Proses Identifikasi Risiko Manajemen Risiko .1 Pengertian Manajemen Risiko

Gambar 1. Siklus manajemen risiko Djohanputro 2008

2.3.2 Proses Identifikasi Risiko

Pada tahap identifikasi risiko, lembaga keuangan dapat menggunakan analisis pembiayaan untuk identifikasi risiko. Rivai dan Veithzal 2008 menyatakan bahwa analisis pembiayaan adalah kajian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari suatu permasalahan pembiayaan. Melalui hasil analisis pembiayaan, dapat diketahui apakah usaha nasabah layak feasible dan marketable hasil usaha dapat dipasarkan, dan profitable menguntungkan, serta dapat dilunasi tepat waktu. Tujuan utama analisis permohonan pembiayaan adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, sesuai dengan kesepakatan dengan bank. Hal-hal yang perlu dipraktikkan dalam penyelesaian pembiayaan nasabah, terlebih dahulu harus terpenuhi prinsip 5C’s analysis, yaitu sebagai berikut Character Character adalah keadaan wataksifat dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikadkemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya willingness to pay sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Pengukuran Risiko Pemetaan Risiko Model Pengelolaan Risiko Pengawasan dan Pengendalian Risiko Evaluasi Pihak Berkepentingan Identifikasi Risiko Capital Capital adalah jumlah danamodal sendiri yang dimiliki calon nasabah. Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Penilaian atas besarnya modal sendiri merupakan hal yang penting mengingat kredit bank hanya sebagai tambahan pembiayaan dan bukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan. Dalam praktik, kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self financing, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar dari kredit yang dimintakan kepada bank. Bentuk dari self financing ini tidak selalu harus berupa uang tunai, namun dalam bentuk barang modal seperti tanah, bangunan, mesin-mesin. Besar kecilnya capital ini dapat dilihat dari neraca perusahaan, yaitu pada komponen “owner equity”, laba ditahan, dan lain-lain. Untuk perorangan, dapat dilihat dari daftar kekayaan yang bersangkutan setelah dikurangi utang-utangnya. Capacity Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahuimengukur sampai sejauh mana calon nasabah mampu mengembalikan atau melunasi utang- utangnya ability to pay secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya. Collateral Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana risiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. Penilaian terhadap jaminan ini meliputi jenis, lokasi, bukti pemilikan, dan status hukumnya. Condition of Economy Condition of economy, yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya yang memengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai kondisi konjungtur, peraturan-peraturan pemerintah, situasi, politik, dan perekonomian dunia, keadaan lain yang memengaruhi pasar. Analisis Diskriminan dapat digunakan untuk melakukan identifikasi risiko. Analisis diskriminan digunakan pada kasus yang memiliki variabel respon berupa data kualitatif dan variabel penjelas berupa data kuantitatif. Tujuan pemakaian analisis diskriminan yaitu mengklasifikasikan suatu individu atau observasi ke dalam kelompok yang saling bebas mutually exclusivedisjoint dan menyeluruh exhaustive berdasarkan sejumlah variabel penjelas. Model dasar analisis diskriminan adalah sebuah persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi linear dari berbagai variable independent, yaitu: k k X b X b X b X b b D ... 3 3 2 2 1 1      1 Dimana : D : skor diskriminan b : Koefisien diskriminan atau bobot X : predictor atau variable independen Koefisien ’b’ adalah yang diestimasi, sehingga nilai ’D’ setiap grup sedapat mungkin berbeda. Analisis diskriminan dapat melakukan dua hal sekaligus, yaitu pengelompokkan dan identifikasi sifat khas suatu kelompok, dimana kelompok dikenal sebagai group dan sifat khas dikenal sebagai variable pembeda discriminating variables. Antara kelompok dan variable pembeda tersebut kemudian dibuat suatu hubungan fungsional yang disebut dengan fungsi diskriminan Matjik dan Sumertajaya 2011.

2.3.2 Proses Pengukuran Risiko