Latar Belakang Pembangunan Modal Sosial : Keberadaan Kegiatan Pelatihan Ikan Pora-Pora Bagi Masyarakat Miskin dan Pengangguran Oleh Dinas Tenaga Kerja dan Sosial di Desa Silalahi I, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan modal sosial adalah masalah penting yang sering dibicarakan terutama dalam pemerintahan maupun dalam organisasi sosial, dimana pembangunan modal sosial berguna untuk mempertahankan kehidupan khususnya bagi masyarakat miskin dan masyarakat pengangguran. Selain itu pembangunan modal sosial berguna untuk menciptakan tenaga kerja yang mampu menghadapi persaingan global. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Kesejahteraan ingin dicapai dan membangun harkat dan sesuai martabat kemanusiaan dengan berlandaskan pada kemampuan dan mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Manusia yang bermartabat tidak akan puas dengan kehidupan pada belas kasihan orang lain, tidak ingin tergantung pada orang lain. Paradigma yang tidak pernah berubah adalah kebutuhan akan lapangan pekerjaan. Tantangan utama pembanguan yang merupakan masalah ekonomi dan sosial yaitu banyaknya tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan. Namun nampaknya banyak tantangan yang dihadapi seperti, tatanan sosial dan budaya yang sangat kuat ikatan-ikatan tradisional, lemahnya solidaritas antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, keterbatasan akan pengetahuan, lembaga-lembaga dan pranata-pranata yang dibutuhkan untuk pembangunan belum berkembang, justru menjadi penghalang baik lembaga ekonomi sosial, politik, hukum serta sikap pemerintah dan birokrasi yang acuh tak acuh dan tidak terpanggil untuk berpihak dan memberi perhatian kepada masalah sosial terutama yang menyangkut rakyat kecil. 2 Modal sosial adalah konsep yang muncul dari hasil interaksi di dalam masyarakat dengan proses yang lama. Meskipun interaksi terjadi karena berbagai alasan, orang-orang berinteraksi, berkomunikasi, dan kemudian menjalin kerjasama pada dasarnya dipengaruhi oleh keinginan untuk berbagi cara untuk mencapai tujuan bersama yang tidak jarang berbeda dengan tujuan dirinya sendiri. Keadaan ini terutama terjadi pada interaksi yang berlangsung lama. Interaksi semacam ini melahirkan modal sosial berupa ikatan-ikatan emosional yang menyatukan orang untuk mencapai tujuan bersama, yang kemudian menumbuhkan kepercayaan dan keamanan yang tercipta dari adanya relasi yang relative panjang. Modal sosial akan tumbuh dan berkembang jika digunakan bersama dan akan mengalami kepunahan jika tidak dilembagakan secara bersama, oleh karena itu, pewarisan nilai modal sosial dilakukan melalui proses adaptasi, pembelajaran, serta pengalaman dalam praktek nyata. Bentuk-bentuk modal sosial yang penting adalah kemampuan dan bakat-bakat individual, seluruh pengetahuan masyarakat, interaksi dan hubungan dalam masyarakat, organisasi dan jaringan sosial, budaya masyarakat. Modal sosial berlangsung melalui berbagai bentuk, antara lain melalui aliran informasi, norma hubungan timbal balik atau kerjasama mutual, tindakan kolektif, dan solidaritas yang didukung hubungan sosial. Bentuk- bentuk modal sosial tersebut diwujudkan dalam bentuk kesedian mereka bekerjasama, saling membantu, dan saling membangun pengertian antara satu dengan yang lainnya. Hasbullah 2006 menuliskan bahwa memasukkan modal sosial sebagai salah satu komponen pembangunan tidaklah mudah. Di masing-masing daerah atau negara, spektrum modal sosial tersebut dengan berbagai dimensinya, 3 bervariasi tergantung pada sejarah kebudayaan wilayah atau daerah tersebut. Serta struktur sosial dan peradaban yang telah terbentuk cukup lama sesuai dengan lingkungannya. Hubungan yang terbentuk antara kultur dan institusi, bagaimanapun memiliki jalinan yang sangat kompleks. Namun keberadaan institusi dan lembaga dalam masyarakat tidak dapat terbangun dengan kuat tanpa modal sosial, demikian juga sebaliknya, modal sosial pun tidak dapat eksis tanpa institusi yang menopangnya. Modal sosial dapat diartikan sebagai karakteristik dari hubungan antar individu dalam suatu organisasi sosial maupun dengan individu diluar organisasi yang dapat berwujud kepercayaan sosial, norma dan jaringan sosial yang memungkinkan setiap individu yang ada di dalamnya untuk melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial yang terbentuk di masyarakat dapat memiliki bentuk yang beraneka ragam, baik itu berupa organisasi maupun nilai- nilai yang berkembang dimasyarakat. Wujud nyata dari modal sosial yang terjadi di masyarakat tidak dapat dilepaskan dari sistem budaya yang di masyarakat itu sendiri. Hermawati dan Handari 2003 mengungkapkan bentuk-bentuk modal sosial yang berkembang di masyarakat sebagai, hubungan sosial, adat dan nilai budaya lokal, toleransi, kesediaan untuk mendengar, kejujuran, kearifan lokal dan pengetahuan lokal, jaringan sosial dan kepemimpinan social, kepercayaan, kebersamaan dan kesetiaan, tanggung jawab sosial, partisipasi masyarakat, dan kemandirian. Dalam hal ini Desa Silalahi I, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten dairi adalah salah satu desa yang mempunyai tingkat pengangguran dan kemiskinan dari keseluruhan penduduknya yaitu 40 adalah pengangguran dan masyarakat 4 miskin. Desa Silalahi merupakan desa yang memiliki sumberdaya alam dan sumber daya manusia yang memadai tetapi awalnya kurang mendapat perhatian dari pemerintah dalam bidang pekerjaan dan saat ini Dinas Tenaga Kerja dan sosial sudah mulai memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Desa Silalahi I. Desa Silalahi ini merupakan bagian dari Danau Toba, dimana desa ini terletak dibagian tepi danau toba. Di Desa Silalahi I ini juga terdapat banyak wisata sama halnya dengan Danau Toba yang selama ini banyak dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun wisatawan asing, tetapi jika dibandingkan pengunjung yang lebih ramai adalah di Danau Toba itu sendiri padahal yang lebih bersih adalah Silalahi I daripada Danau Toba yang seperti kita ketahui banyak sampah yang mengotori danau tersebut. Desa Silalahi I terdapat keramba dimana para nelayan menjaring ikan untuk dijual seperti ikan pora-pora, ikan mujahir dan ikan emas. Selain itu banyak masyarakat local yang memancing didaerah Desa Silalahi I dan sekitarnya. Penduduk desa tersebut sebagian besar menghidupi kebutuhan pokoknya dengan cara bertani yaitu menanam bawang dan menanam padi. Sebelum pemerintah melakukan suatu pemberdayaan masyarakat desa belum mengetahui apa yang dapat untuk digunakan menjadi modal dalam memajukan tingkat kehidupannya. Rata-rata pekerjaan masyarakat sekitar hanya menunggu waktu panen yang mereka tanam seperti padi dan bawang. Selain itu ada juga yang menjadi nelayan disekitaran danau tersebut. Tidak dipungkiri desa ini memiliki banyak masyarakat miskin dan masyarakat pengangguran seperti yang sudah dijelaskan bahwa 40 dari penduduknya adalah masyarakat miskin dan pengangguran. Jika dibandingkan 5 dari tahun 2009 sampai tahun 2013 tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran semakin meningkat. Sehingga saat ini pemerintah mengupayakan melakukan suatu pelatihan khusus untuk memberikan pengetahuan bagi masyarakat agar mereka mempunyai modal dalam meningkatkan taraf hidup mereka. Program yang dilakukan pemerintah Dinas Tenaga Kerja dan Sosial adalah program peningkatan kesempatan kerja. Memberikan fasilitas dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat. Program ini merupakan suatu pemberdayaan bagi masyarakat bagaimana menggunakan sumber daya yang sudah tersedia didesa tersebut seperti bawang dan ikan pora-pora. Dalam hal ini bentuk fasilitas yang diberikan pemerintah yaitu mendatangkan pelatih dari ibu kota dan provinsi untuk melatih mereka, kemudian menyediakan dana serta alat yang dibutuhkan seperti, dandang, kuali, kompor,pisau, minyak, tepung dan lainnya. Mereka hanya menyediakan ikan pora-poranya saja serta kesediaan diri mereka untuk mengikuti pelatihan tersebut. Pengembangan masyarakat adalah upaya mengembangkan sebuah kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berlandaskan prinsip–prinsip keadilan sosial dan saling menghargai. Para pekerja kemasyarakatan berupaya memfasilitasi warga dalam proses terciptanya keadilan sosial dan saling menghargai melalui program–program pembangunan secara luas yang menghubungkan seluruh komponen masyarakat. Pengembangan masyarakat menerjemahkan nilai – nilai keterbukaan, persamaan, pertanggungjawaban, kesempatan, pilihan, partisipasi, saling menguntungkan, saling timbal balik, dan pembelajaran terus menerus. Inti dari pengembangan masyarakat adalah mendidik, membuat anggota masyarakat mampu mengerjakan sesuatu dengan 6 memberikan kekuatan atau sarana yang diperlukan dan memberdayakan mereka FCDL, 2003: 1. Kegiatan masyarakat difokuskan kepada upaya menolong orang–orang yang lemah yang memiliki minat untuk bekerja sama dalam kelompok, melakukan identifikasi terhadap kebutuhan dan melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pengembangan masyarakat sering kali diimplementasikan dalam beberapa bentuk kegiatan, yaitu : 1. Program pembangunan yang memungkinkan anggota masyarakat memperoleh daya dukung dan kekuatan dalam memenuhi kebutuhannya. 2. Kampanye dan aksi sosial yang memungkinkan kebutuhan– kebutuhan warga kurang mampu dapat dipenuhi oleh pihak – pihak lain yang bertanggung jawab. Semua kegiatan pengembangan masyarakat diarahkan untuk membentuk sebuah struktur masyarakat yang mencerminkan tumbuhnya semangat swadaya dan partisipasi. Pengembangan masyarakat meliputi usaha memperkukuh interaksi sosial dalam masyarakat, menciptakan semangat kebersamaan, solidaritas diantara anggota masyarakat dan membantu mereka untuk berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara berdialog secara alamiah atau tanpa intervensi, didasari penuh pemahaman dan ditindak lanjuti dengan aksi sosial nyata. Desa Silalahi I salah satu modal sosialnya yaitu jaringan sosial. Dimana jaringan sosial merupakan suatu interaksi sosial yang mempunyai hubungan didalam organisasi atau komunitas. Didesa Silalahi I sudah terdapat komunitas yaitu komunitas yang mengikuti pelatihan usaha ikan pora-pora dimana yang 7 membentuk komunitas tersebut adalah pemerintah setempat guna untuk meningkatkan taraf kehidupan mereka. Maksud dari hubungan yang membentuk sebuah jaringan sosial dalam hal ini yaitu dimana anggota komunitas itu sendiri mampu menjalin interaksi antara satu dengan yang lain. Dalam hal ini pemerintah selaku media perantara bagi masyarakat membentuk kelompok didalam komunitas tersebut. Tujuannnya untuk membentuk suatu kepercayaan, kerjasama dan kepemimpinan antara anggota satu dengan yang lain meskipun sudah memiliki kelompok masing-masing. Pemerintah sangat berperan penting dalam pembangunan modal sosial di Desa Silalahi I. Pembangunan modal sosial oleh pemerintah dikenal pula sebagai pendekatan statis. Pendekatan statis didasari oleh ideologi kolektivis atau sosialis dimana menekankan pada pentingnya kolektivitas. Kumpulan ini dibangun dari asosiasi masyarakat yang memiliki sumber daya secara kolektif dan membagi wewenang untuk membuat keputusan. Melalui strategi tersebut, pembangunan sosial dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi dalam pemerintahan. Di samping adanya partisipasi individu dan masyarakat, pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan apakah kebijakan pembangunan sosial diimplementasikan dan apakah kebijakan sosial dan ekonomi diselaraskan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kebanyakan pemerintah hanya berdiam diri melihat kondisi sosial dan ekonomi khususnya masyarakat yang kurang mampu. Namun, dalam hal ini berbeda pemerintah mampu mewujudkan keinganan masyarakat Desa Silalahi I untuk membentuk sebuah jaringan, dimana jaringan tersebut melalui pelatihan yang telah dibentuk oleh pemerintah yaitu melalui Dinas Tenaga Kerja dan Sosial. Pemerintah tersebut, awalnya melakukan 8 pengamatan dan sosialisasi terhadap masyarakat Silalahi. Dan sudah jelas bahwa Desa silalahi I terdapat modal sosial yang cukup untuk diberikan pelatihan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Desa Silalahi I merupakan desa yang memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam yang cukup besar tetapi masyarakat kurang menyadari akan adanya modal sosial yang dimiliki. Dengan demikian Dinas Tenaga Kerja dan Sosial melakukan kegiatan pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora. Dalam membentuk modal sosial tanpa adanya kerja sama dan saling adanya kepercayaan antara satu dengan yang lain maka tidak dapat membentuk sebuah jaringan sosial. Jaringan sosial dapat terbentuk ketika modal sosial dalam sebuah komunitas sudah dapat terpenuhi. Berdasarkan latar belakang diatas muncul sejumlah pertanyaan yaitu mengenai bagaimanakah tingkat partisipasi masyarakat di Desa Silahi I terhadap program pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora oleh Dinas Tenaga Kerja dan Sosial? Bagaimanakah persepsi masyarakat miskin dan pengangguran terhadap program pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora sesudah mengikuti program pelatihan tersebut? Apakah keberadaan pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora oleh Dinas Tenaga Kerja dan Sosial DISNAKERSOS terhadap masyarakat miskin dan pengangguran mendorong terjadinya jaringan sosial? Pernyataan permasalahan tersebut menarik untuk diteliti, sebab penelitian ini ingin melihat bagaimana hubungan pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora dan jaringan sosial terhadap peningkatan kehidupan masyarakat miskin dan pengangguran di Desa Silahi I, dimana juga terdapat tingkat kemiskinan dan pengangguran sebanyak 40 dari jumlah keseluruhan penduduk. 9

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

DIVERSIFIKASI MATA PENCAHARIAN PETANI BAWANG MENJADI PENANGKAP IKAN PORA-PORA DI DESA SIMANINDO KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR.

0 2 23

STUDI TENTANG AKTIVITAS BUDIDAYA IKAN KERAMBA DI DESA SILALAHI KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI.

0 2 21

STUDI KELIMPAHAN IKAN PORA PORA (MYSTACOLEUCUS PADANGENSIS) DI KECAMATAN SILAHI SABUNGAN KABUPATEN DAIRI DANAU TOBA.

0 0 22

RUP Dinas Tenaga Kerja dan Pora Kota Bengkulu TA 2012

0 0 2

Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi

0 0 13

DAMPAK EKONOMI DAN SOSIAL PENANGKAPAN IKAN PORA-PORA ( Pontius Binotatus) DAN IMPLIKASINYA BAGI SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN BAKTI RAJA, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Parulian Simanjuntak

0 0 19

DAMPAK EKONOMI DAN SOSIAL PENANGKAPAN IKAN PORA-PORA ( Pontius Binotatus) DAN IMPLIKASINYA BAGI SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN BAKTI RAJA, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Parulian Simanjuntak

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pembangunan Modal Sosial : Keberadaan Kegiatan Pelatihan Ikan Pora-Pora Bagi Masyarakat Miskin dan Pengangguran Oleh Dinas Tenaga Kerja dan Sosial di Desa Silalahi I, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi

0 0 29

Pembangunan Modal Sosial : Keberadaan Kegiatan Pelatihan Ikan Pora-Pora Bagi Masyarakat Miskin dan Pengangguran Oleh Dinas Tenaga Kerja dan Sosial di Desa Silalahi I, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi

0 0 10

3 Anda selalu aktif bertanya kepada peserta pelatihan lain mengenai pengolahan ikan pora-pora ketika pelatihan 4 Anda senang bekerja sama dengan kelompok dalam kegiatan pelatihan 5 Anda setuju dengan pelatihan yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan So

0 0 25