Elly Sabrina Br Bangun : Usulan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Pada Stasiun Pengupasan Di UD. Putri Juna, 2009.
USU Repository © 2009
suatu objek layar monitor, seperti yang dialami oleh operator komputer misalnya akan terasa lelah. Cahaya yang terlalu kuat yang mengenai mata
juga akan bisa menimbulkan gejala yang sama. 3.
Lelah mental, dimana dalam kasus ini datangnya kelelahan bukan diakibatkan secara langsung oleh aktivitas fisik, melainkan lewat kerja
mental proses berfikir sebagai contoh. Lelah mental ini sering kali pula disebut sebagai lelah otak.
4. Lelah monotonis, adalah jenis kelelahan yang disebabkan oleh aktifitas
kerja yang bersifat rutin, monoton ataupun lingkungan kerja yang sangat menjemukan. Pekerjaan yang tidak memberikan tantangan, tidak
memerlukan skill, akan menyebabkan motivasi pekerja akan rendah. Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan otot yaitu teori
kimia dan teori saraf pusat terjadinya kelelahan. Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan
energi dan meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot, sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan saraf adalah penyebab
sekunder. Teori saraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya merupakan penunjang proses. Perubahan kimia yang terjadi mengakibatkan
dihantarkannya rangsangan saraf melalui saraf sensorik ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot.
3.3.2. Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan Akibat Kerja
Elly Sabrina Br Bangun : Usulan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Pada Stasiun Pengupasan Di UD. Putri Juna, 2009.
USU Repository © 2009
Grandjean 1991 menjelaskan bahwa faktor penyebab terjadinya kelelahan di industri sangat bervariasi, dan untuk memeliharamempertahankan
kesehatan dan efisiensi, proses penyegaran harus dilakukan di luar tekanan. Penyegaran terjadi terutama selama waktu tidur malam, tetapi periode istirahat
dan waktu-waktu berhenti kerja juga dapat memberikan penyegaran. Kelelahan yang disebabkan oleh karena kerja statis berbeda dengan kerja dinamis. Pada kerja
otot statis, dengan pengerahan tenaga 50 dari kekuatan maksimum otot hanya dapat bekerja hanya dalam 1 menit, sedangkan pada pengerahan tenaga 20
kerja fisik dapat berlangsung cukup lama. Tetapi pengerahan tenaga otot statis sebesar 15-20 akan menyebabkan kelelahan dan nyeri jika pembebanan
berlangsung sepanjang hari.
3.3.3. Proses Terjadinya Kelelahan Kerja
Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk ini bersifat dapat membatasi kelangsungan
aktifitas otot. Makanan yang mengandung glikogen mengalir dalam tubuh melalui peredaran darah, glikogen hanya dapat digunakan sebagai energi untuk keperluan
otot saja dan tidak dapat dikembalikan sebagai glukosa ke dalam aliran darah, tubuh kita dapat menyimpan glikogen dalam jumlah terbatas. Setiap kontraksi dari
otot selalu diikuti oleh oksidasi glukosa yang merubah glikogen menjadi tenaga dan asam laktat. Pada masa pemulihan asam laktat akan diubah kembali menjadi
glikogen dengan adanya oksigen dari pernapasan, sehingga memungkinkan otot
Elly Sabrina Br Bangun : Usulan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Pada Stasiun Pengupasan Di UD. Putri Juna, 2009.
USU Repository © 2009
dapat berfungsi kembali yang berarti keseimbangan kerja bisa dicapai dengan baik.
Keadaan dan perasaan kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu ceberi cortex yang dipengaruhi atas dua sistem saraf antagonis
yaitu sistem penghambat dan sistem penggerak. Sistem penghambat ini terdapat dalam thalamus dan bersifat menurunkan kemampuan manusia untuk bereaksi
sedangkan sistem penggerak terdapat dalam formatio retikularis yang bersifat dapat merangsang pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan tubuh
kearah bereaksi. Keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung pada hasil kerja
kedua sistem tersebut. Apabila sistem penggerak lebih kuat daripada sistem penghambat maka keadaan orang tersebut dalam keadaan segar untuk bekerja,
demikian sebaliknya apabila sistem penghambat lebih kuat maka orang tersebut akan mengalami kelelahan. Agar seseorang berada dalam keserasian dan
keseimbangan dalam bekerja, kedua sistem tersebut harus berada kepada kondisi yang memberikan stabilitas kepada tubuh. Granjean, 1993 dan Nurmianto, 1996
3.3.4. Langlah-Langkah Mengatasi Kelelahan