17 keragaman hayati, memperkecil pengaruh buruk terhadap lingkungan, dan
meminimalkan penggunaan input luar. Kriteria ekonomi meliputi sistem pencaharian petani yang berkelanjutan, adanya daya saing, penggunaan faktor
produksi yang efisien, dan kecilnya nilai input luar yang digunakan. Kemudian kriteria sosial meliputi memungkinkan untuk diadopsi secara luas terutama oleh
petani kecil, mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar seperti pabrik pembuat pupuk dan pestisida kimia buatan, meningkatkan ketahanan pangan baik
pada level keluarga maupun nasional, dan mengurangi jumlah pengangguran khususnya pada daerah di sekitar lahan.
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang analisis pendapatan usahatani padi organik dan faktor-faktor yang mempengaruhi petani menanam padi organik dilakukan oleh
Marhamah 2007 di Kelurahan Situgede, Kota Bogor. Berdasarkan tujuan penelitian untuk menganalisis pendapatan usahatani padi organik, usahatani padi
organik memberikan pendapatan bersih yang lebih besar daripada yang diterima oleh usahatani padi konvensional pada waktu dan tempat yang sama. Kemudian,
berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi usahatani padi organik menunjukkan bahwa ada tiga variabel yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap penerapan usahatani padi organik di Kelurahan Situgede yaitu informasi teknologi, pendapatan luar usahatani, dan kondisi usahatani. Semakin
banyak sumber informasi maka kemungkinan petani untuk menerapkan usahatani padi organik. Lalu, semakin besar pendapatan petani maka kemungkinan petani
untuk menanam padi organik.
18 Rukka 2003 melakukan penelitian mengenai motivasi petani dalam
menerapkan usahatani padi organik di Desa Purwasari, kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan tingkat motivasi
kelompok tani Mekarsari dan Hegarsari di Desa Purwasari dalam menerapkan usahattani padi organik dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan
dengan motivasi petani dalam menerapkan usahatani padi organik. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa tingkat motivasi petani kelompok
tani Mekarsari termasuk kategori tinggi, sedangkan kelompok Hegarsari tergolong rendah. Hal ini dikarenakan, dalam hal pendapatan non formal, kekosmopolitan,
peluang pasar dan sifat inovasi dimana kelompok tani Mekarsari cenderung lebih tinggi disbanding kelompok lain. Selain itu, dilihat dari faktor yang berhubungan
dengan motivasi petani dalam menerapkan usahatani padi organik, karakteristik internal yang berhubungan nyata positif adalah pendidikan non formal,
pengalaman berusahatani dan kekosmopolitan. sementara pada karakteristik eksternal yang berhubungan nyata positif dengan tingkat motivasi petani dalam
menerapkan usahatani padi organik adalah peluang pasar, sifat inovasi, ketersediaan dana dan prasarana serta ketersediaan modal, sedangkan intensitas
penyuluhan tidak berhubungan nyata. Penelitian yang berhubungan dengan preferensi risiko petani pada
usahatani padi organik telah dilakukan oleh Rahayu 2011 di Kabupaten Sragen. Penelitian ini mengarah pada kesimpulan bahwa usahatani padi organik relatif
lebih berisiko dibandingkan dengan usahatani padi non organik. Faktor penentu risiko produksi pada usahatani padi non organik adalah input benih, pupuk
organik, pestisida organik dan tenaga kerja. Input benih dan pupuk organik
19 bersifat risk increasing, sedangkan input pestisida organik dan tenaga kerja
bersifat risk descreasing. Keputusan petani dalam menggunkan input pupuk organik mengakibatkan risiko produksi lebih besar. Input pupuk organik
merupakan salah satu input pembeda antara teknologi usahatani padi organik dan non organik, ternyata merupakan salah satu input yang menyebabkan timbulnya
risiko produksi. Hal ini terjadi karena dosis penggunaan input pupuk organik yang belum dikuasai dengan baik.
Preferensi risiko petani juga mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan petani untuk melakukan usahatani padi organik. Semakin besar risk
taker petani, maka semakin besar kemungkinan petani memutuskan untuk melakukan usahatani organik. Disamping faktor preferensi risiko petani, faktor
lain yang menentukan penerapan usahatani padi organik yaitu umur petani, pendapatan di luar usahatani padi, luas lahan garapan, status lahan, dan
pengalaman petani dalam usahatani padi. Yamota dan Cruz 2007 mengadakan penelitian berkaitan dengan adopsi
pertanian padi organik. Penelitiannya mempunyai tujuan yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi rata-rata adopsi padi organik. Penelitiannya
yang dilakukan di daerah Magsaysay, Provinsi Davao del sur, Filipina menunjukkan bahwa seminar dan pelatihan padi organik mempengaruhi petani
mengadopsi pertanian padi organik. Semakin sering petani menghadiri seminar dan pelatihan, maka semakin besar peluang petani mengadopsi padi organik.
Selain itu, semakin tinggi kemauan petani-petani untuk membayarmenerima WTPWTA, maka semakin tinggi rata-rata petani yang mengadopsi pertanian
padi organik.
III. KERANGKA PEMIKIRAN