Ruang Lingkup Rahasia Dagang

dihasilkan, daftar konsumen dan informasinya, bahan pasokan, dan metode penjualan. 14 D. Unsur – Unsur Rahasia Dagang Jika kita perhatikan rumusan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Rahasia Dagang, akan dapat kita tarik kesimpulan bahwa Rahasia Dagang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut: 15

a. Adanya pengertian mengenai informasi

Undang-Undang Rahasia Dagang sama sekali tidak memberikan definisi atau pengertian tentang informasi. Dengan demikian maka apakah ini berarti pengertian informasi harus dapat kita cari dari pengertian yang seumumnya. Jika kita lihat pengaturan yang diberikan di Amerika Serikat dan pembatasan dalam pengertian disebutkan dalam huruf e khususnya yang berkaitan dengan kewajiban penjagaan informasi dan bukti keberdaan informasi yang berharga, dapat dikatakan bahwa informasi yang dimaksudkan disini adalah informasi yang bersifat tertulis.

b. Informasi tersebut merupakan informasi yang tidak diketahui oleh

umum Informasi akan dianggap rahasia jika informasi itu merupakan sebuah konsep, ide atau informasi yang hanya diketahui pemilik serta tidak dapat diperoleh oleh pihak lain dan belum diketahui secara umum. 14 Rahmi Jened, “Hak Kekayaan Intelektual” Surabaya: Airlangga University Pres, 2010 h. 217-218. 15 Gunawan Widjaja, SERI HUKUM BISNIS : RAHASIA DAGANG, h.78. Jika informasi diumumkan kepada masyarakat, kerahasiaan dari informasi tersebut akan hilang. Misalnya menurut hukum Australia, perusahaan umum wajib mengungkapkan informasi tertentu agar pelaku pasar dapat memperoleh gambaran secara layak mengenai aktivitasnya. Sifat kerahasiaan dari informasi itu dianggap hilang ketika diungkapkan. Akan tetapi apabila dokumen harus diserahkan ke pengadilan untuk keperluan terbatas, informasi dalam dokumen tersebut tetap dianggap rahasia, karena pengungkapan itu terbatas dan tidak untuk masyarakat. 16

c. Informasi tersebut berada dalam lapangan teknologi danatau

bisnis Limitasi yang diberikan dalam definisi Rahasia Dagang oleh Undang-Undang No.30 Tahun 2000 adalah informasi tersebut harus berada dalam bidang teknologi atau bisnis. Undang-Undang Rahasia Dagang juga tidak memberikan rumusan atau penjelasan lebih lanjut tentang arti di bidang teknologi dan atau bisnis. Rumusan Pasal 2 Undang-Undang Rahasia Dagang yaitu: “Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi danatau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.” Ini berarti informasi dalam bidang teknologi dan atau bisnis ini adalah informasi yang merupakan suatu proses yang dapat berupa sistem atau prosedur atau tata cara jalannya suatu kegiatan usaha, baik yang 16 Tim Lindsey, Hak Kekayaan Intelektual, h. 240-241. berhubungan dengan teknologi dalam bentuk formulasi produk barang maupun sistem kegiatan jalannya usaha itu sendiri dalam bentuk produk jasa. Mengenai makna teknologi adalah bahwa teknologi yang dimaksud disini adalah proses pembuatan produk, yang dalam hal tertentu, jika memenuhi persyaratan perolehan paten dapat merupan teknologi yang dapat dipatenkan. Sedangkan kata bisnis mengandung arti yang sangat luas meliputi baik metode pengolahan, pola penjualan, pola pendistribusian, atau barang dan lain-lain yang dianggap unik dan berharga.

d. Memiliki nilai ekonomi

Rumusan Pasal 3 angka 3 Undang-Undang No.30 Tahun 2000 merumuskan bahwa: ‘’Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi.” Makna menjalankan kegiatan yang bersifat komersial, menunjukan bahwa informasi tersebut akan bermanfaat dan menguntungkan jika dilakukan secara massal, dan tidak hanya diperuntukkan dan dipergunakan secara terbatas. Hal ini menunjukan kembali bahwa dalam Rahasia Dagang, yang dirahasiakan adalah suatu sistem, prosedur, tata cara, proses, formula dan bukan produk itu sendiri. Melalui rangkaian kegiatan dengan mempergunakan sistem, tata cara, proses dan atau formula yang dirahasiakan, produk, baik barang atau jasa yang dihasilkan ini diharapkan dapat memberikan keuntungan secara ekonomis.

e. Kewajiban menjaga kerahasiaannya oleh pemiliknya

Ketentuan Pasal 3 angka 4 Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 menyatakan bahwa : “Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut. ” Agar pengajuan gugatan terhadap pelanggaran kerahasiaan berhasil, pemilik Rahasia Dagang harus membuktikan penerima Rahasia Dagang memiliki kewajiban untuk menjaga sifat kerahasiaan dari informasi tersebut karena informasi itu diberikan secara rahasia. Keadaan dimana informasi diperoleh akan menentukan apakah ada kewajiban untuk menjaga kerahasiaan. Secara umum diatur bahwa ada kewajiban untuk menjaga kerahasiaan jika dianggap layak bagi seseorang yang berada dalam posisi yang sama dengan penerima informasi, mengakui informasi tersebut diberikan kepadanya secara rahasia. 17 Kecenderungan dipilihnya bentuk perlindungan melalui Rahasia Dagang setidak-tidaknya dilandasi oleh dua alasan, pertama karena seringkali substansi yang diinginkan untuk mendapat perlindungan merupakan hal yang tidak dapat diberi paten, seperti halnya daftar pelanggan perusahaan, data keuangan, nota-nota bisnis dan lain-lain. 17 Ibid. 242. Kedua, mungkin juga hal yang ingin dilindungi sebenarnya memungkinkan untuk diberi hak paten, tetapi investor lebih memilih bentuk perlindungan Rahasia Dagang karena berbagai alasan seperti jangka waktu perlindungan yang tidak terbatas, nilai kerahasiaan yang lebih terjamin, mahalnya biaya di kantor paten dan formalitas pendaftaran yang lebih rumit. 18 18 http:ejournal.unsrat.ac.idindex.phplexetsocietatisarticleviewFile24471984 diakses pada tanggal 20 Juni 2015.

BAB III KETENTUAN PENGATURAN KEPEMILIKAN RAHASIA

DAGANG

A. Profil PT. Basuki Pratama Engineering dan PT. Hitachi Construction

Machienery Indonesia 1. PT.Basuki Pratama Engineering a. Sejarah 1 PT. Basuki Pratama Engineering, didirikan pada tanggal 16 Juli 1981 oleh dua bersaudara yakni Johannes Sujanto Basuki dan Stefanus Widagdo Basuki. Dengan hanya mempekerjakan beberapa pekerja dalam suatu bengkel kecil, PT. Basuki Pratama Engineering memulai usahanya dalam memproduksi Kiln Dryer System. Dengan memiliki standar kualitas dan efisiensi yang tinggi, produk yang dihasilkan PT. Basuki Pratama Engineering dapat diterima dengan baik pada pasar lokal, baik perusahaan-perusahaan maupun pabrik- pabrik yang ada. PT. Basuki Pratama Engineering merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. “Desain menjadikan produk berkualitas”, itulah moto dari PT. Basuki Pratama Engineering. Sekarang, produk yang dihasilkan PT. Basuki Pratama Engineering sudah diekspor ke beberapa negara. Dengan 1 http:www.basuki.com diakses pada tanggal 20 Juni 2015. 36 memelihara kualitas dari produk, PT. Basuki Pratama Engineering akan terus menjadi “pemain” kuat di pasarnya. PT. Basuki Pratama Engineering, disamping menghasilkan produk yang sangat berkualitas, juga memperhatikan kepuasan dari konsumennya. Saat ini PT. Basuki Pratama Engineering menjadi pemimpin pasar untuk Kiln Dryer System, mempekerjakan ± 400 karyawan yang profesional, dengan lahan pabrik ± 14000m2 yang bertempat di kawasan industri Pulogadung. Disamping memproduksi Kiln Dryer System, PT. Basuki Pratama Engineering juga memproduksi boilers, pollution control system, heaters, timber impregnation plant and centrifugal fan. b. Tata Kelola Perusahaan 2 1 President Directors Bertanggung jawab atas keseluruhan operasional di PT Basuki Pratama Engineering. Membawahi: General Manager Operation, Sales Director Area I II, Finance Administration Director, QAQC Quality Assurance Quality Control. 2 General Manager Operation Bertanggung jawab atas berjalannya pabrik secara keseluruhan, membawahi: a Engineering, bertanggung jawab atas kelancaran produksi dari aspek technical. 2 http:thesis.binus.ac.idAsliBab12006-2-01064-TI-bab201.pdf diakses pada tanggal 20 Juni 2015. b Fabrication 1. PPC , bertanggung jawab atas perencanaan produksi. 2. Production ,bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi. 3. Installation Maintenance ,bertanggung jawab atas perawatan dan perbaikan mesin. 3 Sales Director Area I Bertanggung jawab atas penjualan di daerah Jakarta, Semarang, dan sekitarnya. 4 Sales Director Area II Bertanggung jawab atas penjualan di daerah Surabaya dan Bandung 5 Finance Administration Director Bertanggung jawab mengurusi finansial dan pembukuan serta yang mengurusi administrasi kepegawaian, membawahi: a. Procurement Sub-contracting ,bertanggung jawab atas pengadaan barang serta bertanggung jawab atas ekspedisi. b. Accounting ,bertanggung jawab atas pembukuan, invoice, account payable, dll c. Finance ,bertanggung jawab atas finansial perusahaan d. Personnel General Affair ,mengurusi personalia absen, gaji, lembur, dll dan bertanggung jawab atas urusan kerumah-tanggaan makan, minum, seragam, mobil dinas, ruangan, dll. 6 QA QC ,bertanggung jawab dalam penjaminan kualitas ke pelanggan serta bertanggung jawab langsung dalam kontrol dan pengecekan kualitas produk. c. Proses Produksi 3 Pada dasarnya di PT. Basuki Pratama Engineering, proses produksi terdiri dari 5 tahapan: Cutting, Machining, AssemblyWelding, Finishing, Elektrik. 1 Cutting Yaitu proses pemotongan material mentah menjadi ukuran yang diinginkan. 2 Machining Aktifitas pengerjaan point-point tertentu pada part yang membutuhkan tingkat ketelitian presisi yang tinggi. 3 AssemblyWelding Aktifitas menyambungkan dua part atau lebih dengan menggunakan mesin las. 4 Finishing Proses menghilangkan scrap yang masih menempel pada part after-assemblywelding. 5 Elektrik Pemasangan sistem electric pada produk yang dihasilkan. d. Sistem Kerja 4 3 Ibid 4 ibid