Sejarah Singkat Aboge DISKURSUS KOMUNITAS ABOGE

3. Mulai permulaan tahun 17471235 H sampai permulaan tahun 18671355 H hurufnya ARBANGIYAH WAGE Alip 1 Suro jatuh pada hari Rebo Wage yang disebut ABOGE. 4. Mulai permulaan tahun 18671355 H sampai permulaan tahun 19871475 H hurufnya TSALATSIYAH PON 1 Suro Alip jatuh pada hari Selasa Pon yang disebut ASAPON. Ajaran Islam Aboge pertama kali diperkenalkan oleh Ngabdullah Syarif Sayid Kuning yang terkenal dengan nama Sayid Abdullah. Terminologi Aboge merupakan akronim dari kata Alip, Rebo dan Wage. Aboge adalah sistem penghitungan kalender yang didasarkan pada masa peredaran windu atau delapan tahun. Satu windu menurut kalender Aboge terdiri atas tahun Alip, Ha, Jim Awal, Za, Dal, Ba, Wawu dan Jim Akhir. 8 Satu Windu tahun Jawa Islam berumur 8 tahun terdiri dari tahun Kabisat dan Basithah: 9 1. Tahun Kabisat Wuntu Panjang: Yaitu tahun Ehe, Dal, dan Jim Akhir dimana ketiga tahun tersebut masing- masing memiliki panjang hari sebanyak 355 hari. 2. Tahun Basithoh Wastu Pendek: Yaitu tahun Alip, Jim Awal, Ze, Be, dan Wawu dimana masing-masing tahun tersebut memiliki panjang hari sebanyak 354 hari saja. 8 Teguh Trianton, “Catatan Budaya”, diakses pada 19 November 2014 dari http:catatan budaya20081113riset-masjid-sayid-Kuning-html. 9 Muh. Choeza’I Aliy Comal, Pelajaran Hisab Isthilah Semarang: T.p., 1977, h. 6. Menurut kalender Aboge, 1 Muharram yang pertama dipercaya jatuh pada tahun Alip, hari Jum’at dengan pasaran Pon. Tahun Alip adalah tahun pertama, sedangkan hari Jum’at dan pasaran Pon adalah hari dan pasaran pertama. Kalender Aboge mengenal lima pasaran; yaitu Pon, Wage, Kliwon, Manis legi dan Pahing. Kemudian jumlah hari dalam sebulan rata-rata 29 hingga 30 hari. 10 Urutan hari dan pasaran diurutkan sesuai dengan awal harinya, berikut tabelnya: 11 No Hari Istilah Neptu 1 Rebo Siji Ji 7 2 Kemis Loro Ro 8 3 Jemuah Telu Lu 6 4 Setu Papat Pat 9 5 Ahad Lima Ma 5 6 senen Enem Nem 4 7 Selasa Pitu Tu 3 No Hari Istilah Neptu 1 Wage Ji 4 2 Kliwon Ro 8 10 Teguh Trianton, “Catatan Budaya”, diakses pada 19 November 2014 dari http:catatan budaya20081113riset-masjid-sayid-Kuning-html. 11 Machfudz Syah, Ilmu Hikmat Sejati Intisari Mujarrobat dan Kitab Bertuah Lainnya, cet.6, Pekalongan: CV. Bahagia, 1996, h. 43. 3 Manis Lu 5 4 Paing Pat 9 5 Pon Ma 7 Dalam perhitungan tahun Jawa Islam penanggalan Aboge permulaan tahun dimulai dengan tahun Alip yang memiliki dua belas bulan dengan rumus-rumus sebagai berikut: 12 No Singkatan Bulan Hari Pasaran 1 Ramjiji Muharram Rebo Wage 2 Parluji Sapar Jemuah Wage 3 Ludpatma Mulud Setu Pon 4 Ngukhirnemma Robingul Akhir Senen Pon 5 Diwaltupa Jumadil Awal Selasa Paing 6 Dikhirropat Jumadil Akhir Kemis Paing 7 Jablulu Rajab Jemuah Manis 8 wahmalu Ruwah Ahad Manis 9 Sanemro Pasa Senen Kliwon 10 Waljiro Sawal Rebo Kliwon 11 Dahroji Dzulqoidah Kemis Wage 12 M. Abdurrahman, “Islam Aboge: Harmoni Islam dan Tradisi Jawa”, diakses pada 16 November 2014 dari http:majelispenulis.blogspot.com20120528islam-aboge-harmoni-islam-dan- tradisi.html. 12 Jahpatji Dzulhijjah Setu Wage Dari setiap bulan dapat kita ketahui hari yang menjadi awal bulan tersebut, misalnya untuk bulan Syawal sekaligus penetapan hari raya, maka pada tahun Alif akan jatuh pada hari Rebo Kliwon. Demikian juga untuk menetapkan hari raya Idhul Adha dan Puasa. Pada tahun-tahun berikutnya akan disesuaikan dengan hari-hari sebelumnya. Rumus-rumus yang diberlakukan dalam tahun-tahun berikutnya adalah sebagai berikut: untuk tahun Ehe maka awal bulan dan awal tahun meneruskan tahun sebelumnya, selengkapya dapat dilihat pada tabel berikut ini: No Singkatan Bulan Hari Pasaran 1 Rammama Muharram Ahad Pon 2 Partuma Sapar Selasa Pon 3 Ludjipat Mulud Rebo Paing 4 Ngukhirlupat Rabingul Akhir Jemuah Paing 5 Diwalpatlu Jumadil Awal Setu Manis 6 Dikhirpatlu Jumadil Akhir Senin Manis 7 Jabturo Rajab Selasa Kliwon 8 Wahroro Ruwah Kemis Kliwon 9 Saluji Puasa Jemuah Wage 10 Walmaji Sawal Ahad Wage 11 Dahnemma Dzulqoidah Senen Pon 12 Jahjima Dzulhijjah Rebo Pon Demikian juga untuk menghitung tahun selanjutnya, maka awal bulan dan awal tahun meneruskan tahun sebelumnya. Untuk memudahkan dalam mengerjakan perhitungan tahun jawa di atas, Sultan Agung menciptakan rumus hari dan pasaran untuk setiap tahun. Pada periode 1 Suro Aboge tiap-tiap tahunnya, dapat kita lihat sebagai berikut: 13 Nama Tahun Istilah Hari dan Pasaran Singkatan Alip 1-1 Alip Ji-Ji Rebo Wage ABOGE Ehe 5-5 Ehe Mama Ahad Pon HEHADPON Jimawal 3-5 Jiwal Luma Jumah Pon JIMAPON Je 7-4 Je Tupat Selasa Pahing JESAING Dal 4-3 Dal Patlu Setu Manis DALTUNIS Be 2-3 Be Rolu Kemis Manis BEMISNIS Wawu 6-2 Wa Nemro Senen Kliwon WANENWON Jimakhir 3-1 Jimkir Luji Jumah Wage JIMKIRMAGE 13 Takhrir Fauzi, “Studi Analisis Penetapan Awal Bulan Kamariah Sistem Aboge Di Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Jawa Tengah”, Skripsi S1 Fakultas Syari’ah, Institus Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2010, h. 55. Secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 14 No Nama Tahun Awal Tahun Akhir Tahun Keterangan Hari Pasaran Hari Pasaran 1 Alip Rebo Wage Setu Pahing 2006 2 Ehe Ahad Pon Kemis Pahing 2007 3 Jim Awal Jemuah Pon Senin Manis 2008 4 Je Selasa Paing Jemuah Kliwon 2009 5 Dal Setu Legi Rebo Kliwon 2010 6 Be Kemis Legi Ahad Wage 2011 7 Wawu Senen Kliwon Kemis Pon 2012 8 Jim Akhir Jemuah Wage Selasa Pon 2013 Jika tahun Jim Akhir telah berakhir maka dimulai lagi dari tahun Alip dengan rumus yang sama karena disini tidak akan pernah terjadi perubahan. Adapun awal bulan maka akan melanjutkan dari bulan-bulan sebelumnya. Misalnya pada tahun Alip dimulai pada hari Rebo Wage dan berakhir pada hari Setu Pahing maka pada tahun Ehe akan melanjutkan dari hari tersebut yaitu hari Ahad Pon, begitu seterusnya. Dengan sistem kalender itu, penganut Aboge dapat menentukan kapan dan pada hari 14 M. Abdurrahman, “Islam Aboge: Harmoni Islam dan Tradisi Jawa”, diakses pada 16 November 2014 dari http:majelispenulis.blogspot.com20120528islam-aboge-harmoni-islam-dan- tradisi.html. apa 1 Ramadhan atau 1 Syawal tiba. Sistem kalender ini hingga sekarang masih dilestarikan oleh pengikutnya. 15 Contoh: Pada tahun 2013 bertepatan dengan tahun Jawa yaitu tahun Jim Akhir yang jatuh pada hari Jumat Wage sehingga untuk menentukan tahun 2014 kembali ke awal yaitu bertepatan dengan tahun Jawa tahun Alip yang jatuh pada hari Rebo Wage, begitupun seterusnya.

B. Wilayah Penyebaran Aboge

Pesan dakwah Ulama di Jawa yang dilakukan melalui serangkaian simbol budaya pada dasarnya adalah membahasakan bahasa perubahan sosial. Sehingga budaya dari berbagai peristiwa tren islam jawa tidak hanya diarahkan pada upaya pengungkapan makna-makna simbolnya saja, tetapi juga mengungkapkan tata bahasa di baik munculnya fenomena itu sendiri. 16 Aboge ditransformasikan kepada pemeluknya secara tradisional melalui pendidikan keluarga dan pertemuan para penganut Aboge. Di Kabupaten Banyumas penganut Aboge yang berjumlah ribuan tersebar di sejumlah desa antara lain di Desa 15 Teguh Trianton, “Catatan Budaya”, diakses pada 19 November 2014 dari http:catatan budaya20081113riset-masjid-sayid-Kuning-html. 16 Muchammad Ismail, Strategi Kebudayaan: Penyebaran Islam Di Jawa, Vol. 11, No. 1 2013: Dilematika Islam dan Budaya Lokal Jawa, 2013. Cibangkong Pekuncen, Desa Kracak Ajibarang, Desa Cikakak Wangon, Desa Tambaknegara Rawalo. 17 Sementara di Kabupaten Purbalingga tepatnya di Desa Onje, Kecamatan Mrebet, yang diyakini sebagai pusat penyebaran Islam Aboge di Banyumas. 18 Misalkan di salah satu Wilayah Banyumas, suatu masyarakat Islam yang masih menggunakan dan mengamalkan kalender Jawa penyebar agama Islam Aboge di Desa Cikakak dipercaya bernama Mustolih. Untuk menjaga masyarakat Aboge. Agar tetap eksis ada beberapa strategi bertahan yang dilakukan masyarakat Aboge di Desa Cikakak, yaitu: 1. Tetap menjaga solidaritas dan kekompakan sesama warga Aboge 2. Taat mengikuti petuah para orang tua. Dan yang dituakan dari dulu samapai sekarang adanya dawuh pangandiko yaitu proses regenerasi. 19

C. Paktek Komunitas Aboge

Orang Jawa mengacu pada budaya leluhur yang turun-temurun. Leluhur dianggap memiliki kekuatan tertentu, apalagi kalau orang yang meninggal leluhur tersebut tergolong wong tuwa baik dari segi umur maupun ilmunya. 20 17 http:properti.kompas.comread2010091109383178Islam.Aboge.Idul.Fitri.Hari.Ini . Diakses pada 18 November 2014. 18 Suparjo, “Aboge”, diakses pada 18 November 2014 dari http:www.tabloidpamor.comberita-89-aboge.html . 19 Siska Laelatul B, Eksistensi Komunitas Islam Aboge di Desa Cikakak Kecamatan Wagon Kabupaten Banyumas, Vol IV, No. 4, Tahun 2003. 20 Suwardi Endraswara, Mistik Kejawen Sinkretisme, Simbolisme dan Sufisme dalam Budaya Spiritual Jawa Jogjakarta: Penerbit Narasi, 2004, cet. IV, h. 7. Karena itu, Umat Islam Aboge menentukan jatuhnya 1 Ramadan dan 1 Syawal berbeda satu hari dengan Pemerintah karena berdasar keyakinan dari nenek moyang secara turun temurun dan menggunakan rumusan perhitungan kalender Jawa. Demi mengakomodasi kepentingan masyarakat Jawa yang berbeda, sistem penanggalan Jawa dibuat nama bulan dan jumlah hari dalam setahun diambil dari kalender Hijriyah. Namun, angka tahun Saka dipertahankan. Menurut Hendro Setyanto, kalender Jawa adalah kalender matematis, sama seperti kalender Masehi. Aturannya didasarkan pada perhitungan matematika dari fenomena astronomi. Sifatnya yang matematis membuat penanggalan Jawa tidak mengalami sengketa seperti dalam penentuan awal bulan kalender Hijriyah. 21 Menurut Sulam Imam Masjid Baitussalam Saka Tunggal, Desa Cikakak Banyumas bahwa kalender Islam Jawa sudah menjadi hitungan yang telah diyakini secara turun temurun sejak ratusan tahun silam. Namun, berkembangnya kalender Aboge di wilayah Banyumas tidak diketahui kepastiannya. 22 Penganut Aboge mengatakan bahwa inti dari ajaran mereka diyakini berpegang pada Al- Qur’an dan Hadis. 23 Kendati demikian, aliran Islam Jawa Aboge sudah ada secara turun-temurun, bahkan sejak akhir jaman kerajaan Hindu, 24 dengan kata lain kalender Aboge ini 21 M. Zaid Wahyudi, “Kalender Jawa, Akulturasi Budaya Jawa Hindu”, diakses pada 27 November 2014 dari Sains.Kompas.comread2014110620363101kalender-jawa-akulturasi-budaya- islam-hindu. 22 http:www.jurnalhajiumroh.compostberitapenganut-islam-aboge-berlebaran-jumat . Diakses pada 16 November 2014. 23 Falinda, Sistem Keyakinan dan Ajaran Islam Aboge, Jurnal Ibda’, Vol. 10, No. 2 2012: Religiositas Tradisi Jawa Islam Dalam Seni Batik, 2013. diperkirakan muncul pada masa peralihan budaya Hindu seiring dengan masuknya ajaran Islam di Pulau Jawa. Bisa juga sebelum adanya Wali. Perkiraan tersebut muncul karena kalender Aboge tidak hanya digunakan oleh umat Islam tetapi juga para penganut Kejawen. 25 Komunitas Aboge di Purbalingga menetapkan awal bulan Kamariah dengan dua cara yaitu: 1. Secara sederhana yaitu melihat almanac seumur hidup yang terdapat dalam kitab Mujarrabat dan Primbon Sembahyang, dengan cara dan metode yang telah diterangkan pada bab sebelumnya. Perhitungan ini dipergunakan bagi orang awam yang tidak mengetahui rumus-rumus perhitungan Aboge. 2. Dengan menggunakan rumus yang terkonsep dari pesan para sesepuh komunitas Aboge yang sebagian terdapat pada kitab Mujarrabat, yang diterjemahkan oleh Abdurrahman bin H. Abdul Aziz. Rumus ini dihapal oleh sesepuh Aboge, catatan atau rumusan tersebut tidak dibukukan. Karena menurut mereka, ilmu perhitungan Aboge adalah ilmu yang dihapalkan bukan dicatat. Sehingga metode pembelajarannya adalah cerita. 26 24 Suparjo, “Aboge”, diakses pada 18 November 2014 dari http:www.tabloidpamor.comberita-89-aboge.html. 25 http:www.jurnalhajiumroh.compostberitapenganut-islam-aboge-berlebaran-jumat . Diakses pada 16 November 2014. 26 Alfina Rahil Ashidiqi, “Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektif Aboge Studi Terhadap Komunitas Aboge Di Purbalingga”, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, h. 77.