Sejarah Sosial Intelektual PROFIL MUHAMMAD ‘ARIFUN
Syaikhona Kholil Bangkalan Madura.
17
Menurut Abdurrahman Wahid, seperti dikutip Fuad Amin Imron Cicit Syaikhona Kholil Bangkalan, menyatakan
bahwa Syaikhona Kholil adalah ulama besar yang menjadi guru dari hampir semua kiai terpandang di seluruh Jawa.
18
Pernyataan tersebut sependapat dengan Martin van Bruinessen, seperti dikutip Fuad Amin Imron, yang menilai bahwa
Kiai Kholil adalah Kiai Madura paling awal yang masih dikenang dan dihormati oleh generasi sampai sekarang. Kemudian menurut Martin, Kiai Kholil juga
dianggap sebagai nenek moyang spiritual dan intelektual oleh para kiai di Jawa Timur dan Madura.
19
Fuad Amin Imron, dalam bukunya berjudul Syaikhona Kholil Bangkalan, Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama, menyatakan bahwa selama belajar di
Mekkah pada tahun 1959, Syaikhona Kholil Bangkalan berteman dengan Abdul Ra‟uf Singkel,
20
seorang penulis tafsir Tarjumân al-Mustafîd.
21
Fuad Amin Imron, menambahakan bahwa selama belajar di Mekkah, Syaikhona Kholil
Bangkalan juga belajar kepada ulama berpengaruh berpaham ahlussunnah wal jamaah
dan bermadzhab Syafi„i, salah satunya yaitu Muhammad Nawawi al-
17
Nama Ali Wafa, kemudian diaganti namanya dengan „Abdul „Aziz setelah sepulangnya
ibadah haji dari Mekkah adalah murid dari Syaikhona Kholil Bangkalan. Lihat, Nico Ainul Yakin, ed., Syaikhona Kholil Bangkalan, Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama, h.173.
18
Fuad Amin Imron, seperti dikutip dari KH.Ali Bin Badri Azmatkhan, lebih lanjut menyebutkan sejumlah murid Syaikhona Kholil di antaranya,
1Kiai Ali Wafa Abdul „Aziz Temporejo, Jember, 2Kiai Abdul Majid Bata-Bata, Pamekasan, Kiai Munawwir Krapyak,
Yogyakarta, 3 Kiai Hasyim Asy‟ari Tebu Ireng, 4Kiai Wahab Hasbullah Tambek Beras,
5K.H Abdul Hamid Itsbat Banyuanyar Pamekasan, 6 Soekarno Presiden Pertama RI, dan masih banyak nama-nama lainnya. Lihat, Nico Ainul Yakin, ed, Syaikhona Kholil Bangkalan,
Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama, h.173-174.
19
Ibid., h.172.
20
Ibid., h.68.
21
Menurut Azyumardi Azra, nama lengkap Abdul al- Ra‟uf al-Sinkili 102411051615-
1693, adalah Abdul Ra‟uf Bin „Ali al-Jawi al-Fansuri al-Sinkili, ia dilahirkan pada tahun
10241615. Abdul al- Ra‟uf adalah seorang Melayu dari Fansur, Sinkil modern:Singkel, di
wilayah Pantai Barat Laut Aceh. Menurut Hasjmi, nenek moyang al-Sinkili berasal dari Persia yang datang ke Kesultanan Samudera Pasai pada akhir abad ke-13. Mereka kemudian menetap di
Fansur Barus, sebuah kota pelabuhan tua yang penting di Pantai Sumatera Barat. Lihat dalam Azyumardi Azra, Jaringan Ulama:Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII XVIII
Jakarta:Kencana, 2013, h.239-270.
Bantani.
22
1813-1897, penulis tafsir r al-Munîr.
23
Mafri Amir, dalam Literatur Tafsir Indonesia membahas lebih dalam lagi tentang biografi Nawawi
al-Bantani dan biografi kitab tafsirnya.
24
Berdasarkan keteranagn tersebut, dapat dipahami bahwa hubungan murid guru,
Kiai „Arifun sampai pada Imam Muhammad Nawawi al-Bantani seorang ulama yang juga penulis tafsir
r al-Munîr. Selain itu, Fuad Amin Imron, menjelaskan bahwa Musthafa Bisri, Rembang, Jawa Tengah, pernah menghimpun
salah satu karya Syaikhona Kholil Bangkalan, yaitu tentang dzikir dan wirid dalam kitab berjudul
l- qib .
25
Namun, dalam tulisannya tidak ada penjelasan tentang Musthafa Bisri, penulis tafsir
Ib z atau bukan. Namun, ada beberapa artikel yang menyatakan bahwa Bisri Musthafa adalah salah satu murid Syaikhona
Kholil Bangkalan.
26
22
Nico Ainul Yakin, ed, Syaikhona Kholil Bangkalan, Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama, h.68.
23
Fuad Amin Imron, lebih lanjut menjelaskan bahwa selain belajar kepada Nawawi al- Bantani, Saikhona Kholil juga belajar kepada Syaikh Umar Khatib Bima ahli fikih. Kemudian
belajar ilmu batin ke sejumlah guru spiritual, salah satunya adalah Syaikh Ahmad Khatib Sambas, Kalimantan Selatan, seorang mursyid thariqah yang juga dikenal sebagai seorang ahli tafsir, hadits
dan ahli fikih. Lihat, Nico Ainul Yakin, ed, Syaikhona Kholil Bangkalan, Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama, h.68-69.
24
Nama lengkap Syaikh Nawawi al- Bantani adalah Abu Abdul Mu‟thi Muhammad Ibn
Umar al-Tanara al-Bantani. Ia dilahirkan di kampung Tanara, Serang, Banten. Ia keturunan kesultanan ke-12 dari Maulana Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Cirebon. Ketika berumur
15 tahun ia pergi ke Mekkah untuk memperdalam ilmu agama. Gurunya antara lain Syaikh al- Khatib al-Sambasi dan Muhammad al-Khatib al-Hambali. Kemudian ia juga pergi ke Mesir, dan
berguru kepada Syekh Yusuf Sumbulawni dan Syaikh Ahmad Nahrawi. Lihat, Mafri Amir dan Lilik Ummi Kultsum, Literatur Tafsir Indonesia Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah, 2011, h. 36-39.
25
Nico Ainul Yakin, ed, Syaikhona Kholil Bangkalan, Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama, h.75.
26
Wawancara Pribadi dengan Muhsinin Bawazir, Bangkalan, 28 Oktober 2013. Dalam artikel juga dijelaskan bahwa beberapa alumni santri Saikhona Kholil yang sukses mendirikan
pesantren besar di anataranya, Abdul „Aziz Ali Wafa, pendiri Pesantren Temporejo Temporan
Jember, K.H.Bisri Musthafa, yang dikenal ulama ahli tafsir dengan karya tafsirnya al-Ibrîz lim i l-Tafsîr al-Qu ’ n l-Azîz. Kemudian masih banyak alumni-alumni lainnya.
Almahabbah89, “Syaikhona Kholil Al-Bangkalani.” Artikel diakses pada 18 April 2014 http:almahabbah89.wordpress.comcategorykisah-tokoh-dan-ulamapage3
Lebih ringkasnya, jalur murid dan guru antara Kiai „Arifun yang sampai kepada Imam Muhammad Nawawi al-Bantani dapat dirangkum dalam skema
berikut:
Gambar 3: 3 Jalur Guru Kiai ‘Arifun sampai kepada Muhammad
Nawawi al-Bantani
Selanjutanya kemabali kepada pembahasan tentang pesantren tempat Kiai „Arifun menuntut ilmu. yaitu pesantren al-Wafa
Temporejo. pesantren tersebut unggul dalam pelajaran tata Bahasa Arab seperti
n wu, arf, kailâni, alfiyyah. Mata pelajaran yang ada di pesantren tersebut bercorak salafî.
27
Muhammad „Arifun dikenal sebagai alumni yang ahli dalam penerjemahan kitab berbahasa
Arab ke dalam Bahasa Madura. Di pesantren tersebut. Muhammad „Arifun juga
dijadikan konsultan oleh para santri dan alumni Pesantren al-Wafa tentang
27
Wawancara Pribadi dengan Muhsinin Bawazir, Bangkalan, 28 Oktober 2013.
Imam Muhammad Nawawi al- Bantani 1813-1897
Syaikhona Kholil Bangkalan 1235 H 1820 M-w.1343 H1925 M
„
Abdul „Aziz Kiai Ali Wafa TemporejoTemporan, w.1961 M
Bisri Mustafa, Rembang 1915 M-w.1977 M
Muhammad „Arifun 1927 M
keilmuan Islam seperti iq , u l iqh, tafsîr dan lain-lain.
28
Muhammad „Arifun
mempelajari beberapa ilmu agama di Pesantren Bustanul Ulum al-Wafa seperti fikih,
t u id, tajwîd, n wu dan araf.
29
Adapun kegiatan di Pesantren Bustanul Ulum al-Wafa terdiri dari beberapa kelas yaitu sebagai berikut: Petama,
i kelas nol dalam Bahasa Arab, kelas ini terbagi menjadi dua bagian:
ifir A ull m l- Taufî
q, Aq d l- Aw m, Hidayah al-sîbyân. Mata pelajaran tersebut dipelajari setiap pukul 08:30-10:30.
hifr B Aq d l- Aw m, Hidayah al- iby n, Safînah al-Najâ. Kedua, kelas I, al-Jurûmiyyah, kelas II al-Jurûmiyyah lanjutan
pelajaran dari kelas I. Ketiga, Kelas III, Imri î. Kelas IV, V, dan VI kitab
alfiyyah. Selain tingkat
ifr sampai kelas enam, ada mata pelajaran yang dilaksanankan setelah shalat lima waktu yang di bimbing langsung oleh Kiai
Abdul „Aziz. Mata pelajarannya terdiri dari beberapa bagian yaitu: Pertama,
setelah dzuhur memepelajari fikih dan hadits seperti Fat al-Qarîb dan ahih
Bukhari Kedua, setelah shalat ashar mempelajari tasawwuf dan arraf seperti
kitab arraf fî Sirâji al- lib n. Ketiga, setelah magrib mempelajari kitab al-
Dasûkî. Keempat, setelah isya‟ mempelajari kitab Sy ’l m dan Kifâyah al-
Awâm. Kelima, setelah shubuh mempelajari Tafsîr, Ibnu Aq l, dan Fat al- Mu’ n.
30
Meskipun kitab tersebut sudah tamat atau selesai dipelajari, kitab-kitab tersebut dipelajari berulangkali.
31
Berdasarkan beberapa mata pelajaran di Pesantren al-Wafa
Temporejo, „Arifun sangat menyukai ilmu tata bahasa Arab
28
Wawancara Pribadi dengan Muhsinin Bawazir.
29
Wawancara Pribadi dengan Abdul Bari.
30
Wawancara Pribadi dengan Muhsinin Bawazir.
31
Wawancara Pribadi dengan Muhsinin Bawazir.
seperti ilmu na wu dan ilmu arf. Maka dari itu, „Arifun mampu dalam
melakukan penerjemahan kitab-kitab berbahasa Arab kedalam Bahasa Madura.