Sistem Kerja Public Relation Teater Koma

dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga setelah itu baru diadakan rapat internal yang berisi mengenai perencanaan strategi apa saja yang akan digunakan dalam menarik minat penonton, rapat ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh anggota agar berkerja sesuai dengan arahan pimpinan PR. Biasanya Ratna memimpin jalannya rapat, untuk selanjutnya disambut oleh pemaparan setiap divisi. Keempat divisi yang ada Sponsorship, Tiketing, Publikasi, Pemasaran memaparkan hasil penelitian mereka dan juga menjabarkan kesimpulan strategi apa yang akan mereka gunakan, seluruh yang terlibat dalam rapat tersebut boleh memberikan kritik serta sarannya kepada setiap divisi. Selama proses PR berlangsung, pimpinan PR tidak boleh bersikap memihak kepada salah satu divisi, Ratna harus bersikap se- netral mungkin dan harus tegas dalam mengambil keputusan demi kelancaran dan kebaikan seluruhnya. Ratna selalu mengedepankan pentingnya komunikasi kepada seluruh anggotanya agar meminimalisir kesalahpahaman ketika proses kerja, juga memberikan suasana kerja yang nyaman karena terciptanya komunikasi yang baik antara satu sama lain. PR teater Koma juga tidak lepas berkoordinasi dengan penanggung jawab teater Koma yakni Nano Riantiarno, Ratna selaku pimpinan selalu melakukan koordinasi kepada Nano agar strategi yang mereka gunakan menyatu dengan urusan panggung. Adapun divisi-divisi atau bagian-bagian tim produksi beserta program kerjanya antara lain: Tabel. 1 Daftar Tim Produksi Teater Koma No Divisi Program Kerja 1 Sutradara Bertanggung jawab sepenuhnya secara keseluruhan apa-apa yang dibutuhkan di atas panggung. Segala ide, gagasan bersumber darinya 2 Co-Sutradara Mencatat atau mengarahkan arahan yang didapat dari sutradara, secara umum membantu kerja seorang sutradara. 3 Penata Musik Membuat dan menentukan konsep musik pertunjukan 4 Aransemen Musik bertugas mencipta musik yang sesuai dengan pertunjukkan 5 Lirik Bertugas membuat lirik untuk musik pertunjukan 6 Instruktur Vokal Melatih vokal pemain 7 Manajer panggung Bertanggung jawab pada semua hal yang berkaitan dengan panggung 8 Asisten Manajer Panggung Membantu manajer panggung 9 Urusan Panggung Membantu menyediakan semua kebutuhan panggung 10 Skenografi Bertanggung jawab terhadap konsep panggung dan pencahayaan pertunjukan 11 Konsultan Artistik Mengarahkan dan memberikan masukan pada para penata panggung 12 Koordinator Artistik Mengoordinir dalam pembuatan dan penempatan panggung 13 Urusan Artistik membantu menyediakan kebutuhan panggung 14 Urusan Senjata dan Efek Membantu menyediakan semua kebutuhan panggung dan properti yang berkaitan dengan senjata dan efek tambahan lainnya 15 Penata Cahaya Membuat konsep pencahayaan pertunjukan 16 Urusan Tata Cahaya Membantu penata cahaya 17 Penata Gerak Mengarahkan dan mengajarkan bentuk tubuh atau gerak yang ideal kepada para pemain 18 Urusan Gerak Membantu penata gerak 19 Penata Busana Membuat dan menentukan konsep kostum yang digunakan dalam pertunjukan 20 Urusan Busana Membantu menyediakan kebutuhan kontum 21 Pembuat Kostum Bertugas membuat kostum pemain 22 Penata Rias Rambut Membuat dan menentukan konsep Make-up pemain 23 Urusan Rias Rambut Membantu menyediakan kebutuhan Make- up 24 Penata Grafis Membuat konsep grafis pertunjukan maupun di luar pertunjukan. 25 Pengarah Teknik Mengarahkan dan bertanggung jawab pada hal-hal teknis 26 Pencatat Latihan Mencatat latihan 27 Urusan Keuangan Bertanggung jawab mengatur sirkulasi keuangan 28 Urusan Kesehatan Bertanggung jawab menjaga kesehatan seluruh anggota yang terlibat 29 Urusan Tiket Bertanggung jawab mengatur penjualan tiket 30 Urusan Sponsor Bertanggung jawab mencari sponsor dan mengkoordinirnya 31 Urusan Dokumentasi Bertanggung jawab mendokumentasikan setiap latihan, pentas dan semua kebutuhan dokumentasi lainnya 32 Urusan Publikasi Menyebarluaskan dan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk menyebarkan informasi mengenai produksi yang akan digelar 33 Urusan Konsumsi Mengatur pola makan seluruh yang terlibat dan mensejahterakan perut semua anggota 34 Sekretariat Mengelola keluar masuk surat menyurat dan yang berhubungan dengan kesekretariatan 35 Pimpinan Produksi Ujung tombak yang memimpin serta mengelola jalan kerja seluruh divisi yang ada mengkoordinir program kerja apa saja yang dilakukan seluruh divisi Dari tabel diatas kita dapat memahami bagaimana banyaknya manusia yang terlibat dalam suatu pertunjukkan. Mereka adalah anggota tetap teater Koma yang dengan rela menyisihkan waktunya untuk teater Koma. Setiap kali mereka mengadakan produksi, mereka akan membentuk divisi-divisi yang terbagi ke dalam banyak bidang. Tak jarang di teater Koma ditemukan pemain merangkap sebagai tim produksi, contohnya si A memegang divisi konsumsi yang tugasnya mensejahterakan urusan konsumsi seluruh anggota, namun ia juga seorang aktor di produksi tersebut, jadi selain bermain si A juga memiliki kerja dibalik panggung. Terbatasnya JUMLAH anggota menjadikan teater Koma harus pandai-pandai mengalokasikan SDM nya. Hal inilah yang menjadikan teater sebagai media pembelajaran yang sangat baik, karena semua yang terlibat dapat melakukan dan belajar apapun, tidak hanya sebatas keaktoran. Teater Koma memiliki banyak divisi, bahkan satu divisi ada juga yang memiliki anak cabang, seperti konsultan artistik, di bawahnya ada koordinator artistik kemudian di bawah koordinator ada urusan artistik. Konsultan artistik bertugas mengarahkan dan memberikan ide atau gagasan utama kepada para penata panggung yang akan ia sampaikan kepada koordinator artistik, koordinator artistik bertugas sebagai kepala yang memimpin para anggotanya dalam pembuatan dan penataan tata letak panggung, sedangkan urusan artistik ia bertugas menyediakan kebutuhan panggung mulai dari hal terkecil sampai hal yang paling krusial. Kemudian ada pula penata cahaya, di bawahnya ada urusan cahaya, penata cahaya bertugas membuat konsep pencahayaan pertunjukkan, sedangkan urusan cahaya bertugas sebagai membantu kerja penata cahaya juga membantu pengadaan fasilitas pencahayaan. Kemudian ada juga penata rias dan rambut, di bawahnya ada divisi urusan rias dan rambut, penata bertugas membuat konsep tata rias maupun rambut kemudian nantinya akan dikerjakan oleh urusan rias dan rambut. Banyaknya bagian yang ada, diharapkan mampu memaksimalkan kerja produksi agar memudahkan sirkulasi kerja atau jalannya proses kerja yang sempurna. Oleh karenanya komunikasi yang baik antara satu dengan yang lainnya sangat dibutuhkan. Dibandingkan dengan kelompok-kelompok teater yang ada, teater Koma memang memiliki sistem produksi yang paling lengkap. Sehingga mereka bisa bekerja maksimal dan peluang untuk mencapai tujuan yang diharapkan lebih besar. Orang-orang yang terlibat di dalamnya meskipun mereka bekerja dibalik panggung, selain aktor dan aktrisnya, merekalah orang-orang paling penting dibalik suksesnya pertunjukkan. Oleh karenanya teater Koma juga tidak sembarangan memilih kepala divisi, mereka juga biasanya orang-orang yang ahli di bidang tersebut, juga yang sudah berpengalaman di bidangnya. bahkan banyak dari mereka yang pernah mengenyam ilmu pendidikan di perguruan tinggi maupun menyerap ilmu di lembaga-lembaga ternama. Merekalah para pendidik yang ikhlas mencurahkan segala ilmu dan tenaga yang mereka punya untuk membesarkan nama teater Koma. oleh karenanya tak heran jika teater Koma sukses setiap kali menggelar pertunjukkan dan banyak para penonton menyukai serta puas setelah menonton. Dari tangan-tangan dingin mereka pula tercipta berbagai ide dan gagasan kreatif yang membantu sutradara merealisasikan sebuah pertunjukkan hebat. Dari sekian banyak divisi yang dibuat, pimpinan produksi menjadi ujung tombak dari segalanya, semua kerja yang dilakukan harus melalui koordinasi dengan pimpinan produksi, karena ia yang mengatur dan memipin jalannya kerja produksi tersebut. Sukses atau tidaknya sebuah pertunjukkan menjadi ukuran kerja pimpinan produksi.

E. Produksi Teater Koma dari Masa ke Masa

Berikut adalah jenis-jenis naskah atau cerita yang dipentaskan dari era tahun 70-an hingga sekarang

1. Era tahun 70-an

Di era ini, teater Koma baru saja merintis, memulai segalanya dari bawah. Dari mulai hanya beberapa orang anggota saja, tempat latihan pun masih berpindah-pindah nomaden. Pertunjukkan dilakukan pertama kali pada tahun 1977 dengan judul naskah rumah kertas, kemudian ditahun yang sama juga mementaskan sebuah pertunjukkan dengan judul Cermin, kemudian adapula Maaf, Maaf, Maaf, Gigi Busuk, Anak Kandung, Si Bakil, Jian Juhro. Semua pementasan ini bercerita mengenai kondisi sosial yang terjadi di masyarakat di mana saat itu pemerintahan sedang porakporanda, Jung melihat bagaimana rakyat masih banyak yang kelaparan, bahkan banyak rumah-rumah kumuh di belakang perumahan-perumahan elite. Ketegangan politik juga menjadi inspirasi sutradara untuk mengemas naskah tersebut menjadi menarik. Karena dibentuk pada pertengahan tahun 70-an maka pementasan yang digelar juga tidak banyak.

2. Era Tahun 80-an

Pada era ini, bisa dikatakan teater Koma baru saja menetapkan kesejatian identitas dirinya, di mana Nano sebagai sutradara menetapkan teater Koma memilih dialog sambil bernyanyi musikalisasi menjadi bagian dari identitas kelompoknya. Terlihat pula dengan banyaknya pementasan yang digelar sepanjang tahun, tercatat ada sebanyak 50 pertunjukkan digelar. Terlihat ada perkembangan yang sangat signifikan pada era sebelumnya. Karena di tahun inilah masa-masa perintisan teater Koma, mereka berusaha menyajikan pertunjukkan dengan sebaik mungkin agar diminati oleh penontonnya. Di era ini banyak jenis naskah yang ia pentaskan, ada yang mengadaptasi dari legenda peradaban China seperti Sampek Engtay, Opera Kecoa yang juga diselipkan pesan-pesan moral kehidupan, adapula naskah yang bertema roman percintaan, seperti Tiga Merpati, Perkawinan Figaro, dan banyak lagi, ada pula yang menceritakan cerminan keras perjuangan hidup, seperti naskah Opera Julini, Wanita-Wanita Parlemen, Bom Waktu. Ada pula yang menggambarkan carut marutnya perpolitikan seperti Pesta Burung-Burung, Opera Ikan Asin, Citra Menguak Takdir dan lainnya. Dari jenis-jenis naskah yang dipentaskan memperlihatkan bahwa perkembangan teater Koma semakin pesat dan berkembang, sang sutradara yakni Nano Riantiarno sudah semakin percaya diri memberikan sajian pertunjukkan yang beragam dan itu sangat membanggakan perkembangan seni teater di Indonesia.