67
dengan kategori baik yaitu 68 orang sebesar 88,33, kategori tidak baik 9 orang sebesar 11,7. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.15.
4.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dimaksud untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen dan dependen. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini
adalah adalah kinerja tenaga kesehatan kualitas kerja, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas, kemandirian, komitmen kerja sedangkan variabel independen adalah
komunikasi internal komunikasi diagonal, vertikal dan horizontal.
Tabel 4.16. Hubungan Komunikasi Internal Dengan Kinerja tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Herna Medan Tahun 2010
Kinerja Baik
Tidak Baik
Total Variabel
N N N
X
2
Nilai P
Komunikasi Vertikal
Baik 60 98,4
1 1,6
61 100
Kurang Baik 13
81,3 3
18,8 16
100 7,535 0,006
Komunikasi Horizontal
Baik 25 86,2
4 13,8
29 100
Kurang Baik 45
100 45
100 Tidak Baik
3 100
3 100
6,983 0,030
Komunikasi Diagonal
Baik 13 100
13 100
Kurang Baik 31
93,9 2
6,1 33
100 Tidak Baik
29 93,5
2 6,5
31 100
0,862 0,650
Berdasarkan Tabel 4.16, diketahui bahwa untuk komunikasi vertikal, dari 61
orang dengan komunikasi vertikal dengan kategori baik terdapat sebanyak 60 orang 98,4 dengan kinerja baik dan 1 orang 1,6 dengan kinerja tidak baik. Untuk uji
Universitas Sumatera Utara
68
statistik diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan antara komunikasi vertikal dengan kinerja tenaga kesehatan dengan nilai p = 0,006.
Pada penelitian ini komunikasi horizontal, dari 29 orang dengan komunikasi horizontal dengan kategori baik terdapat sebanyak 25 orang 86,2 dengan kinerja
baik dan 4 orang 13,8 dengan kinerja tidak baik. Untuk uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan antara komunikasi horizontal dengan kinerja
tenaga kesehatan dengan nilai p = 0,030. Pada penelitian ini komunikasi diagonal, dari 13 orang dengan komunikasi
diagonal dengan kategori baik terdapat sebanyak 13 orang 100 dengan kinerja kategori baik. Untuk uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan signifikan
antara komunikasi diagonal dengan kinerja tenaga kesehatan dengan nilai p = 0,650.
4.4. Analisis Multivariat
Untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan Indenpenden yang bermakna terhadap variabel independen dari hasil analisis bivariat, maka dilakukan
analisis Multivariate dengan menggunakan uji regresi linear berganda dengan tingkat kemaknaan sebesar p 0,05. Menurut Mickey dan Greendland 1989 dalam Murti,
1997 variabel-variabel yang melalui uji Bivariat memiliki nilai p 0,25 hendaknya dipertimbangkan untuk dimasukkan kedalam model multi variabel. Variabel-variabel
yang memenuhi kriteria tersebut adalah komunikasi vertikal dan komunikasi
horizontal.
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 4.17.
Hasil Regresi Komunikasi Vertikal dan Horizontal Terhadap Kinerja tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Herna
Komunikasi Internal Beta
Sig
Komunikasi vertikal 0,151
0,013 Komunikasi horizontal
-0,097 0,029
Constant 0,000
R R Square
0,393 a
0,154 Analisis multivariat dalam penelitian ini akan membahas pengaruh
komunikasi internal terhadap kinerja tenaga kesehatan Rumah Sakit Herna, pengaruh komunikasi internal vertikal dan horizontal terhadap kinerja kualitas, kuantitas,
ketepatan waktu, efektifitas, kemandirian dan komitmen kerja. Berdasarkan hasil uji, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua variabel komunikasi internal komunikasi
horizontal dan vertikal yang berpengaruh terhadap kinerja tenaga kesehatan dengan taraf signifikan masing-masing variabel yaitu komunikasi vertikal 0,013 dan
komunikasi horizontal 0,029, variabel komunikasi vertikal dan horizontal dengan menggunakan alpha 5 maka komunikasi vertikal dan horizontal berperan
meningkatkan kinerja tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Herna Medan. Dari hasil analisis multivariat variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja tenaga
kesehatan adalah komunikasi vertikal. Dalam model summary terlihat koefisien determinasi R Square menunjukkan nilai 0,154 artinya bahwa model regresi yang
diperoleh dapat menjelaskan variasi variabel 15,4. Terdapat hubungan yang bermakna antara komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal terhadap kinerja
tenaga kesehatan RSU Herna Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Kinerja tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Herna Medan 5.1.1. Kualitas Kerja Tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Herna Medan
Berdasarkan hasil penelitian ini kualitas kerja tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Herna Medan, lebih banyak dengan kategori baik yaitu 73 orang 94,8. Hal
ini disebabkan karena pimpinan memberikan kesempatan kepada tenaga kesehatan atau staf untuk mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaannya atau melalui jalur
komunikasi dan dialog, sehingga dapat mempercepat hubungan antara atasan dan bawahan, sedangkan kualitas kerja tidak baik sebesar 4 orang 5,2 ini disebabkan
karena kemauan serta motivasi dan sikap yang kurang baik, maka perlu diberikan pembinaan berupa teguran atau konseling oleh pimpinan.
5.1.2. Kuantitas Kerja Tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Herna Medan
Berdasarkan hasil penelitian ini kuantitas kerja tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Herna Medan. Lebih banyak pada kategori baik yaitu sebesar 77,9 60
orang dimana ditemukan jumlah tenaga kesehatan dan jumlah pasien masih masih sesuai dengan peraturan rumah sakit, sedangkan kategori tidak baik 22,1 17
orang. Ini disebabkan kadang di rumah sakit jumlah pasien banyak pada ruangan dan waktu-waktu tertentu sehingga masih ada kekurangan tenaga Orem dalam Nursalam,
2002.
70
Universitas Sumatera Utara