1. Letak Geografis Tatanan Sosial Kemasyarakatan Batak Toba

22

BAB II LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA

MASYARAKAT BATAK TOBA

2. 1. Letak Geografis

Etnis Batak Toba berasal dari daerah pinggiran danau Toba hingga wilayah pegunungan ke arah tenggara, selatan dan barat danau Toba serta pulau Samosir. Daerah tersebut kini merupakan beberapa wilayah administrasi kabupaten di provinsi Sumatera Utara, yaitu kabupaten Tapanuli Utara, kabupaten Toba Samosir, kabupaten Samosir, kabupaten Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Tengah. Danau Toba terletak di antara gugusan pegunungan Bukit Gambar 2.1 Daerah asal Suku Batak 23 Barisan. Di sebelah Utara terdapat etnis Simalungun, Melayu, dan Karo. Di sebelah Selatan terdapat etnis Angkola dan Mandailing. Di sebelah Barat Laut terdapat etnis Pakpak. Berdasarkan letak geografisnya, wilayah yang didiami oleh etnis Batak terdiri atas: 1. Wilayah pegunungan di sebelah Timur danau Toba disebut Uluan. 2. Wilayah pegunungan di sebelah Tenggara danau Toba disebut Habinsaran meliputi Parsoburan. 3. Wilayah dataran landai di sebelah Selatan danau Toba disebut Toba Holbung meliputi Balige, Laguboti, Sigumpar, Silaen dan Posea. 4. Wilayah pegunungan di sebelah Timur Laut danau Toba disebut Humbang meliputi Siborong-borong, Dolok Sanggul, Muara, Bakara, dan Sibandang. 5. Wilayah lembah di sebelah Selatan Humbang disebut Silindung meliputi Tarutung, Sipoholon, Sipahutar. 6. Samosir dan Tele. 7. Wilayah pinggiran danau Toba di sebelah Barat Laut disebut Silalahi na Bolak. 8. Pesisir meliputi Barus dan Sibolga. 2. 2. Tatanan Sosial Kemasyarakatan Batak Toba Sistem kekerabatan masyarakat Batak Toba tidak lepas dari istilah marga 2 2 Marga adalah nama persekutuan dari orang-orang bersaudara, sedarah, seketurunan menurut garis keturunan dari ayah atau ibu, yang mempunyai tanah sebagai sebagai milik bersama di daerah asal atau tanah leluhur. Situmeang 2007:32 yang diturunkan dari garis keturunan marga ayah patrilineal. Kelompok marga tertentu biasanya mendiami sebuah kampung yang disebut huta dan dipimpin oleh Raja Huta. Kekerabatan masyarakat Batak Toba diatur dalam suatu tatanan sosial 24 kemasyarakatan yang disebut dalihan na tolu. 3 Dalam adat istiadat Batak Toba, pernikahan sesama marga dilarang dan dianggap tabu Dalihan na tolu terdiri atas dongan tubu dongan sabutuha yaitu kelompok semarga, hula-hula yaitu kelompok marga asal istri, dan boru yaitu kelompok marga asal suami. Prinsip Dalihan Na Tolu memiliki kaitan erat dengan sistem marga dan silsilah. Seorang Batak harus mengetahui asal-usul marga keluarganya dan juga urutan silsilahnya sehingga setiap dapat menempatkan diri dengan baik dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Doangsa P.L. Situmeang mengatakan konsep dalihan na tolu telah memberikan kepastian hukum tentang tohonan kedudukanjabatan, sijaloon hak, sileanon kewajiban, pangalaho sikap dan perilaku, patik hukum, ruhut aturan, parture na urutan-urutan, tording batasan, uhum perbuatan baik, ugari wujud perbuatan baik, partuturan sistem kekerabatan, tarombo silsilah, ulaon adat acara adat, tonggo raja, ria raja, rapot forum musyawarah, dan sebagainya. Dengan demikian terciptalah keteraturan dan ketertiban bermasyarakat. 2007:205 4 3 Dalihan artinya tungku, tolu artinya tiga. Dalihan na tolu adalah tungku yang terdiri dari tiga buah batu. 4 Doangsa P.L. Situmeang menyebutkan dalam bukunya “Dalihan na Tolu: Sistem Kemasyarakatan Batak Toba”:2007, hukum marga menetapkan hukum Bongbong yaitu larangan menikah dengan kawan semarga. maka pernikahan antar marga eksogami merupakan perilaku yang lazim. Akibatnya, secara bersamaan konsep dalihan na tolu terbentuk. Dalihan na tolu juga mengatur sikap dan perilaku bermasyarakat. Konsep dalihan na tolu adalah manat mardongan tubu menjaga hubungan terhadap dongan tubu, somba marhula-hula hormat terhadap hula-hula, dan elek marboru lemah lembut terhadap boru. 25 Ketiga unsur dalihan na tolu memiliki peran masing-masing dalam kehidupan bermasyarakat terutama dalam acara adat. Dongan tubu merupakan teman berdiskusi dan turut bertanggungjawab atas jalannya suatu acara. Boru memiliki tanggung jawab dalam hal teknis di lapangan. Sedangkan acara adat tidak akan berjalan tanpa kehadiran dan restu dari hula-hula. Seorang masyarakat Batak Toba dapat menyandang fungsi sebagai dongan tubu, hula-hula, dan boru sekaligus dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam sebuah acara adat hanya satu fungsi yang dapat disandangnya. Organisasi wilayah yang terdiri dari beberapa huta yang masih semarga akan membentuk Horja yang dipimpin oleh seorang Raja Parjolo raja terdepan dan seorang Raja Partahi raja perencana. Tingkatan wilayah yang lebih tinggi dari horja disebut Bius yang dipimpin oleh seorang Raja Bius atau Raja Doli. Onan pasar tradisional merupakan tempat yang sangat penting bagi perekonomian masyarakat. Hari onan berbeda pada setiap tempat. Contohnya hari onan di Dolok Sanggul dan Balige adalah hari Jumat, sedangkan di Bakkara hari Rabu, di Laguboti hari Senin, di Muara hari Selasa, dan seterusnya. Selain tempat jual beli, onan merupakan tempat pertemuan orang dari kampung yang berbeda. Pada jaman dulu onan merupakan pusat interaksi antar masyarakat dan pusat informasi. Onan juga merupakan tempat dalam menyelesaikan perselisihan, pertemuan raja-raja, pesta bius, dan sebagainya.

2. 3. Sistem Mata Pencaharian