Analisis Data Gambaran Umum Daerah Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian

7. Nitrogen dioksida merupakan gas yang sangat toksik, berbau tajam, iritatif dan berwarna merah kecoklatan serta bersifat oksidator, di ukur dengan Spektrofotometer dengan metode Gries Saltzam. 8. Arah Angin adalah berperan dalam penyebaran polutan yang membawa polutan dari satu area tertentu ke area lain. 9. Kecepatan angin merupakan kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada ketinggian 2 meter di atas tanah di ukur dengan menggunakan alat Anemometer. 10. Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban relatif maupun defisit tekanan uap air di ukur dengan menggunakan alat Hygrometer. 11. Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dan dingin suatu benda di ukur dengan menggunakan alat Hygrometer. 12. Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan atau komponen yang ada atau seharusnya ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien.

3.9. Analisis Data

Hasil pengukuran di lapangan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi yang di buat dalam tabel kemudian dinarasikan, pembahasan serta kesimpulannya. Hasil pemeriksaan tersebut akan dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Secara geografis, wilayah kota Medan berada antara 3”30’ – 3”43’ LU dan 98”35’ – 98”44’ BT dengan luas wilayah 265,10 km² dengan batas - batas sebagai berikut : 1. Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka 2. Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang 3. Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang 4. Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang Topografi kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut. Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu rata-rata 23,7ºC - 32ºC, kelembaban udara di wilayah kota Medan rata-rata 84 - 85, kecepatan angin rata-rata sebesar 0,48 msec, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 104,3 mm dengan rata-rata curah hujan per bulannya 226,0 mm. Berdasarkan pencacahan data penduduk tahun 2010, jumlah penduduk kota Medan sementara adalah 2.109.339 jiwa yang terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan, dengan Sex ratio kota Medan sebesar 97. Pembangunan jaringan jalan di kota Medan diutamakan untuk mendukung sektor ekonomi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomoi kota Medan. Dengan kondisi jaringan jalan yang cukup baik diharapkan dapat meningkatkan Universitas Sumatera Utara efisiensi transportasi dan memperlancar arus barang sekaligus meningkatkan pelayanan jasa perkotaan.

4.2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Jalan A.H Nasution merupakan bagian dari jalan lingkar luar outer ring road kota Medan yang berfungsi sebagai jalan arteri primer dan merupakan jalan alternatif bagi pergerakan lalu lintas yang diarahkan untuk tidak melalui pusat kota. Jenis perkerasan pada jalan A. H Nasution berupa aspal, fasilitas yang terpasang terdapat marka, rambu lalu lintas dan delineator. Permasalahan yang terjadi di jalan ini karena kedua sisi koridor jalan telah banyak digunakan kegiatan-kegiatan komersial yang menggunakan badan jalan sebagai parkir kendaraan serta banyaknya angkutan umum yang lewat di jalan ini sehingga menimbulkan kemacetan. Jalan A. H Nasution merupakan jalan yang banyak ditanami pohon peneduh jalan seperti Angsana Pterocarpus indicus. Berdasarkan survai yang dilakukan tinggi pohon Angsana Pterocarpus indicus pada jalan ini rata-rata 6 meter, jumlah pohon yang terdapat pada trotoar jalan dalam radius 100 meter terdapat 23 batang, sedangkan jumlah pohon yang dekat dengan titik pengambilan sampel dalam radius 100 meter sebanyak 13 batang. Rata-rata jumlah kendaraan yang lewat di jalan ini yaitu 3121 unit jam. Jalan Brigjend Katamso berfungsi sebagai jalan arteri primer, panjang ruas jalan Brigjend Katamso 100 m dengan lebar 10,8 m. Jenis perkerasan jalan berupa aspal, fasilitas yang terpasang pada jalan terdapat marka, rambu lalu lintas dan delineator. Permasalahan yang terjadi di jalan ini sehingga menimbulkan kemacetan Universitas Sumatera Utara karena banyaknya pertokoan serta pusat perbelanjaan yang menggunakan badan jalan untuk parkir kendaraan dan banyaknya angkutan umum yang lewat di jalan ini. Jalan Brigjend Katamso merupakan jalan yang ditanami pohon peneduh jalan seperti Angsana Pterocarpus indicus. Berdasarkan survai yang dilakukan tinggi pohon Angsana Pterocarpus indicus pada jalan ini rata-rata 8 meter, jumlah pohon yang terdapat pada trotoar jalan dalam radius 100 meter terdapat 22 batang, sedangkan jumlah pohon dekat dengan titik pengambilan sampel dalam radius 100 meter sebanyak 14 batang. Rata-rata jumlah kendaraan yang lewat di jalan ini 2995 unit jam. Jalan S. Parman berfungsi sebagai jalan kolektor yang berada di bawah wilayah administratif kota Medan, merupakan jalan kolektor dengan tipe jalan 62 D enam lajur dua arah. Jenis perkerasan jalan berupa aspal, fasilitas yang terpasang pada jalan terdapat marka, rambu lalu lintas dan delineator. Permasalahan yang terjadi di jalan ini sehingga menimbulkan kemacetan yaitu karena parkir kendaraan menggunakan badan jalan, persimpangan jalan yang belum teratur serta banyaknya angkutan umum yang lewat di jalan ini. Jl. S. Parman merupakan suatu jalan di kota Medan yang tidak ditanami dengan pohon peneduh jalan seperti pohon Angsana Pterocarpus indicus. Rata-rata jumlah kendaraan yang lewat di jalan ini 3149 unit jam. Jalan Asia berfungsi sebagai jalan kolektor dengan tipe jalan 62 D enam lajur dua arah. Jenis perkerasan jalan berupa aspal, fasilitas yang terpasang pada jalan terdapat marka, rambu lalu lintas dan delineator. Permasalahan yang terjadi di jalan ini sehingga menimbulkan kemacetan yaitu karena parkir kendaraan Universitas Sumatera Utara menggunakan badan jalan, persimpangan jalan yang belum teratur serta banyaknya angkutan umum yang lewat di jalan ini. Jalan ini merupakan suatu jalan di kota Medan yang tidak ditanami dengan pohon peneduh jalan seperti pohon Angsana Pterocarpus indicus. Rata-rata jumlah kendaraan yang lewat di jalan ini 3032 unit jam.

4.3. Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Sulfur Dioksida (SO2) Di Udara Ambien Dengan Metode Pararosanilin

17 144 53

Analisis Kadar Nitrogen Dioksida (NO2) Dan Particulate Matter 10 (PM10) Udara Ambien Dan Keluhan Kesehatan Pada Pedagang Kaki Lima Di Sepanjang Jalan Raya Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2014

2 62 113

Analisa Kadar Karbon Monoksida (CO) Dan Nitrogen Dioksida (NO2) Di Dalam Ruangan Rental Game Online Di Sekitar Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2012

4 59 72

Analisa Perbandingan Kadar Nitrogen Dioksida (n02) Di Terminal Terpadu Amplas, Traffic Light Persimpangan Jln. Sakti Lub1s/Brig. Katamso dan Basement Quality Suitest Condominium Di Kota Medan Tahun 2004

1 96 68

Penentuan Kadar Sulfur Dioksida (SO2) Di Udara Ambien Dengan Metode Pararosanilin Secara Spektrofotometri

20 128 46

Pengukuran Kadar Gas Pencemar Nitrogen Dioksida (NO2) Di Udara Sekitar Kawasan Industri Medan

7 71 54

Analisa Gas Karbon Monoksida dan Nitrogen Dioksida Udara Ambien pada Empat Lokasi di Kota Padang.

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udara 2.1.1. Pengertian Udara - Perbandingan Kadar Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Dioksida (NO2) di Udara Ambien Berdasarkan Keberadaan Pohon Angsana (Pterocarpus indicus) di Beberapa Jalan Raya di Kota Medan Tahun 2012

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Perbandingan Kadar Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Dioksida (NO2) di Udara Ambien Berdasarkan Keberadaan Pohon Angsana (Pterocarpus indicus) di Beberapa Jalan Raya di Kota Medan Tahun 2012

0 0 6

PERBANDINGAN KADAR KARBON MONOKSIDA (CO) DAN NITROGEN DIOKSIDA (NO2 ) DI UDARA AMBIEN BERDASARKAN KEBERADAAN POHON ANGSANA (Pterocarpus indicus) DI BEBERAPA JALAN RAYA DI KOTA MEDAN TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ge

0 0 13