grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal. Hasil dari transformasi di atas menunjukkan bahwa variabel-variabel yang tidak normal
dapat dinormalkan dengan cara me-log-kan data. Setelah data sudah menunjukkan data yang memenuhi asumsi normalitas maka pengujian dapat
dilanjutkan dengan pengujian parametrik.
b. Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF, serta
menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance 0.10, dan Variance
Inflation Factor VIF 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:
Tabel 4.5 Coefficients untuk LG10_HS = fLG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI,
LG10_AKP
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -4.521
1.325 -3.412
.001 LG10_LA
.267 .075
.415 3.557
.001 .560
1.784 LG10_AKO
.186 .087
.223 2.133
.036 .700
1.429 LG10_AKI
.193 .088
.218 2.191
.032 .775
1.290 LG10_AKP
-.018 .105
-.017 -.173
.863 .777
1.287 a. Dependent Variable: LG10_HS
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance 0,10 yaitu 0,560 untuk variabel LG10_LA, 0,700 untuk
variabel LG10_AKO, 0,775 untuk variabel LG10_AKI dan 0,777 untuk variabel LG10_AKP yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil
perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,784 untuk variabel laba akuntansi,
1,429 untuk variabel arus kas dari aktivitas operasi, 1,290 untuk variabel arus kas dari aktivitas investasi, 1,287 untuk variabel arus kas dari aktivitas pendanaan.
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas
antar variabel independen dalam model ini. Tabel 4.6
Cofficients Correlations untuk LG10_HS = fLG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP
Model LG10_AKP
LG10_AKI LG10_AKO
LG10_LA 1
Correlations LG10_AKP
1.000 -.093
-.070 -.320
LG10_AKI -.093
1.000 -.104
-.301 LG10_AKO
-.070 -.104
1.000 -.412
LG10_LA -.320
-.301 -.412
1.000 Covariances
LG10_AKP .011
.000 .000
-.003 LG10_AKI
.000 .008
.000 -.002
LG10_AKO .000
.000 .008
-.003 LG10_LA
-.003 -.002
-.003 .006
a. Dependent Variable: LG10_HS
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa variabel LG10_AKP mempunyai korelasi sebesar -0,093 atau sekitar 9,3 dengan
variabel LG10_AKI, -0,070 atau sekitar 7,0 dengan variabel LG10_AKO, dan -
Universitas Sumatera Utara
0,320 atau sekitar 32,0 dengan variabel LG10_LA. Variabel LG10_AKI mempunyai korelasi sebesar -0,104 atau sekitar 10,4 dengan variabel
LG10_AKO dan -0,301 atau sekitar 30,1 dengan variabel LG10_LA. Variabel LG10_AKO mempunyai korelasi sebesar -0,412 atau sekitar 41,2 dengan
variabel LG10_LA. Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi umumnya diatas 0,95, maka hal ini merupakan
indikasi tidak adanya multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas