Meski banyak mendapatkan kenyataan yang menyakitkan, teater Koma harus tetap bergerak dan menghibur masyarakatnya. Mereka juga tidak
hanya terpaku oleh satu strategi saja, mereka mulai mengembangkan strategi atau cara-cara lain yang dapat menarik masyarakat untuk
menyaksikan pertunjukkan mereka. Dan akhirnya, setelah sekian lama mereka berjuang melakukan usaha
“door to door” ini akhirnya teater Koma mampu memetik buah dari usaha keras mereka. Kini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang
mau bekerjasama dengan mereka bahkan dalam jangka panjang. Tentu dengan bergabungnya berbagai perusahaan ini dapat mendukung
mereka tidak hanya dalam hal finansial, namun keuntungan dari perusahaan atau lembaga tersebut yang semakin dikenal konsumennya
dan membantu sistem publikasi mereka. Maka hal itu akan memudahkan teater Koma dalam mendapatkan masa untuk menonton
dan mengapresiasi pertunjukkan mereka. Hingga saat ini, sudah banyak perusahaan-perusahaan yang
bekerjasama dengan mereka, seperti Djarum Foundation, bank BCA, dll.
2. Strategi Kedekatan
Kedekatan yang dilakukan oleh teater Koma kepada masyarakat merupakan hal yang sangat penting untuk membangun komunikasi
yang baik agar dapat memberi kesan yang berbeda dengan kelompok- kelompok teater yang lain. Strategi ini merupakan pembaruan dari
strategi door to door, strategi ini berusaha menggabungkan strategi yang sudah ada dengan ditambah inovasi yang baru. Melalui jalinan
kedekatan maka sudah pasti cara seperti door to door tersebut dilakukan.
Jika dikaji dari segi ilmu komunikasi, cara ini termasuk ke dalam ilmu komunikasi antar pribadi, Dimana jika mengacu pada pengertian dari
komunikasi antar pribadi menurut Joseph A. Devito adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau
diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
91
Komunikasi secara personal atau secara perorangan diyakini teater Koma mampu membantu mereka dalam menjalin kekuatan yang
positif agar mereka tertarik menonton pertunjukkan teater Koma. Hal ini dilakukan teater Koma sebagai bentuk apresiasi kepada
penontonnya. Komunikasi
antar pribadi
sejatinya salah
satu komunikasi
penyampaian pesan yang efektif untuk menyebarkan informasi, karena dari mulut ke mulut mereka itulah akan mudah tersebar informasi.
Teater Koma juga mencoba “masuk” ke sekolah-sekolah swasta yang didalamnya terdapat kegiatan ekstrakurikuler seni, khususnya teater.
Beruntungnya kini sudah banyak sekolah-sekolah yang sudah memiliki kegiatan seni teater, hal ini memudahkan teater Koma untuk mencoba
91
Onong Uchjana Efendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003, h.60
“mendekatkan diri” kepada mereka para generasi penerus bangsa, teater Koma biasa melakukan kerjasama dengan para pelatih seni
ditempat tersebut, biasanya teater Koma akan memberikan beberapa pelatihan workshop kepada murid-murid, entah itu berupa workshop
keaktoran, pemanggungan, artistik, makeup, bedah naskah, dan masih banyak lagi. Dan strategi ini tidak hanya dilakukan oleh divisi
pemasaran, namun dibantu pula oleh seluruh anggota teater Koma. Ide dan gagasan dari cara mereka menyajikan workshop juga menentukan
ketertarikan para murid untuk mengikuti, oleh karenanya membuat konsep dengan se-menarik mungkin dapat menjadi salah satu hal
penting agar mereka nyaman saat workshop. Strategi pendekatan seperti ini sudah dilakukan sekitar kurang lebih 5 tahun terakhir.
Hingga saat ini, sudah banyak sekolah-sekolah yang melakukan kerjasama dengan teater Koma untuk memberi materi ekskul teater.
Bahkan kini sekolah-sekolah tersebut yang justru datang mengajak kerjasama atau mengundang teater Koma untuk memberikan
workshop. Hal ini berbuah manis pada setiap mereka melakukan produksi, jauh sebelum pementasan dimulai sekolah-sekolah tersebut
dibantu oleh para gurunya sudah memesan tiket pertunjukkan teater Koma yang jumlahnya tidak sedikit. Selain menjadi ajang hiburan
yang mengandung unsur pendidikan, hal ini juga dapat menjadikan teater Koma lebih dekat dengan masyarakatnya.
3. Strategi media Online
Media komunikasi sejak abad ke-20 mengalami perkembangan yang sangat baik. Masyarakat kini sudah lebih mudah melakukan interaksi
komunikasi, media online sebagai alat penunjang utama juga dimanfaatkan oleh teater Koma untuk menyebarluaskan setiap
produksi mereka. Divisi pemasaran memaksimalkan fasilitas yang ada, mereka memperkenalkan teater Koma melalui website resmi mereka,
facebook, twitter, instagram, dll. Melalui database yang sudah ada dari pementasan yang sebelumnya, mereka mengirim semacam directmail
yang menginformasikan produksi mereka selanjutnya, juga kemudian setiap para pembeli tiket mereka selalu menanyakan “apa sudah
menerima pemberitahuan lewat directmail ?” jika belum menerima,
mereka akan segera mendaftarkan namanya agar bisa dikirim directmail pada pertunjukkan teater Koma mendatang.
92
Seminggu sesudah directmail disebar, pemesanan tiket biasanya mulai mengalir, itu belum termasuk ke dalam publikasi media lainnya.
Mungkin dari 5000 nama, hanya 3000 yang menonton, biasanya mereka jarang menonton sendiri, minimal berdua dan itu artinya 3000
dikali dua, sekitar 6000 yang menonton, bahkan tak jarang yang membeli tiket lebih dari dua. Bisa dibayangkan berapa banyak tiket
yang terjual jika strategi publikasi sudah dilancarkan.
93
92
Wawancara pribadi dengan Ratna Riantiarno, Jakarta, 26 Maret 2015.
93
Wawancara pribadi dengan Ratna Riantiarno, Jakarta, 26 Maret 2015.
Pimpinan PR yakni Ratna Riantiarno juga menghimbau seluruh anggotanya untuk membantu menyebarluaskan informasi pertunjukkan
mereka. Seluruh anggota diharuskan tanpa terkecuali bekerja dalam hal pemasaran, strategi ini dirasakan lebih efektif karena membantu
penyebaran informasi. Karena sejatinya media komunikasi akan lebih berkembang dan
tersebar jika semakin banyak orang-orang yang menyebarkannya. Media online juga dimanfaatkan sebagai salah satu strategi mereka
untuk menjalin komunikasi dengan para penontonnya. Para penonton bisa memberikan kritik dan saran serta kesan-kesan mereka terhadap
pertunjukkan yang telah mereka saksikan melalui fax atau email resmi teater Koma, maupun melalui akun-akun pribadi milik anggota.
94
hal ini diharapkan agar para penonton lebih merasa memiliki teater Koma,
juga memudahkan teater Koma untuk diterima dilapisan masyarakat manapun. Oleh karenanya masyarakat akan merasa menjadi bagian
dari teater Koma. sistem pemasaran acara-acara yang ada di teater Koma biasanya sudah disebarkan sebulan sebelum pertunjukkan
berlangsung.
95
Tenggang waktu yang selama itu memberi teater koma waktu yang cukup efektif untuk menjaring penontonnya. Kini teater
Koma sudah lebih bisa bernafas lega karena tiket-tiket yang mereka jual biasanya sudah hampir terjual habis sebelum hari pertunjukkan
tiba.
94
Wawancara pribadi dengan Ratna Riantiarno, Jakarta, 26 Maret 2015.
95
Wawancara pribadi dengan Ratna Riantiarno, Jakarta, 26 Maret 2015.
Hal ini juga tidak lepas dari fasilitas publikasi media online yang menguntungkan kerja divisi pemasaran dan divisi tiketing.
4. Strategi Publikasi
Suatu perusahaan atau produk bagaimanapun baiknya konsep yang dibuat dan bagaimanapun besar manfaat yang diberikan akan tetapi
jika tidak dikenal oleh konsumen atau masyarakat itu sendiri maka perlahan produk tersebut tidak akan diketahui keberadaannya oleh
khalayak. Begitu pula yang terjadi oleh teater Koma, publikasi merupakan salah satu cara utama dalam mempromosikan produksi
mereka. Masyarakat akan mengetahui atau mengenal teater Koma melalui strategi publikasi ini. divisi sponsorship yang bekerja dalam
hal ini, divisi sponsorship selain menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan mereka juga harus menjalankan strategi yang satu ini,
yakni sistem publikasi. Strategi publikasi biasanya terbit atau disebar sesudah jumpa pers. Dan
jumpa pers dilakukan sebulan atau sepuluh hari sebelum pentas perdana. Dan tiket weekend atau Sabtu dan Minggu biasanya sudah
dipesan sejak jauh hari.
96
Publikasi masih berkaitan dengan strategi door to door dan strategi media online, yang menjadi nilai tambah adalah konsep yang
digunakan ditambahkan dengan penyebaran SMS, penyebaran pamflet, poster, banner dan sebagainya. Pamflet, poster, dan banner biasanya
96
Wawancara pribadi dengan Ratna Riantiarno, Jakarta, 26 Maret 2015.
disebar di titik-titik yang strategis. Seperti di kampus-kampus, kelompok-kelompok organisasi, kelompok teater, sekolah-sekolah
hingga perusahaan. Publikasi berusaha “memasuki” tempat-tempat yang sekiranya dapat
menjaring penonton. Sistem publikasi bekerja mengoptimalkan penyebaran informasi dengan seluas mungkin.
“Karena memang publikasi menjadi usaha utama kami agar teater Koma dapat diterima lebih luas lagi oleh masyarakat, kalau tidak
melakukan publikasi lantas melalui apalagi kami menjaring penonton?”
97
Ide atau gagasan dalam pemilihan gambar untuk poster dan semacamnya itu juga menjadi sorotan yang sangat berpengaruh, maka
diperlukan juga keterampilan dalam hal pembuatan desain gambar- gambar tersebut agar masyarakat tertarik untuk melihat.
Publikasi merupakan cara kerja yang cukup efektif dalam menarik penonton. Maka meskipun teater Koma sudah memiliki penonton
langganan mereka juga masih perlu melakukan publikasi semaksimal mungkin agar angka perkembangan penonton mereka selalu
bertambah.
5. Strategi Database
Salah satu strategi dalam ilmu manajemen yang paling efektif adalah data. Dengan data manusia bisa melakukan apa saja bahkan sebuah
97
Wawancara pribadi dengan Ratna Riantiarno, Jakarta, 26 Maret 2015.
data dapat mengungkap hal yang kasat mata sekalipun. Mengingat pentingnya menyimpan data, Maka teater Koma juga menjadikan
database sebagai strategi selanjutnya. Mereka menyimpannya dan menjaga privasi data penonton dengan
baik, data-data tersebut akan berguna ketika mereka melakukan produksi selanjutnya. Teater Koma biasanya akan melakukan sistem
penyebarannya dengan cara mengirim SMS maupun melalui directmail kepada database tersebut yang berisi judul lakon, sinopsis, ide, kapan
dan dimana lakon dimainkan, berapa hari pementasannya, nama-nama pemain, pengarang lakon dan sutradaranya.
Pengolahan database juga menjadi salah satu cara untuk mengetahui perkembangan angka penonton yang hadir, apakah meningkat atau
sebaliknya. Sehingga teater Koma dapat melakukan evaluasi demi perkembangan teater Koma yang lebih baik.
C. Pelaksanaan
Setelah melakukan proses perencanaan dan menetapkan strategi yang akan digunakan, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan
strategi yang telah ditetapkan. Hubungan komunikasi antara pemimpin PR kepada para anggota sangat dibutuhkan untuk lancarnya jalan kerja
mereka, semuanya harus menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik mungkin sesuai dengan jobdesk masing-masing, begitu pentingnya
komunikasi yang terjalin pada tahapan ini agar memberikan kemudahan sirkulasi kerja yang maksimal.
Oleh karenanya perencanaan merupakan tahapan inti dari keempat proses ini, karena pada tahap inilah konsep-konsep yang telah ditetapkan
pada saat perencanaan dilaksanakan. Dalam tahapan ini, dibutuhkan komitmen dan etos kerja yang sesuai dengan konsep yang sudah ada.
teater Koma melakukan strategi yang sudah ditetapkan sebelumnya dan seluruh tim bekerja dengan semaksimal mungkin sesuai dengan konsep
atau rancangan yang sudah dibuat. Ratna Riantiarno selaku pimpinan PR yang akan mengawali dan dipercaya untuk menjalankan strategi tersebut
atau yang disebut dengan credibility. perencanaan bertumpu pada sumber daya yang ada, maka
kerjasama yang baik antara anggota satu dengan yang lainnya sangat dibutuhkan. semua yang terjadi saat dilapangan harus dikomunikasikan
kepada satu sama lain, terlebih kepada penanggung jawab atau koordinator tim agar tidak terjadi kesalahpahaman dan hambatan yang berarti.
Proses perencanaan merupakan sebuah acuan berhasil tidaknya konsep yang sudah dibuat sebelumnya, jika proses semakin sedikit
mengalami kendala maka semakin baik konsep yang dibuat. Seperti halnya dalam rancangan strategi yang sudah ada, saat
pelaksanaan pun diharapkan sesuai dengan tujuan atau target yang hendak dicapai. seperti strategi door to door; strategi ini merupakan strategi tertua
yang dilakukan oleh teater Koma, pada awal-awal berdiri mereka merancang strategi ini dengan anggapan bahwa cara inilah cara yang
terbaik, dan nyatanya saat itu memang sangat sulit menjalaninya.
Disamping media komunikasi yang masih sangat jarang, keberanian para anggota untuk “mengetuk” minat para penontonnya itu tidak mudah. Tak
jarang ada masyarakat yang tidak menghiraukan, adapula yang hanya ingin sekedar tahu, ada yang memang ingin menonton tapi enggan
membeli tiket. Kenyataan-kenyataan inilah yang membuat PR teater Koma selalu belajar, namun hal baik yang terjadi di lapangan juga ada, tak
sedikit dari masyarakat yang dengan sukarela membantu menyebarkan informasi teater Koma kepada kerabat dan sanak saudara mereka hingga
ke luar kota. Hingga hasilnya pada masa-masa sekarang ini sudah banyak kerjasama yang terjalin dengan teater Koma melalui sistem yang lebih
baik yakni sponsorship. Kemudian strategi selanjutnya adalah strategi kedekatan; Strategi
kedekatan juga rupanya memberi efek yang cukup besar saat pelaksanaannya. Pimpinan PR teater Koma biasanya berkoordinasi dengan
seluruh anggota teater Koma dengan menyalurkan bakat para anggota untuk mengajar atau memberi workshop disekolah-sekolah dengan
ketentuan perizinan serta kontrak kerja yang tertera diatas kertas yang disepakati kedua belah pihak. Usaha kerja PR yang satu ini ternyata
mampu menjaring penonton dengan lebih banyak. Banyak dari sekolah- sekolah tersebut akhirnya memesan tiket yang tidak sedikit, minimal 250
tiket mereka booking. Begitupun kedekatan dengan beberapa perusahaan yang mensponsori mereka, seperti Djarum Foundation Indonesia Kaya,
selain kerja sama di bidang sponsorship belakangan ini Djarum