Sejarah Berdirinya Teater Koma
para penulis Indonesia, kemudian workshop akan diarahkan menuju perencanaan pementasan.
78
2. Menyiapkan calon seniman dan pekerja teater yang tangguh.
Pembinaan terhadap calon seniman dilakukan secara tak resmi. Intim dan spontan, tapi intensif. Lewat obrolan-obrolan dan diskusi yang
mengundang seniman-budayawan diluar kelompok untuk memandu pembahasan sebuah topik yang memiliki keterkaitan dengan seni dan
budaya. Juga
diselenggarakan pula
latihan dasar
yang didalamnyamencakup olah tubuh, nafas, vokal, dan berbagai
pengetahuan mengenai teater.
79
Selanjutnya teater koma melakukan pentas pertamanya di teater tertutup di PKJ-TIM Pusat Kesenian Jakarta - Taman Ismail Marzuki pada tanggal
2-4 Agustus 1977 dengan judul pementasan Rumah Kertas naskah karya dan sutradara Nano Riantiarno.
80
Tak diduga, semakin bergulirnya waktu teater Koma menunjukkan perkembangan yang sangat membanggakan bagi perkembangan teater di
Indonesia. Pementasan keduanya yang berjudul maaf,maaf,maaf pada tahun 1978 digelar selama 5 malam, pentas ketiga pada 1979 dengan judul J.J
digelar selama 7 malam, kemudian pementasan keempat yang berjudul Opera Ikan Asin pada tahun 1983 digelar selama 10 malam, pementasan yang
kelima dengan judul Opera Para Binatang pada tahun 1987 sempat digelar sebanyak 23 malam dan selanjutnya Sampek Engtay pada tahun 1999-2000
78
Nano Riantiarno, Membaca Teater Koma, Jakarta: 2011, h.6
79
Nano Riantiarno, Membaca Teater Koma, h.7
80
Nano Riantiarno, Membaca Teater Koma, h.3
digelar selama 22 hari dan sudah dipentaskan sebanyak 26 kali, Sampek Engtay juga meraih penghargaan MURI Museum Rekor Indonesia sebagai
pementasan yang dilaksanakan selama 16 tahun 1988-2004, dengan 8 pemain dan 4 pemusik yang sama, kemudian pementasan dengan judul Agen
Penny yang digelar di 255 SD di kawasan Jakarta dalam kurun waktu 4 tahun 2007-2011.
81
Pada Agustus 1997, Teater Koma juga menggelar pementasan lewat „program apresiasi‟ PASTOJAK Pasar Tontonan Jakarta yang digelar
selama sebulan penuh di PKJ-TIM diikuti oleh 24 kelompok kesenian dari dalam dan luar negeri. Hal ini diharapkan teater mampu berkembang dengan
sehat, bebas dari interes politik praktis dan menjadi tontonan yang dibutuhkan oleh berbagai kalangan masyarakat.
Teater Koma juga pernah menggelar karya para dramawan kelas dunia diantaranya: The Comedy of Error dan Romeo Juliet karya William
Shakespeare, Woyzeck karya Georg Buchner, The Three Penny Opera and The Good Person of Shechzwan karya Bertolt Brecht, Orang Kaya Baru-Kena
Tipu-Doea Dara-Si Bakil-Tartuffe karya Moliere, Women in Parliament karya Aristophanes, The Crucible karya Arthur Miller, The Marriage of
Figaro karya Beaumarchaise, Animal Farm karya George Orwell, Ubu Roi karya Alfred Jarre, The Robber karya Freidrich Schiller, The Visit karya Der
Besuch der Alten Damme, Kunjungan Cinta karya Friedrich Durrenmatt, What About Leonardo? Kenapa Leonardo? Karya Evald Flisar.
81
Nano Riantiarno, Membaca Teater Koma, h.3
Teater Koma banyak mementaskan karya-karya Nano Riantiarno, antara lain: Rumah Kertas, Maaf.Maaf.Maaf., J.J, Kontes 1980, Trilogi Opera Kecoa
Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Julini, Opera Primadona, Sampek Engtay, Banci Gugat, Konglomerat Burisrawa, Pialang Segi Tiga Emas, Suksesi, RSJ
atau Rumah Sakit Jiwa, Semar Gugat, Opera Ular Putih, Opera Sembelit, Samson Delila, Presiden Burung-Burung, Republik Bagong, Republik Togog,
Tanda Cinta. Sebagai kelompok teater yang Independen, teater koma bekerja melalui
berbagai karya-karyanya yang mengkritisi situasi dan kondisi sosial-politik di tanah air. Teater Koma juga merupakan salah satu kelompok seni teater
terproduktif yang selalu intens menggelar pertunjukkan minimal 1 kali dalam setahun hingga saat ini.
Teater Koma tidak lahir dari sebuah panggung yang sudah tersedia. Pada awal-awal berdiri, tempat latihan berpindah-pindah. Mulanya seorang
simpatisan menyediakan beranda rumahnya sebagai tempat mereka latihan. Jika tamu datang, maka mereka terpaksa harus menyingkir ke area parkir atau
halaman depan. Tak jarang pula mereka latihan di garasi mobil yang sempit milik seorang anggota. Hinga akhirnya mereka berlatih didepan sebuah
restoran. Selama masa empat bulan latihan, mereka terus berpindah seperti itu, ini mengakibatkan pada bulan-bulan pertama mereka harus berganti-ganti
pemain dikarenakan tidak tahan berlatih dengan cara nomaden seperti itu.
82
82
Nano Riantiarno, Membaca Teater Koma, h.14