dari sumur adalah : a. Digunakan untuk keperluan pencucian ubi kayu dalam bak pencucian. b. Keperluan perebusan ubi kayu dalam bak perebusan. c. Sebagai campuran minyak yang digunakan pada mesin press dan mesin pencetak agar adonan yang dibentuk pada mesin tidak lengket. d. Membersihkan mesin dan peralatan. 2. Campuran minyak dan air Minyak yang digunakan adalah minyak goreng yang dicampur dalam air. Campuran minyak dan air ini digunakan untuk mengolesi mesin press dan mesin pencetak agar pada saat pengepressan dan pencetakan, adonan tidak lengket. 3. Tepung Tepung yang digunakan diambil dari produk cacat opak yang berbentuk halus. Tepung ini ditaburkan kedalam adonan ubi yang sudah dicetak agar tidak lengket apabila ditumpuk untuk selanjutnya dijemur. Selain itu tepung juga ditaburkan pada tangan pekerja agar adonan tidak lengket pada tangan.

2.4.2. Uraian Proses Produksi

Uraian proses produksi yang terjadi dalam pembuatan kerupuk opak di UD. Putri Juna adalah sebagai berikut : Elly Sabrina Br Bangun : Usulan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Pada Stasiun Pengupasan Di UD. Putri Juna, 2009. USU Repository © 2009

1. Penerimaan

Bahan baku ubi kayu yang dibawa ke pabrik diterima di departemen penerimaan. Ubi kayu tersebut diperoleh dari dua sumber pasokan yaitu dari supplier yang telah bekerjasama dengan pihak perusahaan dan dari kebun milik sendiri. Satu mobil pengangkut berisi 11 ton ubi kayu, satu kali proses produksi kerupuk opak diperlukan 3,5 ton ubi kayu. sehingga cukup untuk tiga kali produksi kerupuk opak.

2. Pengupasan

Setelah ubi diturunkan dari mobil ubi ditumpuk di bagian penerimaan, ubi dibawa ke bagian pengupasan. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan pengupasan ubi kayu. Ubi kayu dikupas dengan menggunakan pisau pemotong, dengan cara terlebih dahulu memotong kedua ujung ubi tersebut dan kemudian dikupas. Pekerja bagian pengupasan menggunakan sarung tangan yang berguna untuk melindungi tangan pekerja dari pisau pada saat pengupasan. Pengupasan dilakukan dekat dengan bagian penerimaan ubi. Pengupasan dilakukan oleh pekerja borongan, sistem pengupahannya yaitu jumlah ubi yang dikupas dikali dengan harga yang telah ditentukan oleh perusahaan. Ubi kayu yang sudah dikupas dimasukkan ke dalam goni untuk ditimbang.

3. Pencucian

Elly Sabrina Br Bangun : Usulan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Pada Stasiun Pengupasan Di UD. Putri Juna, 2009. USU Repository © 2009 Ubi kayu yang sudah dikupas kemudian dibawa ke bak pencucian dengan menggunakan beko. Setelah ubi dimasukkan ke dalam bak pencucian, kemudian dimasukkan air. Pencucian dilakukan bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat diubi pada saat pengupasan dilakukan.

4. Perebusan

Ubi kayu yang sudah dicuci selanjutnya dipindahkan ke bak perebusan menggunakan sekop. Satu bak perebusan berisi 2,275 ton ubi. Satu kali proses perebusan ubi kayu memerlukan waktu selama 4 jam. Perebusan dimulai pada pukul 3.30 Wib pagi dan dibongkar kembali pada pukul 07.30 Wib.

5. Pelumatan

Ubi kayu yang sudah direbus kemudian dipindahkan ke departemen pelumatan dengan menggunakan sekop. Ubi kayu dimasukkan ke dalam mesin pelumat, dalam keadaan panas. Hal ini dimaksudkan agar ubi mudah dilumatkan, karena apabila ubi sudah dingin maka proses pelumatan menjadi lama. Hasil pelumatan ubi di tampung ke dalam baskom yang terbuat dari seng yang terletak dibawah mesin pelumat.

6. Pengepressan

Proses selanjutnya setelah ubi di lumatkan, maka hasil pelumatan dipindahkan ke departemen pengepressan. Pengepressan dilakukan dengan memasukkan dan menekan bongkahan lumatan ubi kedalam mesin press. Penekanan Elly Sabrina Br Bangun : Usulan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Pada Stasiun Pengupasan Di UD. Putri Juna, 2009. USU Repository © 2009 dilakukan bertujuan agar ubi yang masuk ke mesin press bisa rata sepanjang mesin dan padat sehingga hasil produk cacat dapat diminimalkan. Pada saat pemasukkan dan penekananan bongkahan ubi, diatasnya ditaburi tepung agar ubi tidak lengket. Pada mesin press juga dibalut plastik, bertujuan agar adonan ubi yang sudah dilumatkan tidak lengket pada mesin, dan memperlancar proses pengepressan. Pada balutan plastik yang ada di mesin press juga diberikan minyak agar adonan press ubi tidak lengket dan dapat dengan mudah lepas dari mesin pressan. Hasil pengepressan dilapisi dengan plastik polybag, untuk mempermudah proses selanjutnya.

7. Pencetakan

Ubi yang sudah dipress, selanjutnya dimasukkan ke mesin pencetak. Pada mesin pencetak juga dilapisi plastik putih dan diberi minyak serta ditaburi tepung. Hal ini dimaksudkan agar adonan yang akan dicetak tidak lengket. Pada mesin pencetak inilah akan hasil pressan membentuk opak yang bulat.

8. Penjemuran

Setelah pencetakan ubi selesai, maka hasilnya dibawa ke departemen penjemuran dengan menggunakan beko. Penjemuran dilakukan di halaman yang berumput dan lansung terkena sinar matahari. Penjemuran dilakukan Elly Sabrina Br Bangun : Usulan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Pada Stasiun Pengupasan Di UD. Putri Juna, 2009. USU Repository © 2009 selama 5-6 jam apabila sinar matahari sangat panas. Tapi apabila hari mendung atau hujan penjemuran memakan waktu 10 jam sampai 2 hari.

9. Peremasan dan Pemisahan sortasi

Opak yang sudah kering dibawa ke departemen pemisahan sortasi. Pengangkutan kerupuk opak dari departemen penjemuran ke departemen pemisahan dilakukan dengan menggunakan beko. Opak yang masih berbentuk lembaran-lembaran selanjutnya diremas agar opak terpisah satu sama lain, seperti bentuk hasil cetakannya. Peremasan dan pemisahan kerupuk dilakukan di meja pengayakan. Pada meja pengayakan ini akan terpisah produk cacat yang kasar dengan yang halus. Produk cacat yang kasar akan diproses ulang kembali menjadi kerupuk opak, sedangkan opak yang halus akan dijual kepada masyarakat dan perusahaan pakan ternak sebagai bahan untuk diolah menjadi makanan ternak.

10. Pengemasan packaging

Proses selanjutnya adalah pengepakan packaging. Opak yang sudah disortasi produk yang tidak cacat, dimasukkan kedalam goni. Satu goni berisi 50 kg opak dan di depan goni tertulis tulisan 50 kg yang ditulis dengan menggunakan spidol. Setelah kerupuk opak ditimbang, goni diikat dengan menggunakan tali plastik. Setelah proses pengepakan selesai goni berisi opak dibawa ke gudang untuk disimpan.

2.4.3. Mesin dan Peralatan