Analisis Pengolahan X2 terhadap Masyarakat Pengangguran Y2

99 adalah narasumber yang disediakan mempunyai wawasan yang luas untuk mengolah ikan pora-pora dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan baik, juga ikut membantu peserta dalam melakukan pengolahan ikan pora- pora agar hasil yang didapatkan lebih maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian, dengan adanya pengolahan ikan pora-pora ini tingkat kemiskinan dapat berkurang dan memberikan penghasilan bagi masyarakat miskin. Sebanyak 30 responden dengan adanya pengolahan ikan pora-pora tidak mampu untuk mengurangi tingkat kemiskinan karena pengolahan ikan pora-pora ini tidak mampu meningkatkan penghasilan bagi mereka. Hal ini diakibatkan karena tidak mempunyai keinginan untuk mengolah ikan pora-pora agar mendapat hasil olahan yang memiliki harga yang lebih tinggi dari pada sebelumnya. Menurut responden juga, tidak banyak yang menyukai ikan pora-pora sehingga dalam penjualan ataupun pemasaran hasil ikan pora-pora ini tidak memiliki hasil yang lebih baik melainkan hanya mendapatkan kerugian bagi mereka. Meskipun demikian, pemerintah tetap optimis dalam memberikan pengetahuan bagi peserta walaupun peserta yang mengikuti pengolahan ikan pora-pora masih ada yang menganggap pengolahan ikan pora-pora tidak memiliki manfaat bagi kehidupan mereka.

4.2.8 Analisis Pengolahan X2 terhadap Masyarakat Pengangguran Y2

Setiap Negara atau bahkan desa memiliki tingkat pengangguran yang tinggi bukan berarti lapangan pekerjaan yang tidak ada hanya saja kemampuan 100 dan tingkat pendidikan dari setiap orang yang kurang tersedia disetiap perusahaan ataupun tempat dimana orang lain membuka usaha. Masyarakat pinggiran terkadang hanya berfikir bagaimana cara untuk makan hari ini tanpa, jadi mereka mencari pekerjaan yang mudah untuk mereka kerjakan. Contohnya saja, ada yang memilih untuk mengemis, menjadi pemulung, bekerja dilahan pertanian, peternakan milik orang lain yang menerima mereka sebagai buruh harian. Dalam penelitian ini masyarakat pengangguran diberikan kesempatan untuk mengolah sumber daya yang dimiliki dan berada disekitar mereka dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik. Pemerintah memberikan mereka satu kegiatan pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora guna untuk memberikan pengetahuan bagi masyarakat pengangguran. Berdasarkan tabel 4.25 sebanyak 70,7 responden menjawab setuju bahwa selama mengikuti pelatihan banyak perubahan dan manfaat yang mereka dapatkan, misalnya saja mereka sudah mampu untuk mengisi waktu kosong mereka ketika tidak bekerja mengolah ikan pora-pora menjadi olahan yang memiliki harga yang mampu mendorong perekonomian. Selama ini masyarakat pengangguran hanya berdiam saja untuk menerima pekerjaan dari orang lain seperti membantu membersihkan lahan pertanian dan keramba yang dimiliki orang lain. Dari adanya pelatihan ini sebanyak 41,3 responden sangat setuju karena masyarakat pengangguran dapat membuka usaha baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Berdasarkan Tabel 4.29 sebanyak 62,7 responden menjawab sangat setuju dengan adanya pembekalan yang diberikan oleh narasumber sangat bermanfaat bagi mereka. Masyarakat pengangguran saat ini sudah memilih untuk meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik sebab dengan 101 adanya kegiatan pelatihan ikan pora-pora yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Sosial. Menurut teori pilihan rasional yang bermakna bahwa berperilaku rasional bertujuan untuk mengantisipasi atau mengharapkan akan membawa imbalan atau hasil dimasa akan datang. Seperti halnya pada pengolah ikan pora- pora mampu memberikan hasil dimasa akan dating guna untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat pengangguran di Desa Silalahi I. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hasil korelasi antara pengolahan ikan pora-pora dengan masyarakat pengangguran berdasarkan uji statistik koefisien korelasi seperti tabel dibawah ini : Tabel 4.31 Hubungan Pengolahan Ikan Pora-Pora dengan Masyarakat Pengangguran Pengolahan Ikan Pora-Pora Masyarakat Pengangguran Pengolahan Ikan Pora-Pora Pearson Correlation 1 .746 Sig. 2-tailed .000 N 75 75 Masyarakat Pengangguran Pearson Correlation .746 1 Sig. 2-tailed .000 N 75 75 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil analisis pearson, dimana nilai r hitung sebesar 0,746 dan nilai r tabel sebesar 0,2957. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan maka r hitung dibandingkan dengan r tabel. Jika, r hitung 0,746 r tabel 0,2957, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan korelasi antara pengolahan ikan pora-pora dan masyarakat pengangguran. Sedangkan untuk melihat signifikan dari korelasi antara pengolahan ikan pora-pora dan masyarakat pengangguran yaitu nilai signifikan yang terdapat dalam korelasi 102 pearson ini adalah 0,000 nilai signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pengolahan ikan pora-pora dengan masyarakat pengangguran. Selain dari masyarakat miskin, masyarakat pengangguran juga sangat berhubungan dengan pengolahan ikan pora-pora. Sebanyak 75 responden menjawab bahwa adanya pengolahan ikan pora-pora dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Desa Silalahi I. Karena dengan adanya pengolahan ikan pora-pora masyarakat pengangguran dapat membuka usaha kecil-kecilan dengan modal yang telah diberikan oleh pemerintah maupun narasumber. Modal yang dimaksud dalam hal ini adalah pengetahuan tentang pengolahan ikan pora- pora menjadi hasil olahan yang memiliki harga yang lebih tinggi. Berdasarkan jawaban dari responden bahwa selama ikut berpartisipasi dalam pengolahan ikan pora-pora mampu merubah hidup mereka, misalnya saja pengetahuan dan kreativitas masyarakat yang sudah meningkat. Sama halnya dengan sebelumnya sebanyak 25 responden menjawab pengolahan ikan pora-pora tidak mampu untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena tidak ada keinginan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih dari pekerjaan yang dilakukan selama ini. Pekerjaan yang selama ini mereka lakukan adalah bertani, nelayan dan berjualan dipasar. Pengolahan ikan pora-pora memang memiliki manfaat tetapi peserta tidak memiliki keinginan untuk melanjutkan membuka usaha demi mendapatka penghasilan tambahan. Responden juga menjawab bahwa dengan adanya pengolahan ikan pora-pora ini tidak dapat membantu untuk meningkatkan taraf kehidupan karena tidak menyukai pengolahan ikan pora-pora 103

4.2.9 Analisis Pengolahan X2 terhadap Pembentukan Jaringan sosial Y3

Dokumen yang terkait

DIVERSIFIKASI MATA PENCAHARIAN PETANI BAWANG MENJADI PENANGKAP IKAN PORA-PORA DI DESA SIMANINDO KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR.

0 2 23

STUDI TENTANG AKTIVITAS BUDIDAYA IKAN KERAMBA DI DESA SILALAHI KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI.

0 2 21

STUDI KELIMPAHAN IKAN PORA PORA (MYSTACOLEUCUS PADANGENSIS) DI KECAMATAN SILAHI SABUNGAN KABUPATEN DAIRI DANAU TOBA.

0 0 22

RUP Dinas Tenaga Kerja dan Pora Kota Bengkulu TA 2012

0 0 2

Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi

0 0 13

DAMPAK EKONOMI DAN SOSIAL PENANGKAPAN IKAN PORA-PORA ( Pontius Binotatus) DAN IMPLIKASINYA BAGI SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN BAKTI RAJA, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Parulian Simanjuntak

0 0 19

DAMPAK EKONOMI DAN SOSIAL PENANGKAPAN IKAN PORA-PORA ( Pontius Binotatus) DAN IMPLIKASINYA BAGI SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN BAKTI RAJA, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Parulian Simanjuntak

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pembangunan Modal Sosial : Keberadaan Kegiatan Pelatihan Ikan Pora-Pora Bagi Masyarakat Miskin dan Pengangguran Oleh Dinas Tenaga Kerja dan Sosial di Desa Silalahi I, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi

0 0 29

Pembangunan Modal Sosial : Keberadaan Kegiatan Pelatihan Ikan Pora-Pora Bagi Masyarakat Miskin dan Pengangguran Oleh Dinas Tenaga Kerja dan Sosial di Desa Silalahi I, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi

0 0 10

3 Anda selalu aktif bertanya kepada peserta pelatihan lain mengenai pengolahan ikan pora-pora ketika pelatihan 4 Anda senang bekerja sama dengan kelompok dalam kegiatan pelatihan 5 Anda setuju dengan pelatihan yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan So

0 0 25