Pemasaran Usahatani Padi dengan dan Tanpa Pupuk Organik Pendapatan Usahatani Padi dengan dan Tanpa Pupuk Organik

53

6.2.7 B

0. engairan di Desa Purwasari dikelola oleh BP3K Badan Penyuluhan ehutanan Mitra Cai yang didirikan oleh Gapoktan Desa Purwas ran. Hal ini tentunya merugikan BP3K Mitra Cai. Sementara itu, hal yang b mentara itu, petani padi dengan pupuk organik yang menjual hasil iaya Pengairan Biaya pengairan yang ditanggung petani padi tanpa pupuk organik lebih besar daripada biaya pengairan yang ditanggung oleh petani padi dengan pupuk organik. Biaya pengairan yang ditanggung petani padi tanpa pupuk organik sebesar Rp 85.299 dan yang ditanggung petani padi dengan pupuk organik sebesar Rp 68.00 P Pertanian Perikanan dan K ari. Air berasal dari sungai Cihideung yang berjarak 2 km dari Desa Purwasari. Upah pengairan yang dibayarkan dengan alat pembayaran berupa gabah, yaitu sebanyak 50 kgha. Akan tetapi, ada beberapa petani yang tidak mengerti dengan sistem pengairan ini, sehingga mereka tidak mau membayar biaya pengai erbeda terjadi di Desa Sukajadi, sistem pengelolaan pengairan di Desa Sukajadi ternyata mendapat bantuan dari pemerintah yang juga berasal dari sungai Cihideung. Oleh sebab itu, petani di Desa Sukajadi tidak mengeluarkan biaya pengairan.

6.3 Pemasaran Usahatani Padi dengan dan Tanpa Pupuk Organik

Pemasaran usahatani padi dengan pupuk organik di Desa Purwasari dan Sukajadi mayoritas dipasarkan langsung ke pelanggan tetap, pasar, tengkulak lokal dan dijual langsung ke warung sekitar lingkungan desa. Petani padi dengan pupuk organik yang menjual langsung ke pelanggan tetap dan pasar, menerima harga jual sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan petani padi tanpa pupuk organik. Se 54 gan harga jual yan rimaan usahatani dan biaya pakan selisih antara penerimaan il pengur atan usahatani padi dengan pupuk organik tidak jauh berbeda dengan usahatani padi tanpa pupuk panen langsung ke tengkulak lokal dan warung sekitar desa, dipatok den g sama dengan usahatani padi tanpa pupuk organik. Pada petani padi tanpa pupuk organik kebanyakan menggunakan hasil usahatani padi untuk keperluan pribadi dan sisanya dijual ke tengkulak lokal atau warung sekitar lingkungan desa. Hal ini dikarenakan, mayoritas luas lahan petani padi tanpa pupuk organik kurang dari 2.000 m 2 , sehingga hasil yang diterima hanya cukup untuk keperluan hidup sehari-hari.

6.4 Pendapatan Usahatani Padi dengan dan Tanpa Pupuk Organik

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara pene usahatani, dimana penerimaan usahatani lebih besar daripada biaya usahatani. Dalam penelitian ini, analisis pendapatan diperlukan untuk melihat perbandingan tingkat pendapatannya. Pada penelitian ini pendapatan dibagi menjadi dua macam yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total usahatani. Pendapatan atas biaya tunai meru usahatani dan biaya tunai usahatani. Pendapatan atas biaya total adalah has angan penerimaan usahatani dan biaya total usahatani. Usahatani padi dengan pupuk organik menghasilkan penerimaan usahatani senilai 10,2 lebih besar dari penerimaan usahatani padi tanpa pupuk organik di Desa Purwasari dan Sukajadi selama 2 kali musim tanam. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh oleh usahatani padi dengan pupuk organik memberikan kontribusi besar dalam penerimaan padi di Desa Purwasari dan Sukajadi tahun 2010-2011. Pada Tabel 19 memperlihatkan bahwa ternyata pendap 55 organik rendah dari usahatani padi tanpa pupuk organik. Tabel perhektar Desa Purwasari dan Sukajadi Kabupaten Bogor Tahun atas biaya tunai maupun biaya total. Pada usahatani padi dengan pupuk organik, biaya tunai dan biaya total masing-masing sebesar 26,7 dan 15,4 lebih tinggi dari usahatani padi tanpa pupuk organik. Padahal usahatani padi dengan pupuk organik sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah berupa bibit dan pupuk. Sementara biaya diperhitungkan pada usahatani padi dengan pupuk organik senilai 42,1 lebih

19. Pendapatan Usahatani Padi dengan dan Tanpa Pupuk Organik 2010-2011

Uraian Usahatani Padi dengan Pupuk Organik Usahatani Padi Tanpa Pupuk Organik Selisih Penerimaan RpHa 19.199.524 17.420.156 10,2 Biaya Tunai RpHa 9.660.177 7.623.910 26,7 Biaya Total RpHa 10.518.770 9.108.841 15,4 RpHa 9.539.347 9.796.246 -2,6 RpHa 8.680.754 8.311.315 Biaya Diperhitungkan RpHa 858.593 1.484.931 -42,1 Pendapatan atas Biaya Tunai Pendapatan atas Biaya Total 4,4 Sumber: Data Primer, Diolah 2011 Penerimaan usahatani padi dengan pupuk organik memang lebih besar daripada usahatani padi tanpa pupuk organik. Akan tetapi, tingginya biaya tunai p hatani padi dengan pupuk kib an t i padi dengan pu k senil ih kecil u ganik. Sem endapat ya total usahatani padi dengan pupuk organik hanya usahatani padi tanpa pupuk organik. Ha padi dengan pupuk organik. Jadi, ternyata pendap ada usa organik menga atkan pendapat atas biaya unai pada usahatan puk organi ai 2,6 leb dari sahatani padi tanpa pupuk or entara p an atas bia pada sebesar 4,4 lebih tinggi dari l ini dikarenakan rendahnya biaya diperhitungkan pada usahatani atan usahatani padi dengan pupuk organik yang dilaksanakan di Desa Purwasari dan Sukajadi tahun 2010-2011 tidak jauh berbeda dibandingkan 56 p 8.508.051. Padaha s 7 2 a .8 pendapatan usahatani padi tanpa pupuk organik. Hal ini dikarenakan pelaksanaan usahatani padi dengan pupuk organik yang masih baru yaitu pada tahun 2007 sehingga masih menggunakan pupuk yang tidak sepenuhnya berasal dari pupuk organik, sekitar 10 - 25 pupuk kimia masih digunakan dalam usahatani padi dengan pupuk organik. Oleh karena itu, harga yang ditetapkan pada usahatani padi dengan pupuk organik di Desa Purwasari dan Sukajadi tahun 2010-2011 tidak jauh berbeda dengan padi tanpa pupuk organik. Hal ini tentunya mempengaruhi pendapatan pada usahatani padi dengan pupuk organik yang memiliki biaya tunai jauh lebih besar dibandingkan usahatani padi tanpa pupuk organik. Penerimaan, biaya total, dan pendapatan dapat diketahui berdasarkan kategori luas lahan yang dimiliki masing-masing petani, diantaranya kelompok luas lahan kurang dari 2.000 m 2 , 2.000 - 5.000 m 2 , dan lebih dari 5.000 m 2 . Berdasarkan kelompok luas lahan kurang dari 2.000 m 2 , usahatani padi dengan pupuk organik memiliki rata-rata penerimaan, biaya total, dan pendapatan dalam perhektar masing-masing sebesar Rp 24.633.333, Rp 13.172.775, dan Rp 11.460.558, sedangkan pada usahatani padi tanpa pupuk organik masing-masing hanya sebesar Rp 17.642.940, Rp 9.134.889, dan R l jumlah petani padi tanpa pupuk organik yang memiliki luas lahan kurang dari 2.000 m 2 lebih banyak dibandingkan dengan petani padi dengan pupuk organik. Berdasarkan luas lahan 2.000 – 5.000 m 2 , usahatani padi dengan pupuk organik memiliki rata-rata penerimaan, biaya total, dan pendapatan masing-ma ing sebesar Rp 17.730. 69, Rp 9.501.89 , d n Rp 8.228 77, 57 Pupuk Organik Berdasarkan Kelompok Luas Lahan Garapan Lahan Rata-rata Penerimaan Biaya Total Pendapatan sementara pada usahatani padi tanpa pupuk organik masing-masing sebesar Rp 17.002.593, Rp 9.369.518, dan Rp 7.633.075. Tabel 20. Penerimaan, Biaya Total, dan Pendapatan Padi dengan dan Tanpa Kelompok Luas Garapan Luas Ha RpHa RpHa RpHa Padi dengan Pupuk Organik 2.000 m 2 0,13 24.633.333 3.172.7 5 11.460.558 1 7 2.000 m 2 – 5.000 m 2 0,37 17.730.769 9.501.892 8.228.877 Padi Tanpa Pupuk Organik 5.000 m 2 1,09 20.844.762 11.431.254 9.413.508 2.000 m 2 0,10 17.642.940 9.134.889 8.508.051 2.000 m 2 – 5.000 m 2 0,31 17.002.593 9.369.518 7.633.075 5.000 m 2 0,88 18.296.667 7.818.583 10.478.084 Sumber : Data Primer, diolah 2011 lua h besa 00 m ni pad pupuk organik m m r Rp 20 62, 254, 08, p ni padi tanpa pup gan asing sebesar Rp 18.296.667, R , dan Rp 10.478. Hal lihat kelo lahan 2.000 - 5.000 m 2 pada usahatani padi dengan ma pup ndapatan yang paling rendah dibandingkan dengan Usahatani Padi Usahatani padi dengan pupuk organik merupakan usahatani yang berkelanjutan secara lingkungan, ekonomi, serta sosial. Usahatani ini Berdasarkan s lahan lebi r dari 5.0 2 , usahata i dengan emiliki rata-rata penerimaan, biaya total, dan pendapatan asing-masing sebesa .844.7 Rp 11.431. Rp 9.413.5 sedangkan ada usahata uk or ik masing-m p 7.818.583 084. ini memper kan bahwa mpok luas upun tanpa uk organik dalam perhektar memberikan pe kelompok luas lahan lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan untuk petani padi yang memiliki pendapatan rendah, dengan harapan dapat memberikan pendapatan yang layak bagi petani padi.

6.5 Identifikasi Faktor-faktor Penentu Penggunaan Pupuk Organik pada

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Terhadap Pupuk Organik dan Keberadaan Hutan di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo

0 38 67

Motivasi Petani Dalam Menerapkan Usahatani Organik Pada Padi Sawah ( Kasus di Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.

1 15 117

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dan kesehatan lansia pria di Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor

0 4 248

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi dan Status Kesehatan Wanita Lansia di Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor

0 19 169

Analisis perbandingan efisiensi usahatani padi organic dengan anorganik (Kasus: Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

1 17 177

Analisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani padi berdasarkan status petani: studi kasus di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor

1 7 236

Dampak perubahan iklim terhadap pendapatan dan faktor-faktor penentu adaptasi petani terhadap perubahan iklim: studi kasus di desa Purwasari, kecamatan Dramaga, kabupaten Bogor1

0 11 188

Analisis Efektivitas Subsidi Pupuk dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi (Studi Kasus Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

1 2 95

Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Potong (Studi Kasus: Desa Sukajadi, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor)

0 25 95

Analisis Corak Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus Desa Cikarawang dan Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor)

0 18 50