Proses Pengukuran Risiko Manajemen Risiko .1 Pengertian Manajemen Risiko

2.3.2 Proses Pengukuran Risiko

Pengukuran risiko dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Saunders dan Cornett 2003 menyatakan bahwa terdapat bermacam-macam metode pengukuran risiko dengan pendekatan kuantitatif. Pengukuran risiko ini digunakan untuk mengukur risiko kredit pada pinjaman individual. Metode pengukuran risiko yang disebutkan Saunders dan Cornett 2003 sebanyak delapan metode yang digambarkan pada gambar 2. Gambar 2. Metode pengukuran risiko kredit menurut Saunders dan Cornett 2003 - Credit Scoring Model adalah metode pengukuran risiko dengan model     n j j i j i error X Z 1 ,  . Secara teori statistik, model ini tidak baik karena Z tidak dapat mengukur kemungkinan sama sekali. Penggunaan model ini sudah jarang karena sudah tersedia teknik statistik yang lebih unggul. - Altman’s Linear Discriminant Model adalah metode pengukuran risiko dengan cara mendiskriminasikan atau membedakan kredit menjadi kelompok default dan non-default berdasarkan faktor- faktor tertentu. Kelemahan dari metode ini adalah sulitnya mengkuantifikasi faktor-faktor termasuk dampak dari siklus bisnis. Metode Pengukuran Risiko dengan Pendekatan Kuantitatif Credit Scoring Model Mortality Rate Models Term Structure Based Method Altman’s Linear Discriminant Creditrisk+ Credit Metrics Option M odel RAROC - Term Structure Based Method adalah metode pengukuran risiko dengan cara mengukur kemungkinan default berdasarkan premi risiko. - Mortality Rate Models adalah metode pengukuran risiko yang mirip dengan proses yang digunakan oleh perusahaan asuransi dalam menentukan kebijakan harga. Probability default pada Term Structure Based Method dihitung berdasarkan data sebelumnya. - RAROC Risk adjusted return on capital adalah metode pengukuran risiko berdasarkan perhitungan return on capital dan menggabungkan pendekatan durasi untuk memperkirakan kerugian terburuk nilai pinjaman. - Option Model adalah metode pengukuran risiko dengan metode penentuan harga option untuk mengevaluasi option default. Metode ini digunakan oleh banyak bank untuk memonitor risiko kredit. - Credit Metrics adalah metode pengukuran risiko dengan menggunakan pendekatan Value at Risk VaR. data yang diperlukan untuk metode ini adalah peringkat kredit peminjam, matriks transisi peringkat kredit peminjam, tingkat recovery, data pinjaman macet, dan sebaran yield. - Creditrisk+ adalah model aktuaria murni yang dirilis pada akhir 1997 oleh Credit Suisse Financial Products CSFP. Pada Creditrisk+, probability of default kemungkinan gagal bayar yang digunakan berdasarkan statistik data historis dari pengalaman gagal bayar. Creditrisk+ mengasumsikan sebaran probability of default mengikuti sebaran Poisson. Pada creditrisk+ hanya risiko gagal bayar yang akan dimodelkan, sedangkan penurunan peringkat risiko diabaikan. Tidak seperti model KMV, pada creditrisk+ tidak menghubungkan risiko gagal bayar dengan struktur modal Crouhy et al 2002. Model Creditrisk+ adalah model statistik dari risiko gagal bayar dengan tidak memperhatikan penyebab gagal bayar. CSFB 1997. Menurut Crouhy et al 2000, dalam penggunaan model Creditrisk+ diasumsikan bahwa: 1. untuk kredit, probability of default pada suatu periode, misalnya satu bulan akan sama dengan bulan-bulan lainnya. 2. untuk jumlah obligor yang besar, probability of default dari obligor yang khusus bersifat kecil dan jumlah kegagalan yang terjadi pada periode tertentu tidak bergantung pada jumlah kegagalan pada periode lainnya. Kelebihan metode ini adalah mudah diimplementasikan dan kemudahan ketersediaan data. Data yang diperlukan adalah credit exsposure, default rates, default rate volatilities, dan recovery rate CSFB 1997. Selain itu, Creditrisk+ cocok digunakan untuk mengukur pinjaman yang kecil Saunderes dan Cornett 2003. Metode ini juga memilki kelemahan, salah satunya adalah terdapat asumsi bahwa risiko kredit tidak berhubungan langsung dengan risiko pasar, creditrisk+ tidak dapat mengukur penyebab terjadinya gagal bayar, dan besarnya exposure dari tiap debitur tetap dan tidak sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga.

2.3.3 Proses Mitigasi Risiko