Beragam Literatur Terjemahan Tafsîr al-Jalâlain di Indonesia

tersebut diterbitkan oleh al- Ma‟had al-Salafiyyah. Kiai Ahmad Makki berasal dari Sukabumi, Jawa Barat. Kitab tersebut ditulis dalam Bahasa Sunda dengan aksara Pegon. 8 4Muhammad Sa‟id Ibn „Abd.Nafi‟ Ibn Sihami dalam karyanya Tarjamah Tafsîr al-Jalâlain. Kitab tersebut ditulis dalam Bahasa Jawa dengan aksara Arab-Jawa Pegon, dan diterbitkan oleh Maktabah al-Syaikh Salim Ibn Sa‟ad Nabhan wa Aulâdihi di Surabaya. Selain Imam Zaki Fuad, Jajang A.Rohm ana, dalam artikelnya “Kajian al- Qur‟an di Tatar Sunda; Sebuah Penelusuran Awal, 9 juga mencatat beberapa ulama daerah Sunda yang menulis kitab terjemahan dari Tafsîr al-Jalâlain di antaranya Muhammad Abdullah bin al-Hasan dari pesantren Caringan, Sukabumi dengan karyanya S d l-Darayn j m l-Qu ’ n l- im lij l l l-D n l-Suy i w J l l l-D n l-M ll . Kitab tersebut ditulis dalam bahasa Sunda dan diterbitkan oleh Maktabah Dar al-Hikmah di Jakarta. Kemudian Ahmad Makki Ibnu Abd.Mahfudz, dengan karyanya j m l-Qu ’ n l- im lij l l l-D n l-Suy i w J l l l-D n l-M ll . dalam Bahasa Sunda dengan aksara Pegon sebagaimana penelitian Imam zaki Fuad yang telah disebutkan di atas. Selain karya terjemahan dari Tafsîr al-Jalâlain, ada karya tafsir yang menjadikan Tafsîr al-Jalâlain sebagai rujukan utama penafsiran al- Qur‟an. Imam Zaki Fuad dalam skripsinya yang berjudul “Kajian Kitab atas Hâsyîah al-Sâwî „alâ Tafsîr al-Jalâlain” mencatat beberapa ulama Indonesia yang menjadikan 8 Jajang A.Rohmana, dalam artikelnya “Kajian al-Qur‟an di tatar Sunda; sebuah penelusuran awal,” mencatat bahwa terjemahan Tafsîr al-Jalâlain dalam bahasa Sunda karya Ahamad Makki dari Pesantren Assalafiyah Babakatipar Sukabumi. Kitab ini diterbitkan sebanyak 6 jilid dengan menggunakan terjemahan anatar baris beraksara pegon. Selain terjemhaan Tafsîr al- Jalâlain,Kiai Ahmad Makki juga menghasilkan karya terjemahan kitab kuning berbahasa Sunda seperti ilmu alat, fiqih, dan hadis yang berjumlah 70 judul. Lihat, Jajang A.Rohmana, “Kajian al- Qur‟an di Tatar Sunda; Sebuah Penelusuran Awal,” Suhuf VI, no.2, November, 2013:h.217. 9 Ibid, h.217. Tafsîr al-Jalâlain sebagai rujukan utama dalam penafsiran al- Qur‟an. Di antaranya al- Ib lim i l-Tafsîr al-Qu ’ n l-Azîz karya dari Bisri Mustafa, kiai dari Rembang, Jawa Tengah, dan u tul I n, karya Ahmad Sanusi dari Sukabumi, Jawa Barat. 10 Selain terejemahan bahasa Melayu, Jawa, Sunda, dan Madura yang telah disebutkan di atas, terdapat dua terjemahan dalam bahasa Madura, yakni terjemahan al-Qur ‟an dan terjemahan tafsir al-Qur‟an di antaranya, terjemahan Tafsîr al-Jalâlain dalam aksara peggu aksara Arab-bahasa Madura, karya dari Muhammad „Arifun, kiai yang lahir di kota Bangkalan Madura. Karyanya tersebut berjudul Tarjamah Tafsîr al-Jalâlain litashîli al-Fikri Bahasa Madura. Kitab tersebut diterbitkan pertama kali tahun 1996 oleh Mutiara Ilmu Untuk jilid satu sampai jilid delapan dan Juz „Amma. Sedangkan untuk jilid sembilan sampai jilid sebelas diterbitkan pada bulan Februari 2014. Eri Hariyanto, dalam artikelnya “Respon Peluang dan Tantangan Terjemah al- Qur‟an berbahasa Madura,” menyatakan bahwa terjemahan Qur‟an berjudul al- Qu ’ n j m B M d u , menjadikan Tafsîr al-Jalâlain sebagai sumber rujukan dalam penerjemahan al- Qur‟an dalam bahasa Madura, selain al- Qu ’ n e jem Kement i n Ag m d n Ej n B M du tahun 2004 Versi Balai Bahasa Surabaya. Terjemahan tersebut berjumlah tiga juz dengan menggunakan aksara latin, dan disusun Ir.Indrayadi, dkk. Terjemahan al- Qur‟an tesebut mendapat tashih dari Lajnah al-Qur‟an Kementrian Agama Republik Indonesia bulan Februari tahun 2010, dan diterbitkan pertamakali oleh 10 Imam Zaki Fuad, “Kajian atas Kitab Hâsyîah al-S w l l-Jalâlain,” h.36-38. Lembaga Penerjemahan dan Pengkajian al- Qur‟an LP2Q tahun 2012. 11 Lebih ringkasnya, beragam literatur terjemahan Tafsîr al-Jalâlain di Indonesia dapat dirangkum dalam tabel berikut: Tabel 4: 6 Beragam Literatur Terjemahan Tafsîr al-Jalâlain di Indonesia No Nama Buku Penulis Penerbit Tahun Terbit Bahasa 1. Al-Qu ’ n l-’A m wa bihamisyi Tarjumân al- Mustafîd Abd.Ra‟uf Sinkel Dâr al-Fikr 1990 Melayu Jawi 2. Tarjamah Tafsîr al-Jalâlain bi al-Lughah al- Madûriyyah Abdul Majid Tamim Pamekasany Maktabah Syaikh Salim Ibn Sa‟ad Nabhan 1990 Madura peggu 3. Tarjamah Tafsîr al-Jalâlain Muhammad Sa‟id Ibn „Abd.Nafi‟ Ibn Sihami Maktabah Syaikh Salim Ibn Sa‟ad Nabhan wa Aulâdihi, Surabaya t.t Jawa pegon 4. j m l-Qu ’ n l- A im li J l l l- D n l-Suy i w J l l l-Dîn al-Mahallî Ahmad Makki Ibn Abdullah Mahfud al-Salafiyyah t.t Sunda pegon 5. S d l-Darayn j m l- Qu ’ n l- im lij l l l-D n l-Suy i w J l l l-D n l-M ll Muhammad Abdullah bin al-Hasan Maktabah Dar al- Hikmah - Sunda pegon 6. Tarjamah Tafsîr al-Jalâlain litashîli al-Fikri Bahasa Madura Muhammad „Arifun Mutiara Ilmu 1996- 2014 Madura peggu Berdasarkan tabel di atas, dapat dipahami bahwa terdapat enam Terjemahan Tafsîr al-Jalâlain dalam bentuk terjemahan utuh yang ditulis oleh ulama Nusantara. Dari keenam kitab tersebut, penulisannya mengagunakan aksara Arab yang bahasanya menggunakan daerah masing-masing. Kemudian untuk terjemahan Tafsîr al-Jalâlain karya Kiai „Arifun, menggunakan terejmahan model gandul atau antarbaris. Hal tersebut yang kemudian oleh Azyumardi Azra disebut 11 Eri Hariyanto ,“Respon Peluang dan Tantangan Terjemah al-Qur‟an berbahasa Madura.” Artikel diakses pada 19 April 2013 dari http:dualmode.kemenag.go.idacis11filedokumenKumpulanMakalahPresentedPapers.pdfpag6 produk lokal. Menurut Azra, fenomena terjemahan antarbaris, mengasumsikan bahwa penulisnya adalah murid-murid pesantren di lembaga pesantren Islam, yang mana terjemahan tersebut, digunakan untuk kepentingan belajar mengajar bahasa Arab dengan murid-muridnya. 12

C. Terjemahan r - lain Bahasa Madura Karya Muhammad ‘Arifun

Terjemahan Tafsîr al-Jalâlain karya Muhammad „Arifun ditulis pada tahun 1970-an. 13 Ada beberapa hal yang melatarbelakangi Kiai „Arifun dalam penyusunan kitab tersebut yaitu pertama, ia berada ditengah masyarakat Madura. Selain itu, ia berharap agar terjemahannya menjadi kamus Arab-Madura, agar mempermudah para pembaca dalam mengkaji kitab tafsîr al-Jalâlain. 14 Hal tersebut tergambar dalam judul kitab ”Tarjamah Tafsîr al-Jalâlain litashîli al- Fikri Bahasa Madura, yaitu dalam lafad “Litashîli al- ik i,” bermakna “Untuk mempermudah pemahaman.” Kitab Tarjamah Tafsîr al-Jalâlain karya Kiai „Arifun, awalnya ditulis dalam buku tebal kertas folio. Setelah penerjemahannya selesai, terjemahan tersebut dikoreksi oleh beberapa ulama, terjemahan tersebut diserahkan kepada penerbit Mutiara Ilmu. Sebelum dicetak, terjemahan tersebut disalin oleh para ahli khat. 15 Kitab Tarjamah Tafsîr al-Jalâlain Bahasa Madura karya Kiai „Arifun diterbitkan pertamakali tahun 1996 M oleh Mutiara Ilmu sebanyak sembilan jilid Jilid satu sampai jilid delapan dan jilid ju Amm . Dari sembilan jilid tersebut memuat 25 juz atau 76 surah beserta tafsiran l-J l lain al-Baqarah sampai al- 12 Azyumardi Azra, “Naskah Terjemahan Antarbaris Kontribusi Kreatif Dunia Islam Melayu Indonesia,” dalam Hendri Chamber Loir,ed, Sadur Sejarah Terjemahan di Indonesia dan Malaysia Jakarta:Kepustakaan Populer Gramedia, 2009, h.442-443. 13 Wawancara Pribadi dengan Abdul Bari, 5 Februari 2015. 14 awancara Pribadi dengan Muhammad „Arifun, Jember, 25 Oktober 2013. 15 awancara Pribadi dengan Muhammad „Arifun, Jember, 12 April 2013. Zumar. 16 Penerjemahan tafsir surah al-Zumar sampai al-Mursalât sempat terhenti pada tahun 1975, karena Kiai „Arifun sakit. Setelah sembuh, Kiai „Arifun melanjutkan penerjemahannya pada tahun 1977, 17 dan kemudian diselesaikan pada tahun 2013. Kemudian kitab tersebut diterbitkan tahun 2014. Untuk sisa dari terjemahan Tafsîr al-Jalâlain dari 39 surah, penerbit menjadikan terjemahan Tafsîr al-Jalâlain tersebut menjadi tiga jilid Jilid 9, 10, dan jilid 11, memuat surah al-Zumar sampai surah al-Mursalât. 18 Menurut Masyhud karyawan penerbit Mutiara Ilmu, respon masyarakat Madura cukup tinggi terhadap kehadiran terjemahan l-J l lain karya Kiai „Arifun. Menurut Masyhud, antara tahun 1996 sampai 2014, terjemahan tersebut mengalami delapan kali cetak. Setiap jilidnya tercetak 1000 eksemplar. 19 Meskipun demikian, kitab tersebut terbatas di gunakan oleh pemilik bahasa itu sendiri yaitu masyarakat Madura. D. Gambaran Umum Kitab Tarjamah Tafsîr al-Jalâlain litashîli al-Fikri Bahasa Madura Perspektif Filologis Nama lengkap Terjemahan l-J l lain karya Kiai „Arifun adalah “Tarjamah Tafsîr al-Jalâlain litashîli al- ik i B M du .” Terjemahan ini menggunakan Bahasa Madura, dan ditulis dengan aksara peggu Arab-Madura. Kertasnya menggunakan kertas koran. Dalam terjemahan tersebut, tidak ada muqaddimah pendahuluan sebagai penerjemah. Kiai „Arifun hanya sebatas menerjemahkan muqaddimah pendahuluan dari pengarang Tafsîr al-Jalâlain, sehingga tidak ditemukan penjelasan tentang sejarah dan latar belakang 16 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Masyhud, Surabaya 28 Oktober 2013. 17 Wawancara Pribadi dengan Abdul Bari. 18 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Masyhud. 28 Februari 2014. 19 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Masyhud.