13 sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran output yang melebihi masukan
input Soekartawi, 2006. Kegiatan usahatani berdasarkan coraknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu
usahatani subsistem dan usahatani komersial. Usahatani subsistem bertujuan memenuhi konsumsi keluarga, sedangkan usahatani komersial adalah usahatani
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Soekartawi 2006 menyatakan bahwa ciri petani komersial adalah; 1 cepat dalam mengadopsi inovasi pertanian,
2 cepat tanggap dalam mencari informasi, 3 lebih berani dalam mengambil resiko dalam berusaha, 4 memiliki sumberdaya yang cukup.
2.4 Pendapatan Usahatani
Usahatani sebagai satu kegiatan produksi pertanian yang pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Selisih
antara keduanya merupakan pendapatan usahatani. Soeharjo dan Patong 1973 mengartikan pendapatan usahatani sebagai balas jasa dari kerjasama antara
faktor-faktor produksi dengan petani sebagai penanam modal dan sekaligus pengelola usahatani.
Analisis pendapatan memerlukan dua komponen utama, yaitu keadaan pengeluaran selama jangka waktu tertentu dalam usahatani dan keadaan
penerimaan pasca produksi dan pemasaran usahatani Soeharjo dan Patong, 1973. Menurut Soekartawi et al. 1986, penerimaan adalah besaran output usaha, baik
produk utama maupun produk sampingan yang dihasilkan. Sementara itu, pengeluaran atau biaya adalah semua pengorbanan sumber daya yang terukur
dalam satuan nominal uang rupiah yang dikeluarkan dalam mencapai tujuan usahatani.
14 Komponen pengeluaran dalam usahatani berupa pengeluaran tunai dan
pengeluaran diperhitungkan. Beban biaya dalam pengeluaran tunai, meliputi: pembayaran tunai sarana produksi pertanian seperti pembelian benih, pupuk,
obat-obatan pestisida, beban biaya sewa dibayar dimuka seperti sewa lahan garapan, sewa alat mesin pertanian bila ada, dan biaya tenaga kerja. Beban biaya
yang termasuk dalam pengeluaran diperhitungkan adalah nilai tenaga kerja keluarga diperhitungkan dan penyusutan peralatan pertanian.
Komponen penerimaan usahatani dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu penerimaan tunai dan penerimaan non tunai. Pendapatan tunai bersumber dari
penjualan tunai hasil produksipanen output usahatani yang dilakukan, sedangkan penerimaan non tunai bersumber dari 1 produkhasil panen output
yang dikonsumsi keluarga petani dan 2 kenaikan nilai inventaris, yaitu nilai benda-benda investasi yang dimiliki rumah tangga petani berdasarkan selisih nilai
akhir tahun dengan nilai awal tahun.
2.5 Proses Adopsi Inovasi Petani
Dalam banyak kenyataan petani biasanya tidak menerima begitu saja ide- ide baru teknologi baru pada saat pertama kali mereka mendengarnya. Waktu
pertama kali itu, mereka mungkin hanya ”mengetahui” saja, tetapi untuk sampai tahapan mereka mau ”menerima” ide-ide baru tersebut diperlukan waktu yang
relatif lama. Suatu ”perubahan” sikap yang dilakukan oleh petani atau oleh komunikan, merupakan proses yang memerlukan waktu di mana tiap-tiap petani
memerlukan waktu berbeda satu sama lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh berbagai hal yang melatarbelakangi petani itu sendiri, misalnya kondisi petani itu
sendiri, kondisi lingkungannya dan karakteristik dari teknologi baru yang mereka
15 adopsi. Berikut merupakan tahapan-tahapan dalam proses adopsi inovasi tersebut
Soekartawi, 1988, yaitu : 1. Tahapan ”Kesadaran”
Pada tahapan ini petani untuk pertama kalinya belajar tentang sesuatu yang baru. Ia mengetahui sedikit sekali bahkan informasi yang diketahui kadang kala
tidak ada kaitannya dengan kualitas khusus yang diperlukan untuk melakukan adopsi.
2. Tahapan ”Menaruh Minat” Pada tahapan ini petani mulai mengembangkan informasi yang diperoleh dalam
menimbulkan dan mengembangkan minatnya untuk melakukan adopsi inovasi. Ia mulai mempelajari secara lebih terperinci tentang ide baru tersebut, bahkan
tidak puas kalau hanya mengetahui saja tetapi ingin berbuat yang lebih dari itu. 3. Tahapan ”Evaluasi”
Pada tahapan ini, seseorang yang telah mendapatkan informasi dan bukti yang telah dikumpulkan pada tahapan-tahapan sebelumnya dalam menentukan
apakah ide baru tersebut akan diadopsi atau tidak, maka diperlukan kegiatan yang diebut ”evaluasi”.
4. Tahapan ”Mencoba” Pada tahapan ini, petani atau individu dihadapkan dengan suatu problema yang
nyata. Ia harus secara nyata menuangkan buah pikirannya tentang minat dan evaluasi tentang ide baru tersebut dalam suatu kenyataan yang sebenarnya.
Untuk itu, kadang kala diperlukan bantuan dari pihak lain yang lebih kompeten agar upaya melakukan percobaan ide baru tersebut untuk skala kecil tetap
berhasil.
16 5. Tahapan ”Adopsi”
Pada tahapan ini, petani atau individu telah memutuskan bahwa ide baru yang ia pelajari adalah cukup baik untuk diterapkan dilahannya dalam skala yang
agak luas. Tahapan ”adopsi” ini merupakan yang paling menentukan dalam proses kelanjutan pengambilan keputusan lebih lanjut.
2.6 Konsep Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah