9
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka peneliti membuat rumusan masalah berdasarkan fokus penelitian. Adapun yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Bagaimanakah tingkat partisipasi masyarakat di Desa Silahi I terhadap program pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora oleh Dinas Tenaga
Kerja dan Sosial? 2.
Bagaimanakah persepsi masyarakat miskin dan pengangguran terhadap program pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora sesudah mengikuti
program pelatihan tersebut?
3. Apakah keberadaan pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora oleh Dinas
Tenaga Kerja dan Sosial terhadap masyarakat miskin dan pengangguran mendorong terjadinya jaringan sosial di Desa Silalahi 1?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk melihat tingkat partisipasi masyarakat di Desa Silahi I terhadap
program pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora oleh Dinas Tenaga
Kerja dan Sosial.
2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat miskin dan pengangguran terhadap
program pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora sesudah mengikuti
program pelatihan tersebut.
3. Untuk melihat keberadaan pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora oleh
Dinas Tenaga Kerja dan Sosial terhadap masyarakat miskin dan
pengangguran mendorong terjadinya jaringan sosial di Desa Silalahi 1.
10
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu Sosiologi, khususnya pada bidang ilmu
Sosiologi Pembangunan dan institusi sosial.
2. Untuk menambah referensi hasil penelitian yang juga dijadikan
sebagai bahan rujukan untuk penelitian bagi mahasiswa sosiologi selanjutnya, serta diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan memperluas cakrawala pengetahuan. 1.4.2 Manfaat Praktis
1. Menambah pengetahuan bagi peneliti mengenai permasalahan
yang diteliti dan kemampuan peneliti untuk membuat karya tulis
ilmiah.
2. Menjadi sumbangan pemikiran pada kajian pengembangan
masyarakat dan institusi sosial, mengenai informasi yang membantu masyarakat khususnya pembangunan modal sosial
masyarakat miskin dan pengangguran dalam mengikuti pelatihan
industry kecil ikan pora-pora. 1.5 Kerangka Teori
1.5.1 Teori Modal Sosial
Dalam penelitian pembangunan modal sosial ini teori yang digunakan adalah modal sosial yang dikemukakan oleh Coleman. Coleman mengatakan
bahwa modal sosial tidak terbatas pada mereka yang kuat, namun juga mencakup
11
manfaat rill bagi orang miskin dan komunitas yang terpinggirkan. Modal sosial dalam hal ini mempresentasikan sumber daya karena melibatkan harapan akan
resiprositas, dan melampaui individu mana pun sehingga melibatkan jaringan yang lebih luas yang hubungan-hubungannya diatur oleh tingginya tingkat
kepercayaan dan nilai-nilai bersama. Tempat modal sosial dalam karya Coleman terletak didalam upaya lebih luas untuk memahami basis tatanan sosial.
Dari teori pilihan rasional Coleman berkembang pandangan yang luas tentang masyarakat sebagai sekumpulan system sosial perilaku individu. Untuk
menguraikan prinsip-prinsip tatanan sosial, Coleman mengusulkan agar perilaku pada level system harus dipilah-pilah lagi menjadi pemahaman atas preferensi
individu dan tindakan-tindakan mereka. Konsep modal sosial adalah sarana untuk menjelaskan bagaimana orang dan kelompok berusaha untuk bekerja sama dan
modal sosial ini lahir dari upaya untuk menjelaskan adanya ketimpangan sosial. Modal sosial memberikan pemecahan atas masalah seseorang memilih bekerja
sama, bahkan kepentingan paling utama mereka terkesan dapat terpenuhi melalui kompetisi.
Dalam artian modal sosial adanya norma, jaringan sosial dan hubungan antara orang dan perorangan atau dalam hal ini antara narasumber atau pemerintah
dan peserta bernilai bagi tumbuh kembangnya suatu taraf kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat miskin dan pengangguran dalam mengikuti pelatihan.
Modal sosial dan modal manusia hubungan dipandang membangun sumber modal dengan membantu menciptakan kewajiban dan harapan antarindividu, membantu
kejujuran lingkungan sosial, membuka saluran informasi dan menetapkan norma yang menopang bentuk-bentuk perilaku tertentu Coleman 1988-9: 102-4.
12
Kedekatan dalam hal ini adanya hubungan yang memberikan manfaat timbal balik antar individu dan institusi berbeda, sebagai sesuatu yang esensial dalam
memberikan tidak hanya dipenuhinya kewajiban, namun juga bagi dijalankannya sanksi.
Sama halnya dengan teori sosial Marxis, yang berasumsi bahwa orang bersatu untuk mengejar kepentingan bersama kelas sosial mereka sendiri, namun
bukan karena mereka menikmati kebersamaan mereka. Peran modal sosial dalam membangun modal sosial manusia secara logis mengarah pada pandangan bahwa
pilihan individu adalah cara yang buruk untuk menentukan distribusi keterampilan Jhon Field,2011: 32-46.
1.5.2 Teori Pilihan Rasional
Pilihan Rasional rational choice, seperti yang dikembangkan oleh para ekonom dan khususnya seperti yang tercermin dalam karya dari Gary Backer
tentang The Economic Approach to Human Behaviour 1976, mulai dengan beberapa unit perilaku atau actor yang diasumsikan “berperilaku rasional”.
Berperilaku rasional bermakna memaksimumkan keajegan perilaku yang diantisipasi atau diharapkan akan membawa imbalan atau hasil dimsa akan
datang. Secara umum teori pilihan rasional mengasumsikan bahwa tindakan
manusia mempunyai maksud dan tujuan yang dibimbing oleh hirarki yang tertata rapi dari preferensi. Dalam hal ini rasional berarti :
1. Aktor melakukan perhitungan dari pemanfaatan atau preferensi
dalam pemilihan suatu bentuk tindakan 2.
Aktor juga menghitung biaya bagi setiap jalur perilaku
13
3. Aktor berusaha memaksimalkan pemanfaatan untuk mencapai
pilihan tertentu Bagi kelompok Sosiologi Ekonomi baru yang dimotori oleh Granovetter
percaya, bahwa kegiatan ilmiah Sosiologi dan pokok persoalan studi Sosiologi, apabila dimasukkan kedalam kerangka individu merupakan suatu kekliruan.
Menurut Granovetter 1985, pendekatan pilihan rasional merupakan bentuk ekstrem dari individualism metodelogis yang mencoba meletakkan suatu
superstruktur yang luas diatas fundamental yang sempit, sebab pendekatan pilihan rasional tidak memperhatikan secara serius struktur jaringan social dan bagaimana
struktur ini mempengaruhi hasil secara keseluruhan. Damsar, 2009. Semua pilihan ditawarkan kepada setiap individu ataupun kelompok untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Pilihan disiapkan secara rasional untuk kemudian diwujudkan menjadi Perilaku Rasional untuk sebuah tindakan dalam
Budaya Konsumen tersebut. Secara tidak langsung ini juga berlaku pada konsep umum yaitu, Hidup adalah pilihan yang bisa dibahas melalui konsep dan teori dari
perspektif Sosiologi pada umumnya dan Sosiologi Ekonomi pada khususnya.
1.6 Hipotesis
Hipotesis dapat didefenisikan sebagai suatu pernyataan tentang hubungan logis antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif
sehingga dapat diuji kebenarannya. Hipotesis nol yang dilambangkan dengan H adalah sebuah proposisi yang menyatakan hubungan yang defenitif dan eksak atau
dua variabel atau lebih. Perlu diperhatikan bahwa secara umum, hipotesis nol dirumuskan sebagai hubungan kosong dalam arti korelasi ataupun perbedaan
antara populasi variabel-variabel itu tidak ada atau sama dengan nol. Hipotesis
14
alternative yang dilambangkan dengan H
1
atau H
A
yang merupakan kebalikan dari hipotesis nol adalah sebuah pernyataan yang menjelaskan adanya korelasi atau
perbedaan antara populasi dari dua variabel atau lebih Sukaria, 2011 : 94-104. H
A
= Terdapat korelasi positif antara keberadaan pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora oleh Dinas Tenaga Kerja dan Sosial terhadap masyarakat miskin
dan pengangguran. H
= tidak terdapat korelasi positif antara keberadaan pelatihan da pengolahan ikan pora-pora oleh Dinas Tenaga Kerja dan Sosial terhadap
masyarakat miskin dan pengangguran.
1.7 Defenisi Konsep 1. Modal Sosial