Mutiara Ilmu jilid satu sampai jilid 12. Untuk menjelaskan deskripsi kitab tersebut secara umum, penulis menggunakan jilid satu sampai jilid 12. Sedangkan untuk
mencari keterangan tambahan yang dikategorikan dalam kata fâ`idah q ah,
qau u u ta‟ la dan keterangan tambahan bebrbentuk catatan kaki, penulis menggunakan jilid satu, jilid dua, dan jilid tiga, karena hanya terdapat dalam jilid
tersebut. Kemudian untuk menilai konsistensi penggunaan simbol gramatikal Bahasa Arab atau rumus pemaknaan yang terdapat dalam terjemahan Tafsîr al-
Ja lain, penulis menggunakan jilid satu dan jilid dua. Sedangkan data skunder adalah data pendukung berupa karya tulis yang
memiliki relevansi untuk dijadikan sumber penunjang seperti data-data yang berasal dari buku yang telah diterbitkan, makalah, skripsi, tesis, artikel dalam
jurnal elektronik ataupun non elektronik. Data-data skunder tersebut di antaranya Tafsîr
a -Ja lain sebagai kitab yang diterjemahkan Muhammad „Arifun, Terjemahan Tafsîr al-Jalâlain dalam bahasa Indonesia Bahrun karya Abu Bakar,
untuk mengetahui keterangan yang ada dalam terjemahan Ta s r a -Ja lain
bahasa Madura karya Kiai „Arifun. Kemudian karya intelektual Muhammad
„Arifun selain terjemahan Ta s r a -Ja lain, artikel maupun buku yang menjelaskan tentang model terjemahan lokal di indonesia, buku-buku sejarah
literatur tafsir dan terjemah al- Qur‟an di Indonesia serta buku-buku yang
berkenaan dengan „u u u Qur‟ n metode terjemah Qur‟an, tafsir al-Qur‟an.
Selanjutnya menggunakan metode wawancara interview, yaitu suatu percakapan, tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih yang duduk
secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu. Metode ini digunakan
untuk memperoleh potret pribadi seseorang untuk mengungkap latar belakang
sosial, sikap, dan latar belakang penerjemahan. Selain itu, wawancara juga dapat dijadikan landasan menverivikasi dan mengecek data yang diperoleh dari sumber-
sumber informasi skunder.
45
Dalam hal ini penulis mewawancarai Muhammad „Arifun, keluarganya, dan orang yang terlibat dalam proses penerjemahannya
sampai penerbitan kitab, agar penulis mendapatkan data yang akurat.
3. Teknik Pengolahan Data
Penelitian dalam skripsi ini akan dibahas dengan metode deskriptif –
analitis. Deskriptif yaitu menjelaskan, menggambarkan, memaparkan, menuliskan dan melaporkan keadaan suatu objek peristiwa tanpa menarik kesimpulan
umum.
46
Pendekatan deskriptif dalam penelitian ini yaitu dimulai dari pencarian fakta dengan interpretasi keterangan yang jelas, tepat, akurat dan sistematis.
47
Sedangkan analitis berarti investigativ, logis, mendalam, sistematis, tajam, dan tersusun.
48
Pendekatan analitis dalam penelitian ini adalah pembahasan yang memaparkan data yang telah tersusun dengan melakukan analisa terhadap data-
data tersebut.
49
Untuk menguji orisinalitas penerjemahan yang dilakukan Kiai „Arifun, penulis melacak keberadaan model terjemahan dalam kitab Tarjamah
45
Jacob Vredenbregt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat Jakarta:Gramedia 1984, h.88-90.
46
Hamka Hasan, Meto o o Pene t an Ta s r Hadits, h.128; Kata deskriptif bersifat
menggambarkan atau menguraikan sesuatu hal apa adanya. Lihat, Budiono, Kamus Ilmiah Populer Internasional Surabaya: Almuni, tt, h.115; Deskriptif Adj merupakan kata sifat dari kata
deskripsi yang berrarti bersifat menguraikan. Sedangkan deskripsi n berarti penulisan atau cerita tentang sesuatu secara rinci dan jelas; lukisan. Mendiskripsikan v berarti menulis atau
menceritakan sesuatu secara terinci dan jelas; menguraikan. Lihat, Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Jakarta:Moderen English Press, 2002, h.347.
47
Faisal Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2005, h.20-21; Metode deskripstif adalah gambaran objek yang diselidiki dalam keadaan sekarang
Pada waktu penelitian dilakukan. Lihat, Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama Bandung:Remaja Rosdakarya, 2003, h.136-137.
48
Tim Penyusun Kamus Depdiknas, Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Bandung: Mizan Pustaka, 2009, h.25.
49
Lihat, Budiono, Kamus Ilmiah Populer Internasional, h.33; Analisis juga berarti penguraian, penjabaran, kajian, kupasan, penyelidikan, studi, tasyrih, telaah, tilikan, ulasan, uraian.
Lihat juga, Tim Penyusun Kamus Depdiknas, Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h.24.
Tafsîr a -Ja lain litashîli al-Fikri Bahasa Madura dimulai dari aspek sejarah
kemunculannya sampai dengan model terjemahan kitab itu sendiri. Dalam hal melacak keberadaan model dan metode terjemahan, penulis
memilih jilid satu, dua, dan jilid tiga dari kitab Tarjamah Tafsîr a -Ja lain
litashîli al-Fikri Bahasa Madura. Pemilihan ketiga jilid tersebut karena keterangan tambahan yang diawali dengan kata fâ
‟ a q ah dan qau u u ta‟a a serta catatan kaki yang terdapat dalam ketiga jilid tersebut. Sedangkan untuk
menjelaskan tentang deskripsi kitab dan konsistensi penggunaan simbol gramatikal Bahasa Arab dalam kitab terjemahan tersebut, penulis memilih semua
jilid dari jilid 1 sampai jilid ke 12 dari kitab Tarjamah Tafsîr a -Ja lain litashîli
al-Fikri Bahasa Madura karya Muhammad „Arifun. Sedangkan teknik penulisan
dan transliterasi, penulis mengacu kepada buku “Pedoman penulisan karya ilmiah
Skripsi, tesis dan disertasi yang dikeluarkan oleh CEQDA Center for development and assurance” karya Hamid Nasuhi, dan kawan-kawan, terbitan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cetakan II tahun 2007.
50
F. Sistematika Penulisan
Berikut ini adalah uraian penyusunan skripsi yang terdiri dari lima bab. Masing-masing bab memuat beberapa sub bab pembahasan yang memiliki
keterkaitan satu sama lainya yaitu: Bab I, pendahuluan. Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
50
Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman penulisan karya Ilmiah; Skripsi, Tesis dan disertasi Jakarta: CEQDA UIN Jakarta, 2007, h.46-51.