Tinjauan Review Kajian Terdahulu
bahwa kontrak atau perjanjian pada umumnya merupakan sumber perikatan Pasal 1233 BW . Sesuai dengan Pasal 1338 BW bahwa
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang. Dengan demikian perjanjian-perjanjian yang dibuat para pihak tidak
dapat ditarik kembali secara sepihak dan pelanggaran atas hal tersebut merupakan wanprestasi.
Prinsip perlindungan berdasarkan hukum kontrak ini sangat relevan dengan bentuk perlindungan berdasarkan system hukum perburuhan
atau hukum ketenagakerjaan. Hubungan antara pengusaha dan karyawan merupakan salah satu masalah penting berkenaan. Berkenaan
dengan Rahasia Dagang. Tingginya tingkat keluar masuk karyawan dari satu perusahaan ke perusahaan lain menyebabkan perlunya pengaturan
Rahasia Dagang ini diintegrasikan ke dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan. Teori ini pun terkait dengan masalah “orang dalam”
perusahaan insider trading. Perlu ditegaskan di sini bahwa suatu perjanjian yang dibuat oleh perusahaan dengan karyawannya yang
isinya melarang penggunaan teknologi atau informasi yang telah diketahui secara umum atau merupakan public domain adalah suatu
tindakan yang dianggap sebagai cacat hukum.
11
3. Teori Perbuatan Melawan Hukum dapat menjadi dasar dari
perlindungan atas Rahasia Dagang. Hal ini merupakan salah satu jalan keluar sebagai konsekuensi perlindungan atas HKI yang tidak
11
Ahmad M. Ramli, H.A.K.I: Teori Dasar Perlindungan Rahasia Dagang, h.50-51.
didaftarkan seperti halnya Rahasia Dagang.
12
Dalam kaitannya sebagai dasar terhadap perlindungan Rahasia Dagang, maka teori perbuatan
melawan hukum ini menggolongkan pelanggaran Rahasia Dagang adalah sebagai perbuatan melawan hukum, dimana pelanggaran
terhadap Rahasia Dagang berarti pelanggaran terhadap penggunaan informasi Rahasia Dagang sesuai isi Pasal 13 dan 14 Undang-Undang
No.30 Tahun 2000. Perkembangan kebijakan dan kepedulian mengenai perlindungan
aset-aset intelektual atau HKI, termasuk Rahasia Dagang di Barat dilandasi beberapa teori, yang dikenal sebagai teori
“reward”, teori “recovery” ,teori “incentive”, dan teori “risk” yang dimaksud dengan teori-teori ini adalah;
13
1. Teori reward menyatakan ,sebenarnya bahwa pencipta atau penemu yang menghasilkan penemuan yang harus dilindungi harus diberi penghargaan
atas jerih payahnya menghasilkan penemuan. Terkandung pengertian dari masyarakat mengenai penghargaan atas jerih payah seseorang atau
suatu pengakuan atas keberhasilan yang dicapai. Teori reward mendalilkan bahwa apabila individu-individu yang kreatif diberi insentif
berupa hak eksklusif, maka hal ini akan merangsang individu-individu lain untuk bereaksi.
2. Teori recovery menyatakan bahwa penemu atau pencipta setelah mngeluarkan jerih payah dan waktu serta biaya , harus memperoleh
12
Ibid., h. 52.
13
P. Cita Citrawinda, Budaya Hukum Indonesia Menghadapi Globalisasi: Perlindungan Rahasia Dagang di Bidang Farmasi, Jakarta: Chandra Pratama, 2005, h. 126.