57
Pupuk Organik Berdasarkan Kelompok Luas Lahan Garapan Lahan
Rata-rata Penerimaan Biaya Total
Pendapatan
sementara pada usahatani padi tanpa pupuk organik masing-masing sebesar Rp 17.002.593, Rp 9.369.518, dan Rp 7.633.075.
Tabel 20. Penerimaan, Biaya Total, dan Pendapatan Padi dengan dan Tanpa Kelompok Luas
Garapan Luas Ha
RpHa RpHa
RpHa
Padi dengan Pupuk Organik 2.000 m
2
0,13 24.633.333
3.172.7 5 11.460.558
1 7
2.000 m
2
– 5.000 m
2
0,37 17.730.769
9.501.892 8.228.877
Padi Tanpa Pupuk Organik 5.000 m
2
1,09 20.844.762
11.431.254 9.413.508
2.000 m
2
0,10 17.642.940
9.134.889 8.508.051
2.000 m
2
– 5.000 m
2
0,31 17.002.593
9.369.518 7.633.075
5.000 m
2
0,88 18.296.667
7.818.583 10.478.084
Sumber : Data Primer, diolah 2011
lua h besa
00 m ni pad
pupuk organik m m
r Rp 20 62,
254, 08,
p ni padi tanpa pup
gan asing sebesar Rp 18.296.667,
R , dan Rp 10.478.
Hal lihat
kelo lahan 2.000 - 5.000 m
2
pada usahatani padi dengan ma pup
ndapatan yang paling rendah dibandingkan dengan
Usahatani Padi
Usahatani padi dengan pupuk organik merupakan usahatani yang berkelanjutan secara lingkungan, ekonomi, serta sosial. Usahatani ini
Berdasarkan s lahan lebi
r dari 5.0
2
, usahata i dengan
emiliki rata-rata penerimaan, biaya total, dan pendapatan asing-masing sebesa
.844.7 Rp 11.431.
Rp 9.413.5 sedangkan
ada usahata uk or
ik masing-m p 7.818.583
084. ini memper
kan bahwa mpok luas
upun tanpa uk organik
dalam perhektar memberikan pe kelompok luas lahan lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan
untuk petani padi yang memiliki pendapatan rendah, dengan harapan dapat memberikan pendapatan yang layak bagi petani padi.
6.5 Identifikasi Faktor-faktor Penentu Penggunaan Pupuk Organik pada
58 i sejak tahun 2007 dengan
beberapa petani saja yang beralih ke usahatani padi dengan pupuk organik. Tidak seluruhnya petani beralih ke usahatani padi dengan pupuk organik karena alasan
kesehatan lingkungan, ada juga alasan petani beralih karena adanya bantuan dari program Go Organic 2010. Selain itu, biaya tenaga kerja yang tinggi pada
usahatani padi dengan pupuk organik menjadi pertimbangan petani untuk beralih ke usahatani padi dengan pupuk organik. Akan tetapi, bila semakin banyak petani
yang menerapkan usahatani padi dengan pupuk organik maka akan semakin baik keadaan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Pada analisis ini akan dibahas faktor-
faktor penentu penggunaan pupuk organik pada usahatani padi. Faktor-faktor penentu penggunaan pupuk organik pada usahatani padi
dianalisis menggunakan model regresi logistik. Variabel indpeneden yang menjadi faktor-faktor yang diduga berpengaruh adalah umur petani X1, lama pendidikan
petani X2, luas lahan X3, jumlah tanggungan petani X4, pengalaman petani X5, pendapatan luar usahatani padi X6. Sementara variabel dependennya
adalah keputusan petani menggunakan pupuk organik yang bernilai “satu” dan keputusan petani tidak menggunakan pupuk organik yang bernilai “nol”
Lampiran 7. Pengolahan model regresi logistik menggunakan program Minitab 14.0 for Windows Lampiran 8. Berikut ini adalah hasil estimasi faktor-faktor
penentu penggunaan pupuk organik Tabel 21. dikembangkan karena sebelumnya hampir semua usahatani padi dikuasai oleh
usahatani padi tanpa pupuk organik yang menyebabkan tanah menjadi tidak subur lagi dan mengganggu kesehatan. Usahatani padi dengan pupuk organik mulai
berkembang di Kecamatan Dramaga dan Tamansar adanya bantuan program Go Organic 2010 dari pemerintah, sehingga hanya
59
Tabel 21. Hasil Estimasi Faktor-faktor Penentu Penggunaan Pupuk Organik Parameter
Koefisien P-Value
Odds Ratio
Konstanta 5,84
0,07 Umur Petani X1
-0,07 0,18
0,93 Lama Pendidikan Petani X2
-0,47 0,03
0,62 Luas Lahan X3
6,56 0,01
703,22 Jumlah Tanggungan Petani X4
0,05 0,86
1,05 Pengalaman Petani X5
Pendapatan Luar Usahatani Padi X6 -0,04
-0,04 0,30
0,63 0,96
0,96 Log-Likelihood = -19,90
Test that all slopes are zero: G = 15,64, DF = 6 0,01
, P-Value = 6
Goodness-of-Fit Tests
Method Chi-Square
DF 2
33 39,81
33 P
Pearson 35,7
,34 Deviance
,19 Hosmer-Lemeshow 5,54
8 0,67
Sumber : Data Primer, diola Keterangan : P-Value Kura
h 2011 ng dari =5
t dari model berikut ini : X6
l regresi logit d pat dilakukan dengan menggunakan enyebar menurut sebaran Khi-kuadrat
χ
2
dengan derajat . Akan tetap
engan m gu
program Minitab 14 for ri nilai P. Ber
n Tabel diatas didapatkan asilkan nilai G sebesar 15,64 dan nilai
5 persen = 5, maka nggunakan
pupuk Model regresi logistik didapa
Z
i
= 5,84 – 0,07X1 – 0,47X2 + 6,56X3 + 0,05X4 – 0,04X5 – 0,04 Pengujian mode
a statistik uji-G yang m
bebas k-1 i, bila d
eng nakan
windows dapat langsung dilihat da dasarka
nilai Log-Likelihood sebesar -19,90 mengh P sebesar 0,016. Jika nilai P jauh dibawah taraf nyata
model regresi logistik dapat dijelaskan bahwa petani bersedia untuk me organik pada usahatani padi. Pada uji Goodness-of-fit dengan melihat
metode Pearson, Deviance, dan Hosmer-Lemeshow, ternyata nilai P dari ketiga
60 an
sebesar metode tersebut lebih besar dari taraf nyata 5 persen. Oleh karena itu, dapat
dijelaskan bahwa model regresi logistik tersebut cukup layak untuk digunakan. Pada hasil olahan data model regresi logistik dengan Minitab 14.0 for
Windows ditampilkan ukuran hubungan antara nilai aktual peubah dependen dengan dugaan peluangnya atau nilai pada peubah independen Lampiran 8. Hal
itu dapat dilihat pada nilai Concordan, Discordan dan Ties. Nilai Concordan sebesar 82,3 persen dapat disimpulkan bahwa sebesar 82,3 persen pengamatan
petani yang bersedia menggunakan pupuk organik mempunyai peluang lebih besar daripada petani yang tidak bersedia menggunakan pupuk organik. Nilai Discord
17,3 persen dapat berarti bahwa sebesar 17,3 persen pengamatan petani yang tidak bersedia menggunakan pupuk organik mempunyai peluang lebih besar
daripada petani yang tidak bersedia menggunakan pupuk organik. Nilai Ties sebesar 0,5 persen memiliki arti bahwa sebesar 0,5 persen pengamatan dengan
peluang petani yang bersedia menggunakan pupuk organik sama besar dengan peluang petani yang tidak bersedia menggunakan pupuk organik. Berdasarkan
ukuran ringkas hubungannya Somers’D, Goodman-Kruska Gamma dan Kendall’s Tau-a yang menyatakan ukuran baik atau tidaknya daya prediksi
model, cukup dikatakan besar. Semakin besar nilainya mendekati nilai 1, maka semakin baik daya prediksinya.
a Variabel Signifikan
Pada penelitian ini, variabel yang berpengaruh signifikan adalah variabel lama pendidikan X2 dan luas lahan garapan X3. Variabel lama pendidikan
signifikan secara statistik pada taraf nyata 5 persen dengan nilai P sebesar 0,03. Nilai odds ratio sebesar 0,62 yang berarti peluang petani yang menggunakan
61 ibus. Variabel lama pendidikan berpengaruh pada
arah negatif. Hal ini berarti semakin rendah lama pendid
ntuk menggunakan pupuk organik semakin besar. Pada k
ur pupuk organik akan menjadi 0,62 kali lebih besar, jika lama pendidikan petani
naik sebesar 1 tahun, ceteris par taraf nyata 5 persen dengan
ikan petani di Desa Purwasari dan Sukajadi maka peluang petani untuk menggunakan pupuk organik semakin besar. Hal ini dikarenakan sebesar 65
petani yang bersedia menggunakan pupuk organik memiliki tingkat pendidikan sampai tamat SD lampiran 7.
Variabel luas lahan garapan juga signifikan secara statistik pada taraf nyata 5 persen dengan nilai P sebesar 0,01. Nilai odds ratio sebesar 703,22 yang berarti
peluang petani yang menggunakan pupuk organik akan menjadi 703,22 kali lebih besar, jika luas lahan garapan petani naik sebesar 1 hektar, ceteris paribus.
Variabel luas lahan garapan berpengaruh pada taraf nyata 5 persen dengan arah positif. Hal ini berarti semakin luas lahan garapan petani di Desa Purwasari dan
Sukajadi maka peluang petani u enyataannya petani yang memiliki luas lahan sawah yang besar adalah
petani yang bersedia menggunakan pupuk organik, yaitu senilai 90 petani memiliki luas lahan garapan sebesar 2.000 – 5.000 m
2
dan lebih dari 5.000 m
2
.
b Variabel Tidak Signifikan
Variabel yang diduga berpengaruh, tetapi setelah diuji secara statistik variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan dalam keputusan petani
menggunakan pupuk organik. Hal ini dikarenakan nilai P yang lebih besar dibandingkan taraf nyata 5 persen, sehingga variabel tersebut diabaikan secara
statistik. Variabel tersebut adalah umur X1, jumlah tanggungan petani X4, pengalaman petani X5, dan pendapatan luar usahatani padi X6. Variabel um
62 karena nilai P sebesar 0,18. Ternyata pada
pengam
ng tidak berpengaruh signifikan adalah variabel pengalaman petani. Berdas
tidak berpengaruh signifikan atan di lapangan rata-rata petani yang bersedia dan tidak bersedia
menggunakan pupuk organik berusia 50 - 60 tahun, yaitu berjumlah 19 responden dari 40 responden. Rata-rata usia ini merupakan usia kurang produktif untuk
melakukan aktifitas usahatani lampiran 7. Hal ini memperlihatkan bahwa kurangnya minat pemuda di desa dalam usahatani padi. Tentunya perlu adanya
tindakan berupa penyuluhanpendidikan tentang usahatani padi untuk pemuda desa agar dapat meneruskan keberlanjutan usahatani padi di Desa Purwasari dan
Sukajadi. Variabel jumlah tanggungan petani tidak berpengaruh signifikan karena
nilai P sebesar 0,86. Berdasarkan keadaan di lapangan bahwa tidak ada pengaruh jumlah tanggungan pada petani yang bersedia maupun tidak bersedia
menggunakan pupuk organik. Rata-rata petani berumur 50 tahun keatas, sehingga banyak anaknya yang sudah tidak menjadi tanggungan keluarga lagi, bahkan
mereka membantu petani dalam memenuhi keperluan hidup keluarga. Kemudian, variabel ya
arkan keadaan di lapangan bahwa tidak ada pengaruh pengalaman usahatani pada petani yang bersedia maupun tidak bersedia menggunakan pupuk
organik. Sebagian besar petani padi dengan dan tanpa pupuk organik melakukan usahatani padi sudah lebih dari 10 tahun dan sudah menjadi keahlian dari
turun-temurun. Selanjutnya, variabel yang tidak berpengaruh signifikan adalah pendapatan luar usahatani padi. Petani yang tidak bersedia menggunakan pupuk
organik memiliki rata-rata pendapatan luar usahatani padi lebih besar dibandingkan petani yang bersedia menggunakan pupuk organik.
63 ih tinggi dari
produktivitas dan harga padi tanpa pupuk organik. Secara statistik, hanya harga gabah padi dengan pupuk organik yang berbeda nyata dengan harga
npa pupuk organik pada taraf nyata 5. Informasi tersebut me
alam harga gabah. Akan tetapi, tingginya
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian dan pembahasan yang dilakukan, kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Dari segi produktivitas dan harga padi dengan pupuk organik memberikan
kontribusi masing-masing sebesar 3,1 dan 5,9 leb
gabah padi ta nunjukkan bahwa pada rata-rata musim tanam tersebut padi dengan pupuk
organik mempunyai keunggulan d biaya tunai pada usahatani padi dengan pupuk organik mengakibatkan
pendapatan atas biaya tunai pada usahatani padi dengan pupuk organik senilai 2,6 lebih kecil dari usahatani padi tanpa pupuk organik. Selain itu,
rendahnya biaya diperhitungkan pada usahatani padi dengan pupuk organik sehingga pendapatan atas biaya total pada usahatani padi dengan pupuk
organik hanya sebesar 4,4 lebih tinggi dari usahatani padi tanpa pupuk organik. Jadi, pendapatan usahatani padi dengan pupuk organik yang
dilaksanakan di Desa Purwasari dan Sukajadi tahun 2010-2011 tidak jauh berbeda dibandingkan pendapatan usahatani padi tanpa pupuk organik.
2. Hasil dari analisis regresi logistik untuk menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi petani bersedia menggunakan pupuk organik menunjukkan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap penerapan padi dengan pupuk