commit to user 18
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang
memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK yang tinggi. Untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas ini sangat ditentukan oleh sistem pendidikan tinggi yang bermutu yang didukung oleh ketersediaan staf pengajar, metode
pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang akan menunjang proses pembelajaran.
Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan
konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa
Nation Character Building.
Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan yang cerdas pula dan secara progresif akan membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa yang
demikian merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan menghadapi dunia global Mulyasa, 2003 . Sistem pendidikan tinggi keperawatan
terutama pada pendidikan tingkat sarjana dan Ners sedang mengalami perubahan prinsip yang sangat mendasar. Hal ini terutama sebagai dampak perubahan
demografik kependudukan, perkembangan penyakit dan respon pasien baik terhadap penyakit, pengobatan dan lingkungan yang berubah selama sakit dan dirawat.
commit to user 19
Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian diperlukan pendidikan yang dirancang
berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan untuk kepentingan tersebut pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau
Competency based currĂculum
sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan pengetahuan, ketrampilan, sikap
dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan khususnya pada jalur pendidikan sekolah maupun pendidikan Tinggi.
Setiap penyelenggarakaan pendidikan mengharapkan bentuk pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas, ditentukan oleh banyak faktor yang saling
terkait, yakni lingkungan fisik sekolah, kurikulum, kepeminpinan, organisasi dan budaya internal sekolah, penjaminan mutu, kemitraan antara orang tua, sekolah dan
masyarakat, motivasi siswa, ketersediaan guru dan pengembangan profesionalisme, mekanisme pertanggungjawaban dan tata kelola sekolah yang efektif dan efisien.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan
bahwa tujuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Mulyasa, 2008 .
Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan kompetensi
tugas- tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik mahasiswa . Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan
mampu memecahkan berbagai personal bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan,
commit to user 20
pelaksanaan, evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil guna.
Namun demikian kurikulum bukan sesuatu yang kaku dalam pendidikan. Justru kurikulum merupakan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan arah,
isi dan proses pendidikan. Pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi
outpu atau out came
suatu lembaga pendidikan. Kurikulum mempunyai andil yang besar terhadap pelaksanaan pendidikan baik di lingkup kelas daerah atau Nasional.
Kurikulum 2004 KBK adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah.Imlementasi
kurikulum berbasis kompetensi menuntut perubahan terhadap berbagai aspek pendidikan, termasuk reformasi sekolah
School perform
. Reformasi sekolah atau school perform merupakan suatu konsep perubahan kearah peningkatan mutu
pendidikan. Reformasi school tersebut harus dilakukan untuk merespon kondisi pendidikan dewasa ini yang dinilai semakin terpuruk.
Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sukar untuk dipahami, tetapi sangat terbuka untuk didiskusikan oleh karena itu, untuk memahaminya harus dianalisa
dalam konteks yang sangat luas, demikian halnya dengan KBK. Kurikulum Berbasis Kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai komitmen masyarakat
terhadap kurikulum 1994, serta sesuai dengan pengembangan kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara.
Pembelajaran klasikal yang masih didominasi oleh kegiatan dosen didepan kelas telah banyak dikritik sebagai pembelajaran yang tidak membelajarkan.
commit to user 21
Pembelajaran teacher centered kurang memberikan pengalaman kepada mahasiswa. Nurrohman, 2009 . Pembelajaran S
even Jump
merupakan sebuah metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Gijselaers 1995 sebagai metode
pembelajaran untuk tutorial calon dokter pada University of limburg-Maastricht dengan pendekatan
Problem Based Learning
. Dengan demikian, Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang
sedang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini, terutama dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai macam tantangan.
Beberapa faktor penting penghambat implementasi KBK di Perguruan Tinggi adalah minimnya referensi maupun buku paket termasuk didalamnya modul,
study guide
yang relevan dengan tuntutan KBK serta belum lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran serta sesuai dengan persyaratan minimal merujuk pada UU
No. 23 Tahun 2003 Delapan Standar Pelayanan Minimal Sutrisno, 2008 . Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah Ketidaksiapan Dosen atau
pengampu mata kuliah dalam melaksanakan KBK khususnya di STIKES An-Nur Purwodadi dapat dilihat dari kesiapan Dosen dalam menyusun Silabus, Rencana
PelaksanaanPembelajaran RPP atau SAP,maupun modul RPP yang seharusnya disusun oleh setiap Dosen, metode, strategi dan media yang digunakan dalam
pelaksanaan hal tersebut belum dapat berjalan secara keseluruhan, beberapa Dosen hanya secara instan mengajar dan memberikan materi secara langsung kepada
mahasiswa. Seperti yang kita ketahui selama ini mahasiswa terpapar dengan metode pembelajaran yang berfokus pada staf pengajar
Teacher-centered- methode
. Mahasiswa terbiasa dengan metode pembelajaran ini sehingga cenderung membuat
mahasiswa merasa aman hanya dengan mendengarkan dosen ceramah, membaca
commit to user 22
hand out dan assignment, mengkopi informasi dari media visual sudah cukup memberikan mereka informasi dan akhirnya sukses pada waktu ujian Billings
Halstead, 1998 . Metode pembelajaran ini kurang berhasil menciptakan lulusan yang berfikir kritis Huba Freed, 2000 . Padahal berfikir kritis ini diperlukan
karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai potensi berfikir secara kritis dan menusia mempunyai kecenderungan untuk melibatkan perasaan dalam berpikir.
Selain itu kuliah di perguruan tinggi berarti belajar memahami, menganalisis dan menyelesaikan masalah Takwin, 1997 . Kelemahan lain dari metode ini hanya
membutuhkan aspek kognitif dengan level rendah, cenderung cepat membosankan dan kurang memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya, klarifikasi atau
berdiskusi. Setiap mahasiswa baru di STIKES Annur Purwodadi diperkenalkan dengan metode ini agar mereka dapat mengetahui dan memahami peran mereka
selama menjalani proses pembelajaran di perguruan tinggi. Dalam metode ini akan menstimulasi kemandirian mahasiswa dalam belajar, mahasiswa dituntut untuk
memotivasi diri untuk belajar, terbuka untuk bekerjasama, mampu mengorganisasi waktu dan mampu menetapkan sasaran yang akan meningkatkan prestasi.
Dari uraian tersebut, peneliti memilih implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, karena STIKES An-Nur Purwodadi tersebut merupakan Perguruan
Tinggi Swasta yang telah mempunyai kesiapan dalam pelaksanaan KBK. Melalui Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan STIKES An-Nur Purwodadi lebih
berperan dalam menciptakan mahasiswa yang berprestasi.
commit to user 23
B. Fokus Penelitian