5.3. Parameter yang Memengaruhi Kadar Karbon Monoksida CO dan Nitrogen Dioksida NO
2
di Udara
5.3.1. Arah Angin
Berdasarkan penelitian pada table 4.2., arah angin padaJl. A. H Nasution berhembus dari timur menuju barat, pada Jl. Brigjend Katamso angin berhembus dari
utara menuju selatan, pada Jl. S. Parman angin berhembus dari tenggara menuju barat daya sedangkan pada Jl. Asia angin berhembus dari barat menuju timur.
Arah angin berguna untuk mengetahui arah penyebaran emisi polutan sehingga dapat ditentukan daerah mana yang akan tercemar searah dengan arah angin
terbatas pada skala lokal dan daerah urban Rahmawati, 2008.
5.3.2. Kecepatan angin
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2., kecepatan Kecepatan angin yang tinggi terdapat pada Jl. A. H Nasution yaitu 1,4 ms. Kecepatan angin yang
tinggi pada jalan ini akan menyebabkan angin tertinggi terdapat pada kadar polutan yang berada di udara akan bekurang. Semakin tinggi kecepatan angin pada suatu
daerah, maka pencampuran polutan dari sumber emisi di atmosfer akan semakin besar sehingga konsentasi zat pencemar semakin encer dan akan mengakibatakan
polutan di daerah tersebut akan semakin berkurang Rahmawati, 2008. Peran kecepatan angin yaitu jika polutan telah sampai di atmosfer maka
interaksi mula-mula terjadi pengenceran kadar polusi dan oleh kecepatan angin tersebut akan ditransportasikan sehingga polutan tersebut akan tercampur di atmosfer
dan terjadi pengenceran polutan yang lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
Kecepatan angin memengaruhi distribusi pencemar, konsentrasi pencemar akan berkurang jika angin kencang dan membagikan pencemar secara mendatar dan
tegak lurus. Kecepatan angin yang kuat akan membawa polutan terbang kemana- mana dan dapat mencemari udara negara lain Chandra, 2006.
Pergerakkan udara di atmosfer dapat terjadi secara vertikal maupun horizontal. Gerakan horizontal disebabkan oleh aliran angin, jika angin yang terjadi
bersifat aktif dan kekuatannya cukup, polutan tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mengumpul karena cepat disebarkan. Atmosfer di sekeliling gunung, bukit dan
bangunan-bangunan daerah perkotaan akan memperlambat dan mencegah gerakan angin sehingga mengurangi gerakan udara horizontal karena gerakan horizontal
terbatas, dispersi polutan menjadi tergantung pada pergerakan udara vertikal Prabu, 2009.
5.3.3. Kelembaban
Hasil penelitian pada table 4.2., kelembaban tertinggi terdapat pada jalan raya yang ditanami pohon Angsana Pterocarpus indicus yaitu Jl. A. H Nasution
yaitu 68,4 sedangkan kelembaban terendah terdapat pada jalan yang raya yang tidak ditanami pohon Angsana Pterocarpus indicus yaitu Jl. S. Parman. Pada saat
suhu udara rendah maka kelembaban udara akan meningkat. Kelembaban yang tinggi dapat meningkatkan kadar polutan yang terdapat di udara Mukono, 2005.
Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Kandungan uap air sangat penting karena mempunyai sifat menyerap radiasi bumi, yang akan
menentukan cepatnya kehilangan panas dari bumi dan mengatur suhu udara. Kelembaban udara yang relatif rendah 60 di daerah tercemar SO
2
akan
Universitas Sumatera Utara
mengurangi efek korosif dari bahan kimia tersebut sedangkan pada kelembaban relative lebih atau sama dengan 80 di daerah tercemar SO
2
akan terjadi peningkatan efek korosif SO
2
tersebut Mukono, 2008. Kondisi udara yang lembab akan membantu proses pengendapan bahan
pencemar, sebab dengan keadaan udara yang lembab maka beberapa bahan pencemar berbentuk partikel misalnya debu akan berikatan dengan air yang ada dalam udara
dan membentuk partikel yang berukuran lebih besar sehingga mudah mengendap ke permukaan bumi oleh gaya tarik bumi Prabu, 2009.
5.3.4. Suhu