Paktek Komunitas Aboge DISKURSUS KOMUNITAS ABOGE

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Langkah pertama, mengetahui urutan atau tanda pada nama hari Patokan utama adalah Aboge yang mengandung arti bahwa tahun Alif jatuh pada hari Rebo pasarane Wage. Maka hari Rebo ditandai angka 1 karena menjadi dasar yang utama dan pada urutan yang pertama dalam hari, sehingga urutannya adalah: No Nama Hari Urutan Ke 4 Setu 4 1 Rebo 1 5 Ahad 5 2 Kamis 2 6 Senen 6 3 Jum’ah 3 7 Selasa 7 b. Langkah kedua, yaitu mengetahui urutan pasaran. Kemudian pasaran juga berpatokan pada Wage, sehingga urutannya adalah: wage, Kliwon, Legi, Pahing, Pon. c. Langkah ketiga, yaitu menggunakan rumus untuk menetapkan hari dan pasaran tanggal 1 Sura pada setiap tahun Aboge dengan mengetahui urutan hari dan pasaran. Kemudian dalam menentukan hari dan pasaran pada tiap tanggal 1 Sura Muharram dalam setiap tahun Aboge terdapat rumus yang pasti yaitu: Tahun ke Nama Tahun Urutan Hari Urutan Pasaran Rumus Singkatan 1 Alif Rabo 1 Wage 1 Aboge 2 Ha Ahad 5 Pon 5 Hahadpon 3 Jim Awal Jumngah 3 Pon 5 Jangahpon 4 Za Selasa 7 Pahing 4 Zasahing 5 Dal Sabtu 4 Legi 3 Daltugi 6 Ba Kamis 2 Legi 3 Bamisgi 7 Wal Senen 6 Kliwon 2 Walinenwon 8 Jim Akhir Jumngah 3 Wage 1 Jangehge d. Langkah keempat, menggunakan rumus untuk menentukan hari dan pasaran tanggal 1 pada setiap bulan Aboge. Dalam penentuan hari dan pasarn tanggal 1 pada setiap bulan tahun Aboge menggunakan rumus yang pasti, yang diurutkan dari hari pasaran tanggal 1 Muharram pada tahun tersebut. Rumus-rumus tersebut ialah Ramjiji, Parluji, Uwalpatma, Uhirnemma, Diwaltupat, Dihirropat, Jablulu, Banmalu, Dhannemma, Waljiro, Dahroji, dan Jahpatji. Nama- nama rumus tersebut merupakan singkatan dari nama bulan, urutan hari dan urutan pasaran yang menagndung arti bahwa bulan tersebut jatuh pada urutan hari yang ke sekian dan urutan pasaran yang kesekian. 27 27 Alfina Rahil Ashidiqi, Penentuan Awal Bulan, h. 77-81. Sedangkan untuk penganut Aboge di Desa Kembang Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati dalam menentukan tahun, awal bulan, hari dan pasaran menggunakan almanak yang terdapat dalam kitab Mujarrobat, sebagai berikut: 28 28 Mujarrobat, h. 144. Sebenarnya kitab ini sudah diterjemahkan dengan cara jawa oleh Abdurrahman dari Madiun Tampuran. Keterangan: Bulan Muharram tahun Alip 1 jatuh pada hari Rebo dan pasaran Wage, pada tahun Ehe 5 jatuh pada hari Ahad Pon, tahun Jim Awal 3 jatuh pada hari Jumat Pon, tahun Je 7 jatuh pada hari Selasa Pahing, tahun Dal 4 jatuh pada hari Sabtu Legi, tahun Be 2 jatuh pada hari Kamis Legi, tahun Wawu 6 jatuh pada hari senin Kliwon, dan tahun Jim Akhir 3 jatuh pada hari Jumat Wage. Dan seterusnya. 32

BAB III KONDISI SOSIAL DESA KEMBANG DAN MODEL PENENTUAN AWAL

BULAN KAMARIAH

A. Demografi Masyarakat Desa Kembang Kecamatan Dukuhseti Kabupaten

Pati 1. Asal Usul Nama Desa Kembang Sejarah Desa Kembang tidak luput dari sejarah Kecamatannya yaitu Dukuhseti. Pendiri Desa Dukuhseti adalah Brojoseti Singobarong. Beliau mempunyai banyak Kerbau dan yang memelihara adalah Mbah Anggur. Tidak lama kemudian Mbah Anggur dituduh mencintai istri Majikannya Brojoseti Singobarong, dari situlah Mbah Anggur dibunuh potong leher sampai darahnya sebabar dan baunya wangi seperti Kembang. Oleh sebab itu diberi nama Desa Kembang. 1 2. Keadaan Geografis Desa Kembang merupakan salah satu dari 12 Desa yang terletak di Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati. Luas wilayah Desa Kembang adalah 1.241.677 Ha. Dengan Tanah sawah 463.765 Ha, luas tanah kering yang terdiri dari pekarangan bangunan 479.960, Tegalan kebunan 175.345 Ha dan tambak 1 Wawancara Pribadi dengan Yusuf Rustam Mantan Kepala Desa Kembang sekaligus sebagai Tokoh Aboge. Pati, 16 Januari 2015. kolam 375.201 Ha. Desa Kembang terbagi dalam 15 dusun, 4 RW, dan 34 RT. 2 Jarak Desa Kembang dengan Kantor Kecamatan 3 km, jarak dengan Kota Kabupaten 40 km, sedangkan jarak dengan Kota Propinsi Jawa Tengah 150 km. 3 Jumlah penduduk Desa Kembang dilihat dari umur dan kelamin: Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 2 3 4 0 - 4 233 230 463 5 - 9 233 221 454 10 - 14 303 250 553 15 - 19 382 379 761 20 - 24 437 420 857 25 - 29 551 540 1091 30 - 39 558 501 1059 40 - 49 501 470 971 50 - 59 351 353 704 60 + 200 224 424 Jumlah 3749 3588 7337 2 Data Laporan Monografi Kabupaten Pati, Kecamatan Dukuhseti Desa Kembang, Keadaan Bulan November 2014. 3 Wawancara Pribadi dengan Yusuf Rustam. Pati, 16 Januari 2015. Jumlah penduduk menurut pendidikannya bagi 5 tahun ke atas 1 Tamat Akademik Perguruan Tinggi 212 orang 2 Tamat SLTA 965 orang 3 Tamat SLTP 1184 orang 4 Tamat SD 2752 orang 5 Tidak Tamat SD 779 orang 6 Belum Tamat SD 402 orang 7 Tidak Sekolah 632 orang 3. Keadaan Keagamaan Agama Kristen Protestan merupakan agama yang paling dominan di desa ini. Dengan jumlah 7337. Selebihnya yaitu 6705 pemeluk agama Islam dan 632 pemeluk Kristen Katolik. Sarana peribadatan terdiri dari 6 masjid, 21 Surau Mushola, dan 2 Gereja. Masyarakat Desa Kembang juga mengikuti organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Selain agama-agama tersebut, sebagian kecil masyarakat Desa Kembang penganut Sabda yang tidak beragama tetapi mempunyai kepercayaan atau keyakinan. Masyarakat ini juga masih menggunakan penanggalan Jawa Aboge. Ajaran Sabda tidak melaksanakan shalat karena mereka sudah punya keyakinan di hati, kalaupun mereka melaksanakan shalat maka mereka hanya ingin menyambung seduluran sillaturrahim antar makhluk Allah semata. 4. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Kembang sebagaimana kehidupan masyarakat pedesaan pada umumnya memiliki jiwa gotong royong yang sangat tinggi. Kagiatan saling tolong menolong merupakan hal yang sangat di utamakan. Masyarakat hidup dengan tentram. Tingkat ekonominya hampir sebagian besar sudah pada taraf sejahtera. Masyarakat di desa Kembang kebanyakan bekerja sebagai buruh tani karena luasnya lahan sawah yang di miliki desa tersebut. Tanaman utama desa ini adalah padi seluas 105000 Ha. Sedangkan tanaman perdagangan rakyat adalah kelapa muda sebanyak 230 batang, berproduksi 543 dan tidak berproduksi sebanyak 468. Ada juga jenis tanaman kapuk randu muda sebanyak 13 batang pohon, berproduksi 15 dan yang tidak berproduksi sebanyak 7 pohon. Selain pertanian, peternakan menempati peringkat kedua, tabel jumlah ternak besar dan kecil sebagai berikut: No Nama Hewan Jumlah 1 Sapi Biasa 162 ekor 2 Kerbau 8 ekor 3 Kambing Domba 1263 ekor 4 Kuda 4 ekor 5 Ayam Kampong 2179 ekor 6 Itik 5721 ekor Sarana perekonomian di Desa Kembang meliputi: 26 toko kios warung, 2 koperasi simpan pinjam, 616 perusahaan industri besar dan sedang, 2 perusahaan industri kecil, dan lain-lain. 4

B. Profil Komunitas Aboge di Desa Kembang Kecamatan Dukuhseti

Kabupaten Pati Penanggalan Jawa merupakan salah satu produk budaya asli bangsa Indonesia. System penanggalan Jawa tersebut, seperti halnya budaya Jawa lainnya, perlahan mulai hilang dari peredaran. 5 Tetapi karena sifatnya yang pasti sebagai Mathematical Calender membuat penanggalan Jawa tetap ada yang menggunakan. Istilah Aboge dapat dirinci bahwa a berasal dari Alip, salah satu dari delapan tahun siklus windu, bo mengacu pada rebo hari Rabu, dan ge berasal dari Wage, salah satu dari hari pasaran yang lima yang berarti tahun Alip jatuh pada hari Rabo Wage. Hal ini timbul karena persentuhan Islam dengan budaya lokal atau yang sering menimbulkan corak budaya tersendiri di luar dugaan dan melahirkan pemikiran tersendiri, dalam pemikiran hisab rukyat. 6 Aboge di Desa Kembang Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati tidak merupakan sebuah organisasi melainkan sebuah kelompok masyarakat Islam yang kebanyakan adalah paranormal yang menggunakan sistem penghitungan Aboge Alip Rebo Wage untuk rutinitas sehari-hari karena 4 Data Laporan Monografi Kabupaten Pati, Kecamatan Dukuhseti Desa Kembang, Keadaan Bulan November 2014. 5 Hendro Setyanto, Membaca Langit Jakarta: Al-Ghuraba, 2008, h. 68. 6 Alfina Rahil Ashidiqi, “Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektif Aboge Studi Terhadap Komunitas Aboge Di Purbalingga”, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, h. 4.