Profil Umum Teater Koma
„bernyanyi atau semi-bernyanyi. Oleh karenanya tak heran jika di setiap pementasannya selalu disisipkan nyanyian atau semi-bernyanyi sebagai
bagian dari pertunjukkan dan identitas. Teater Koma sejak awal berdiri banyak mementaskan naskah-naskah
karya Nano Riantiarno, salah satu pendiri teater Koma. Nano adalah salah satu orang dibalik suksesnya kerja teater Koma hingga saat ini, Nano
Riantiarno masih terus berkiprah di Teater Koma dan bertanggung jawab penuh terhadap teater Koma. Nano Riantiarno sendiri adalah seorang seniman
teater yang lahir di Cirebon pada tanggal 6 Juni 1949.
84
Ia mengawali karirnya di ATNI Akademi Teater Nasional Indonesia Jakarta, saat di ATNI
Nano tidak hanya belajar mengenai teater, banyak yang ia dapat semasa kuliah di ATNI. Ia menyerap ilmu filsafat, psikologi, sosiologi dan politik.
85
Namun di ATNI pula ia belajar teori penyutradaraan, teori pemeranan, teori skenografi, dan Iconografi.
86
Tapi ia banyak terlibat di aktor dan penyutradaraan. Kemudian sejak tahun 1997 Ia juga aktif menghadiri
undangan maupun seminar mengenai teater hingga ke mancanegara. Nano juga memiliki seorang guru besar dimana ia banyak menyerap ilmu
dari sang maestro, yakni Teguh Karya. Bersama Teguh Karya Nano banyak menyerap ilmu apapun, akting, pertukangan, set-dekor dan property,
manajemen, pemasaran dan kehumasan, manajemen panggung, keuangan, kesekretariatan, perpustakaan, dokumentasi, penulisan naskah drama dan
84
Nano Riantiarno, Membaca Teater Koma, h.192
85
Nano Riantiarno, Membaca Teater Koma, h.45
86
Nano Riantiarno, Membaca Teater Koma, h.45
penyutradaraan. Pada 1970, Nano mulai menulis naskah drama pertamanya yang berjudul Matahari Sore Bersinar Lembayung.
Teater koma selalu yakin bahwa teater bisa menjadi salah satu jembatan menuju suatu keseimbangan batin dan jalan bagi terciptanya kebahagiaan
yang manusiawi, jujur, bercermin lewat teater, diyakini pula sebagai salah satu cara untuk mengasah akal sehat, daya budi, dan hati nurani.
Teater Koma juga merupakan salah satu kelompok teater senior yang masih eksis hingga saat ini. bukti eksistensi itu dibuktikan dengan
pertunjukkan-pertunjukkan yang rutin digelar satu sampai 2 kali selama setahun.
Teater Koma juga memiliki kode etik bagi siapa yang ingin bergabung didalamnya. Kode etik teater Koma ini dibuat oleh Nano Riantiarno yang
diharapkan agar dipakai sebagai dasar dalam menyikapi kesenian dan kebudayaan. Yang isinya sebagai berikut:
1. ETIKA
Tulus menghargai dan berterimakasih kepada alam serta kehidupan,; tahudiri, memahami, dan tidak membenci; jujur, tenggang rasa, mencintai
sesama; yang tua menghargai yang muda, yang muda menghargai yang tua; bersikap dan bertindak tepat, pada waktu, tempat dan suasana yang
tepat; percaya teater adalah jalan menuju kebahagiaan; berwatak bagai air: “senantiasa berupaya berada ditempat rendah, jika terhambat berhenti
sejenak, lalu dengan sabar bergerak ke kiri atau ke kanan atau merembes
dan di sebalik hambatan, kemudian berjalan menuju tujuan; memaknai lautan”.
87
2. SETIA
Setia kepada hati nurani; setia kepada tugas dan pekerjaan; setia kepada tanggung jawab, kerja sama
dan kedisiplinan; setia kepada kelompok dan rumah kelompok; setia kepada tujuan: kebahagiaan.
88
3. GUYUB
Anggota adalah mata rantai enerji kreatif dalam ikatan persaudaraan berdasar kasih.
89
C.
Visi dan Misi Teater Koma
Di dalam teater Koma, mungkin nama Koma menjadi sangat penting. Banyak harapan dan arti mendalam didalamnya. Termasuk visi dan misi
didalamnya, visi dan misi sendiri sebenarnya sudah ada dalam nama Koma itu sendiri.
Koma, metafora yang mengartikan gerak berkelanjutan, senantiasa berjalan, tiada henti, tak mengenal titik. Punya nafas yang panjang, senantiasa
berkiprah, mengembara dalam ruang kreativitas, terus mencari dan berupaya menemukan hal-hal yang bermakna.
90
Selain menjadi arti filosofi, Koma juga sekaligus menjadi visi dan misi serta harapan yang terkandung di dalamnya yang berarti tidak pernah berhenti
87
Nano Riantiarno, Membaca Teater Koma, h.22
88
Nano Riantiarno, Membaca Teater Koma, h.22
89
Nano Riantiarno, Membaca Teater Koma, h.22
90
http:www.kelola.or.iddatabasetheatrelistdd_id=32p=1alph=p_t
berkarya, terus melanjutkan ruang kreativitas, senantiasa hidup dalam nafas yang berkelanjutan tiada henti.