4 Ongso
Kurang baik panen pada hitungan ini karena hasil yang dipanen tidak sesuai dengan prediksi.
Contoh : Apabila akan memanen hasil pertanian pada hari Rabu Pahing, neptunya adalah
Rabu = 7 dan Pahing = 9 7+9 =16. Maka untuk mengetahui jatuh pada petungan apa dengan cara mulai menghitung dari Pari, Mrenyi, Beluk, dan
Ongso berulang kali sampai pada hasilnya yaitu 16. Bila dicocokkan dengan rumus yang di atas, maka jatuh di Ongso berarti masyarakat meyakini bahwa
panen pada hitungan ini hasilnya kurang baik atau tidak sesuai dengan prediksi.
5. Penggunaan Sistem Aboge untuk menentukan arah bepergian dalam
mencari pekerjaan dan lain-lain.
21
Jumlah hari dan Pasaran
Selatan Utara
Barat Timur
7 Meninggal
Sakit Hidup
Selamat 8
Selamat Meninggal
Sakit Hidup
9 Sakit
Hidup Selamat
Meninggal 10
Hidup Selamat
Meninggal Sakit
11 Meninggal
Sakit Hidup
Selamat 12
Selamat Meninggal
Sakit Hidup
21
Harya Tjakraningrat, Kitab Primbon Betaljemur Adammakna Yogyakarta: Soemodidjojo Mahadewa, 2008, h. 121.
13 Sakit
Hidup Selamat
Meninggal 14
Hidup Selamat
Meninggal Sakit
15 Meninggal
Sakit Hidup
Selamat 16
Selamat Meninggal
Sakit Hidup
17 Sakit
Hidup Selamat
Meninggal 18
Hidup Selamat
Meninggal Sakit
6. Penggunaan Sistem Aboge dalam membeli hewan ternak.
Perhitungan Aboge juga dimanfaatkan masyarakat Desa Kembang dalam membeli hewan ternak, yaitu supaya hewan yang mereka pelihara sesuai dengan
keinginan. Berikut rumus kejawen yang digunakan dalam membeli hewan ternak:
No Nama
Keterangan 1
Suku Tidak baik membeli hewan ternak pada neptu ini.
2 Watu
Hewan yang di beli akan gemuk, sehingga pada hitungan ini dianjurkan sesepuh Aboge.
3 Gajah
Tidak baik karena hewan yang dibeli nantinya akan galak.
4 Butho
Kurang baik karena hewan akan galak tetapi untuk pertumbuhannya baik karena akan gemuk.
Contoh : Apabila ada orang yang membeli hewan pada hari Jumat Paing, berarti neptunya
adalah jumat= 6 dan Paing= 9 6+9= 15. Maka untuk mengetahui jatuh pada pitungan apa dengan cara mulai menghitung dari Suku, Watu, Gajah, dan Butho
berulang kali sampai pada hasilnya yaitu 15. Bila dicocokkan dengan rumus yang di atas, maka jatuh di Gajah berarti masyarakat meyakini bahwa hewan yang
dibeli nantinya akan galak.
7. Penggunaan Sistem Aboge untuk mengetahui rizki orang yang ditinggal
mati keluarganya.
Masyarakat Aboge meyakini bahwa apabila ada orang meninggal dunia akan mempengaruhi rizki keluarganya yang ditinggal mati. Berikut rumus
kejawen yang digunakan untuk mengetahui rizki keluarga yang ditinggal mati: No Nama
Keterangan 1
Gunung Apabila ada orang meninggal pada neptu ini, keluarga
yang ditinggal mepunyai rezeki yang baik seperti gunung.
2 Jungkur
Orang yang ditinggal mempunyai rezeki yang kurang baik.
3 Segoro
Keluarga yang ditunggalkan akan berebut harta warisan. 4
Asat Rezeki keluarga kurang baik karena akan menyusut.
Contoh : Apabila ada orang yang meninggal dunia pada hari Kamis Legi, berarti neptunya
adalah kamis= 8 dan legi= 5 8+5= 13. Maka untuk mengetahui jatuh pada petungan apa dengan cara mulai menghitung dari gunung, jungkur, segoro, asat
berulang kali sampai pada hasilnya yaitu 13. Bila dicocokkan dengan rumus yang di atas, maka jatuh di gunung berarti masyarakat meyakini bahwa keluarga yang
ditinggal mati pada neptu ini rezekinya akan baik seperti gunung.
22
22
Wawancara Pribadi dengan Kasemo. Pati, 17 Januari 2015.