Hubungan Rahasia Dagang dan Perjanjian Kerja

d. Kapan informasi dianggap disalahgunakan atau dilanggar e. Kapan informasi tersebut dianggap tidak lagi menjadi rahasia dilepaskan Perjanjian kerja merupakan salah satu dari perjanjian untuk melakukan pekerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1601 KUHPerdata. Sebagai perjanjian yang mempunyai ciri-ciri khusus yakni mengenai perburuhan, pada prinsipnya perjanjian kerja juga merupakan perjanjian sehingga sepanjang mengenai ketentuan yang sifatnya umum, terhadap perjanjian kerja berlaku ketentuan umum. Informasi Rahasia Dagang dapat diungkapkan atau dimanfaatkan bersama-sama sesuai dengan kesepakatan yang diatur dalam suatu perjanjian kerahasiaan. Informasi rahasia dapat dihasilkan dalam proyek- proyek penelitian yang disponsori. Dalam hal ini pihak sponsor pada umumnya akan meminta perguruan tinggi atau lembaga litbang. Dan inventor creator untuk menjaga kerahasiaan informasi terkait. Informasi Rahasia Dagang sangatlah bernilai baik secara sendiri atau digunakan bersama dengan bentuk-bentuk kekayaan intelektual lainnya. Perjanjian baik tertulis dan tidak tertulis yang dibuat oleh pemilik Rahasia Dagang dengan pegawai atau pihak ketiga menyebabkan pihak lain terikat untuk menjaga kerahasiaan sebuah informasi. Jika kewajiban tersebut dilanggar, pihak yang terikat untuk menjaga Rahasia Dagang dianggap telah melakukan pelanggaran. 17 17 Tomi Suryo Utomo, “Hak Kekayaan Intelektual HKI” Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. h, 172.

E. Pelanggaran Rahasia Dagang

Seorang dianggap tidak sah dan melanggar Rahasia Dagang orang lain apabila ia memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara-cara yang tidak layak, seperti wanprestasi ingkar janji, pencurian, penyadapan, spionase, membujuk untuk membocorkan Rahasia Dagang melalui penyuapan,paksaan dan lain-lain. Yang bukan dikatakan pelanggaran tersebut adalah kegiatan rekayasa ulang untuk mengurangi bagian-bagian suatu produk yang diperoleh secara sah guna dianalisa untuk mengetahui komposisi, cara pembuatan, cara kerja, bentuk maupun metode pembuatannya. Praktik seperti ini diakui sah sepanjang digunakan sebagai dasar bagi pengembangan atau penyempurnaan lebih lanjut atas produk yang bersangkutan. Menurut Pasal 13-14 Undang-Undang Rahasia Dagang yang dimaksud pelanggaran Rahasia Dagang adalah apabila seseorang dengan sengaja : a. mengungkapkan Rahasia Dagang; b. mengingkari kesepakatan untuk menjaga Rahasia Dagang; c. mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang; atau, d. memperoleh Rahasia Dagang dengan cara yang bertentangan dengan hukum. Pengecualian dari Pelanggaran Rahasia Dagang menurut Pasal 15 Undang-Undang Rahasia Dagang : a. Pengungkapan atau penggunaan Rahasia Dagang didasarkan pada kepentingan pertahanan keamanan, kesehatan, atau keselamatan masyarakat. b. Tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan Rahasia Dagang milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk kepentingan pengembangan lebih lanjut dari produk yang bersangkutan. 56

BAB IV KETENTUAN PENGATURAN KOMPETENSI ABSOLUT

DALAM SENGKETA RAHASIA DAGANG PADA PUTUSAN MA NOMOR 1713 KPdt2010

A. Posisi Kasus

Putusan MA Nomor 1713 KPdt2010 merupakan kasus antara PT. Basuki Pratama Engineering BPE selaku badan hukum, yang beralamat di Jalan Pulo Lentut No. 2 Kawasan Industri Pulo Gadung, Kelurahan Rawa Terate, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur sebagai pemohon kasasi melawan I.PT Hitachi Construction Machinery Indonesia HCMI}, II.Shuji Sohma ex direktur PT. HCMI, III.Gunawan Setiadi Martono ex direktur PT. HCMI, IV.Calvin Jonathan Barus ex karyawan PT.BPE , V.Faozan ex karyawan PT.BPE, VI.Yoshapat Widiastanto ex karyawan PT.BPE, VII.Agus Riyanto ex karyawan PT.BPE, VIII.Aries Sasangka Adi ex karyawan PT.BPE, IX.Muhamad Syukriex karyawan PT.BPE , X.Roland Pakpahan ex karyawan PT.BPE sebagai termohon kasasi semua termohon kasasi berkedudukanbertempat tinggal di Jalan Raya Bekasi Km 28,5 Rawapasung Bekasi 1733, Jawa barat. Terjadinya kasus ini bersumber dari adanya dugaan pelanggaran Rahasia Dagang penggunaan metode produksi dan atau metode penjualan mesin boiler secara tanpa hak oleh PT HCMI dkk. Berdasarkan hal ini PT BPE sebagai pemohon kasasi dahulu penggugat telah mengajukan gugatan terhadap PT HCMI dkk dan tergugat lainnya sebagai termohon kasasi dahulu tergugat di depan persidangan Pengadilan Negeri Bekasi hal ini berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang No.30 Tahun 2000 bahwa pemegang Hak Rahasia Dagang atau penerima Liensi dapat menggugat siapa pun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. Oleh karena itu PT BPE mengajukan gugatan kepada PT HCMI dkk dan tergugat lainnya. Ketentuan Pasal 11 Undang-Undang No.30 Tahun 2000 ini disusun untuk memberikan kesempatan bagi pemilik Rahasia Dagang untuk melindungi Rahasia Dagangnya. Penggugat, adalah pemilik dan pemegang hak atas Rahasia Dagang metode produksi dan metode penjualan mesin boiler di Indonesia, karena penggugat sudah memproduksi mesin boiler sejak tahun 1991. Metode proses produksi itu bersifat rahasia perusahaan. Bahwa sebagai perusahaan yang berfokus sebagai produsen mesin boiler, perusahaan PT BPE memiliki metode produksi termasuk juga rancang bangun proses produksi mesin boiler yang harus dilakukan sebelum dilakukannya proses produksi. Seluruh detail metode produksi, informasi maupun detail spesifikasi mesin boiler dicantumkan dalam cetak biru. Sehingga cetak biru tersebut dianggap sebagai Rahasia Dagang karena tidak diketahui oleh masyarakat umum dan memiliki nilai ekonomis serta PT BPE telah melakukan upaya menjaga kerahasiaannya. Bahwa tergugat IV sampai dengan tergugat X adalah bekas karyawan PT BPE, tetapi ternyata sejak para tergugat tidak bekerja lagi di perusahaan, mereka telah bekerja di perusahaan tergugat PT HCMI.