Pelaksanaan Tim Dosen Blok sistem Pencernaan dalam memilih model

commit to user 79 kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

3. Pelaksanaan Tim Dosen Blok sistem Pencernaan dalam memilih model

problem based Learning . Model pembelajaran oleh dosen pada blok sistem pencernaan dikemas dalam tiga model yaitu PBL dengan seven jumps, ISS IT, klasikal atau konvensional pada pokok- pokok bahasan tertentu dan Kuliah penunjang yang menghadirkan dokter ahli dan perawat Spesialis dalam bidangnya, pada saat awal dilksanakan pembelajaran maka tiap sesi pembelajaran terdapat 3 kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awalpendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhirpenutup dan tindak lanjut. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Eli isnaeni, S.Kp wawancara tanggal 23 November 2010 bahwa : Penerapan metode pembelajaran oleh dosen pada mata kuliah kami yaitu blok sistem pencernaan terdapat 3 metode yaitu seven jumps yang terbagi menjadi beberapa kelompok dan terdapat beberapa skenario. ISS- IT sekaligus SGD dengan masing- masing terdapat tahapan dalam memulai pembelajaran yaitu kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan penutup kegiatan akhir. Begitu juga dengan pernyataan yang disampaikan wahyu, Ns wawancara tanggal 23 November 2010 mengatakan bahwa : Tim Dosen pencernaan melakukan kegitan pokok penting dalam mengawali pembelajaran dengan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran. Mahasiswa dibagi 8 – 10 kelompok yang masing- masing di jelaskan tahapan- tahapan pembelajaran terlebih dulu. Berbagai metode masing- masing dosen dalam tim pengajaran pecernaan dalam melaksanakan metode pembelajaran, diantaranya adalah Tutorial, klasikal, ISS-IT, SGD . Berdasarkan pengarahan Ketua STIKES melalui commit to user 80 PUKET I bidang akademik dianjurkan untuk memperbanyak menggunakan Model terkini dengan memfokuskan student centered learning SCL karena dengan menggunakan metode tersebut dapat membantu mahasiswa mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata mahasiswa dan dapat mendorong mahasiswa untuk pro aktif dan untuk lebih mengembangkan diri, sedangkan dosen hanya berperan sebagai fasilitator, motivator dan memberikan feed back umpan balik . Pernyataan tentang penggunaan metode pembelajaran tersebut diungkapkan oleh Meity MS, S.Kp,Ns wawancara tanggal 24 November 2010 mengatakan bahwa : Untuk membantu dosen dan mahasiswa dalam memahami bahan ajar maupun materi yang akan dicapai berdasarkan kompetensi, tim dosen dianjurkan untuk menggunakan metode SCL – PBL , karena dengan metode tersebut mahasiswa dapat menghubungkan antara materi yang ditulis di silabus dengan situasi dunia nyata mahasiswa melalui berbagai hal, hal ini dapat mendorong mahasiswa untuk lebih mengembangkan pengetahuan yang dia peroleh dan lebih kompleks akan tetapi LO atau learning objective harus dirumuskan terkait dengan dosen dalam bidangnya. Senada dengan pernyataan tersebut, Etika DW, Ns sebagai Ka. Prodi sekaligus sebagai tim dosen pencernaan wawancara tanggal 24 November 2010, mengemukakan sebagai berikut : Walaupun PBL- tutorial seven jump dilaksanakan, mengingat kapasitas mahasiswa dan dosen sangat bervariasi, maka kuliah klasikal atau konvensional tetap diadakan karena terdapat mata kuliah tertentu yang pencapaian kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa dan dosen pengampu berbeda contoh mata kuliah mikrobiologi dan gizi, ini masih memerlukan adanya kuliah klasikal. Mengingat dosen yang di panggil untuk mengajar adalah dosen luar. Hal ini sangat sulit untuk dikondisikan. commit to user 81 Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada semester IV observasi, tanggal 24 November 2010, diketahui mahasiswa dibentuk dalam kelompok melakukan kegiatan tutorial baik di kelas maupun dilaboratorium Field Lab atau skill lab terlihat kegiatan berjalan dengan baik dan mahasiswa pro aktif. Antar kelompok telah menjalankan tahapan- tahapan seven jump pada pertemuan awal yaitu tahap 1 sampai dengan tahap ke-5 dilaksanakan dan terkoordinasi oleh tim tutorial. Disini terlihat adanya sarana maupun prasarana yang mendukung tercipnya PBL seven jump karena terdapat hot spot area yang memudahkan mahasiswa searching bahan tutorial, papan flip chart dan lap top note book . Sehingga tutorial tampak hidup. Hasil wawancara mahasiswa fitria mukti H wawancara tanggal 29 November 2010 mengatakan bahwa : Pak kami sekarang belajar lebih senang dengan memakai metode PBL – SJM ketimbang PBL ISS-IT , sebetulnya dua 2 strategi atau metode ini baik hanya saja karena di SJM tahapanya lebih mudah kita terapkan, memang harus banyak waktu yang diperlukan, tetapi tahapanya secara sistematik membuat kami jadi tahu.... oh ini... tahap awal yang ini tahap ke 2, ke 3 dan seterusnya. Terus terang kami khususnya saya, ini lebih senang ketika tim dosen masuk PBL ketimbang ISS- IT. Senada yang di sampaikan oleh informan mahasiswa heny nahar bakdiyah wawancara tanggal 29 November 2010 ia menyatakan bahwa: Ya kalo menurut heny sih pak sama dengan mbak fitri atau teman lain yang saya ketahui, kalo pada saat kami diskusi terkait dengan asuhan keperawatan dan konsep dasar dari aspek medis tentang gangguan- gangguan fungsi dari pencernaan, saya lebih enak menangkap dan memiliki ide- ide untuk menjawab skaligus mendeskripsikan pak. karena di SJM ini setiap sesi ada bagian- bagianya contoh sesi pertama kita bisa menyelesaikan tahap I sampai dengan tahap 5, dan disini kita di tuntut untuk berargumentasi dan menyelesaikan tahapan itu. Sedang sesi ke-2 kita bisa melakukan tahap 6 dan tahap ke tujuh. Gitu pak.....’’ commit to user 82 Dari uraian data tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di STIKES Annur Purwodadi, dianjurkan untuk selalu menggunakan metode pembelajaran Problem based learning Seven jump. Penggunaan metode tersebut bertujuan untuk mencapai standar kompetensi dan standar isi yang telah direncanakan oleh dosen.. Mahasiswa pada saat melaksanakan tutorial PBL difasilitasi dengan modul yang berisi materi, skenario kasus. Adapun pertimbangan dosen dalam memilih metode pembelajaran adalah: memberikan dasar- dasar berfikir lebih kritis, menganalisis dan menelaah skenario kasus yang dibuat oleh tim dosen, dan tujuan akhir kompetensi yang akan dicapai dalam blok terpenuhi. 4. Pelaksanaan penilaian dan evaluasi PBL oleh Dosen Blok Sistem Pencernaan di STIKes Annur Purwodadi Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 6 Desember 2010 dapat diketahui bahwa dalam menentukan alat penilaian kemajuan hasil belajar peserta didik yang dilakukan dosen blok sistem pencernaan di STIKes Annur Purwodadi sangat beragam jenisnya, antara lain penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, dan penilaian diri. Penilaian dilakukan baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar dan pada prinsipnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengetahui perkembangan kemajuan belajar peserta didik terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dilakukan. commit to user 83 Wawancara dengan Ngatminah, S.Kp wawancara tanggal 6 Desember 2010 diketahui bahwa Dosen blok Pencernaan melakukan berbagai cara penilaian, seperti penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi, pertanyaan langsung dan melalui bentuk Field lab, serta OSCA, penilaian unjuk kerja dilakukan dengan melakukan pengamatan dan wawancara. Selain cara penilaian tersebut dosen melakukan berbagai penilaian antara lain OSCA, Uji Skill di Lab terkait dengan Perawatan Colostomy, Tindakan Scorstien, Pemasangan NGT dan Pemberian Nutrisi lewat NGT, Pendidikan Kesehatan Ibu Hamil dan Ibu menyusui, Kegawatdaruratan chest trust, Heimlich manuver Pada hari yang sama Eli Isnanei, S.Kp Wawancara tanggal 6 Desember 2010 menyatakan sebagai berikut : Berbagai teknik penilaian yang digunakan oleh dosen, diantaranya adalah penilaian unjuk kerja. Penilaian unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti diskusi dalam kelompok kecil,melakukan wawancara. Dengan demikian gambaran kemampuan pesertadidik atau mahasiswa akan lebih utuh. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan melalui pembimbing Akademik PA . Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Etika Dwi Winahyu, Ns wawancara tanggal 8 Desember 2010, menyatakan bahwa : Dosen mempunyai rancangan beragam, teknik yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar sangat beragam, namun intinya desain evaluasi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik dalam pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar baik pencapaian hasil belajar domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Adapun teknik yang digunakan oleh Dosenantara lain: 1 penilaian unjuk kerja, 2 penilaian sikap, 3 penilaian tertulis, 4 penilaian melalui SGD, 5 penilaian Field Lab. commit to user 84 Langkah untuk menentukan pengolahan hasil penilaian adalah melakukan dan menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai suatu kompetensi. Menurut Meity Mulya Susanti, Ns wawancara tanggal 24 November 2010 mengemukakan bahwa : Dalam menentukan pengolahan hasil penilaian terhadap peserta didik telah berhasil menguasai kompetensi mengacu pada: penilaian yang dilakukan pada waktu pembelajaran atau setelah pembelajaran berlangsung, indikator dapat dijaring melalui pemberian soal atau tugas melalui tugas terstruktur. Hanya saja kita sebagai dosen tetap berpegang prinsip pada kesahihan, harus objective, adil, terpadu dan sistematis serta akuntabel. Senada dengan pernyataan tersebut Purhadi, Ns wawancara tanggal 26 November 2010 menyatakan bahwa : Pengelolaan hasil penilaian terhadap peserta didik bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai standar kompetensi dan standar isi yang telah ditetapkan melalui pemberian tugas atau soal tes dan non tes, dengan mengacu pada indikator yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP . Dan hasil tes ini berpijak pada evalusi yang diberikan apakah evaluasinya secara sumatif atau formatif. Penilaian sikap, dilakukan oleh Dosen berdasarkan catatan harian peserta didik berdasarkan penggambaran yang dilakukan oleh dosen mata kuliah. Informasi tentang penilaian sikap disampaikan oleh Eli Isnaeni wawancara tanggal 25 Desember 2010 sebagai berikut : Data penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkan pengamatanobservasi Dosen mata kuliah blok sistem pencernaan. Data hasil pengamatan dosen dapat dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan pertanyaan langsung dan laporan dari masing- masing Pembimbing Akademik Data penilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta didik dari hasil berbagai tes tertulis yang diikuti peserta didik. Soal tes tertulis dapat berbentuk commit to user 85 pilihan ganda, benar salah, uraian, jawaban singkat. Hal ini seperti dituturkan oleh Ngatminah, S.Kp wawancara tanggal 8 desember 2010 menyatakan sebagai berikut. Dosen memberikan soal tes secara tertulis dalam bentuk pilihan ganda, benar salah, uraian, maupun jawaban singkat, hasil tes tersebut diberikan skor sesuai dengan standar skor yang berlaku, misalnya untuk soal bentuk pilihan ganda diskor dengan memberikan angka 1 satu bagi setiap butir jawaban yang benar dan angka 0 nol bagi setiap butir soal yang salah. Skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu perangkat tes pilihan ganda dihitung dengan prosedur Jumlah benar : Jumlah soal x 100 . Mengenai bentuk ujian, Eli Isnaeni, S.Kp wawancara tanggal 6 Desember 2010 menyatakan sebagai berikut : Bentuk ujian meliputi uji komprehensif yang menilai tentang skill di klinis dan untuk sebagai ujian akhir kami menilai lewat uji metode OSCA dengan 20 stasi yang di lakukan oleh peserta didik. Penilaian soal tulis tiap stase yaitu Setiap butir soal memiliki bobot 2,0, Nilai diperoleh = jawaban betul x 2,0, Nilai maksimal 10, Sedangkan Penilaian prosedurpemeriksaan fisik dan anamnesapendidikan kesehatan tiap stase, Nilai maksimal 10, Setiap prosedur dinilai oleh seorang penguji observer dengan menggunakan lembar penilaian oleh Tim dosen. Nilai akhir adalah : Nilai Akhir = Nilai semua UT + Nilai semua UK 18 Indeks Prestasi = Nilai Akhir 2,5 Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa jenis alat penilaian kemajuan hasil belajar peserta didik yang dilakukan Tim dosen Blok sistem Pencernaan antara lain penilaian proses tutorial, penilaian sikap, penilaian commit to user 86 tertulis, penilaian metode OSCA, komprehensif di klinis adapun contoh format- format penialaian terlampir . OSCA memberikan penilaian yang objektif. Efektif dilaksanakan karena memberikan kemudahan tim dosen dalam mengobservasi. Hanya saja kelemahan OSCA membutuhkan waktu dan tenaga dosen lebih banyak.

5. Pelaksanaan pembelajaran remedial Pada blok sistem pencernaan di STIKes Annur Purwodadi

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Dengan Pembelajaran Metode Problem Based Learning Dan Konvensional Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Di Medan

4 102 133

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SKILL LABORATORY (STUDI KASUS DI PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN NUR PURWODADI)

0 2 67

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Model Problem Based Learning (PBL) Dan Discovery Learning (DL) Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP

0 1 18

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Model Problem Based Learning (PBL) Dan Discovery Learning (DL) Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP

0 2 11

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS ASSESSMENT FOR Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Berbasis Assessment For Learning (Afl) Dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Komunikasi Matematik Sis

0 3 16

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM.

0 1 48

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 4 Purwodadi. 1. COVER TESIS

0 0 1

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMK.

0 0 18

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMK.

0 2 82

Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Dengan Pembelajaran Metode Problem Based Learning Dan Konvensional Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Di Medan

0 0 20