Implikasi Manajerial HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6 Implikasi Manajerial

Pengelolaan risiko pembiayaan pada BMT Al-Fath IKMI merupakan kegiatan paling penting untuk keberlangsungan kegiatan pembiayaan. Pengelolaan risiko yang dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI bertujuan untuk mengurangi dan menghindari terjadinya kerugian akibat kredit macet dari penyaluran dana BMT. Segala keputusan yang ditetapkan dan diimplementasikan untuk mengelola risiko akibat gagal bayar memiliki implikasi secara manajerial. Implikasi manajerial perlu menjadi perhatian bagi BMT Al-Fath IKMI agar kebijakan yang ditetapkan atas hasil analisis risiko tersebut dapat meningkatkan laba perusahaan serta menentukan teknik mitigasi risiko yang tepat dan akurat. Beberapa implikasi manajerial tersebut adalah: 1. Berdasarkan hasil analisis diskriminan diperoleh variabel atau unsur-unsur 5C atau 5P yang dapat digunakan untuk memprediksi kolektabilitas calon debitur. Hasil analisis ini digunakan untuk meminimalkan risiko gagal bayar karena BMT Al-Fath IKMI sudah dapat memprediksi kolektabilitas debitur sebelum pembiayaan disalurkan. Sehingga jika ada pengelola BMT yang ingin mengetahui masuk dalam kelompok mana calon debitur tersebut, pengelola hanya memasukkan informasi dari debitur dan mengalikannya dengan fungsi diskriminan. Selanjutnya, dapat dilihat nilai dari kelompok mana yang terbesar maka debitur tersebut masuk dalam kelompok itu. Saran bagi pengelola BMT Al-Fath IKMI adalah informasi yang diperoleh harus tepat agar prediksi kepada calon debitur dengan fungsi diskriminan dapat memberikan masukan yang baik untuk tindakan mitigasi risiko. 2. Berdasarkan analisis dengan metode creditrisk+ diperoleh potensi kerugian yang akan dihadapi perusahaan selama 2012 sebesar Rp460,050,000. Creditrisk+ sangat cocok diterapkan oleh BMT Al-Fath IKMI karena data yang dibutuhkan sederhana. BMT Al-Fath harus terus memperbaharui data laporan pelunasan pembiayaan agar analisis creditrisk+ dapat memberikan hasil yang tepat. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat membantu BMT Al-Fath IKMI untuk mengelola risiko pembiayaan yang ditimbulkan akibat gagal bayar. BMT Al-Fath IKMI dapat mempertimbangkan tindakan mitigasi risiko yang harus diambil berdasarkan hasil metode creditrisk+. Sebaiknya perusahaan melakukan pertimbangan atas konsekuensi dari setiap keputusan mitigasi risiko yang diambil. 3. Tindakan pengeksekusian jaminan dilakukan untuk debitur pada kolektabilitas 5 yang tetap tidak mampu melunasi pembiayaan walaupun sudah di-rescheduling, di-restructuring, dan di-reconditioning. BMT Al- Fath IKMI harus memutuskan eksekusi jaminan akan dilakukan pada kondisi bagaimana. Keputusan ini juga harus dijelaskan kepada debitur, sehingga debitur dapat mengetahui pada kondisi seperti apa jaminan miliknya akan dieksekusi oleh pihak BMT. Eksekusi jaminan dilakukan hanya untuk melunasi kewajiban debitur, jika hasil penjualan jaminan berlebih maka BMT Al-Fath IKMI harus mengembalikan sisa tersebut kepada debitur. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Analisis diskriminan dapat digunakan untuk memprediksi kolektabilitas debitur. Faktor- faktor yang mempengaruhi kolektabilitas debitur adalah usia, pendidikan terakhir, jenis jaminan, total pendapatan, dan total biaya hidup. Jika berdasarkan informasi yang diperoleh dari debitur menunjukkan debitur berada pada kolektabilitas 3, 4, dan 5 maka lebih baik BMT Al-Fath IKMI tidak memberikan pembiayaan kepada debitur tersebut. Metode Creditrisk+ dilakukan untuk mengetahui potensi kerugian yang akan dialami BMT Al-Fath IKMI dengan tingkat kepercayaan 95-99. Potensi kerugian yang akan dialami berdasarkan metode creditrisk+ sebesar Rp460,050,000 atau 7.06 dari total pembiayaan murabahah dan Ijarah. Hasil dari metode creditrisk+ dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan tindakan mitigasi yaitu pencadangan. Jumlah pencadangan yang ditetapkan akan mempengaruhi profitabilitas BMT Al-Fath IKMI. Tindakan mitigasi yang belum dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI berdasarkan hasil analisis diskriminan dan creditrisk+ adalah tidak menyalurkan pembiayaan kepada debitur yang diprediksi masuk ke dalam kolektabilitas 3,4, dan 5, mensyaratkan jaminan yang memiliki nilai agunan, tidak memberikan pembiayaan yang terlalu besar, reschedulling pada kolektabilitas 3, 4, dan 5, reconditioning pada debitur kolektabilitas 3, 4, dan 5, meminta izin untuk menjual jaminan debitur.

2. Saran

BMT Al-Fath IKMI seharusnya lebih bertindak tegas kepada debitur dalam hal pemeriksaan berkas. BMT Al-Fath IKMI baru boleh melakukan analisis kelayakan jika berkas dinyatakan lengkap dan informasi debitur pada formulir permohonan pembiayaan terisi semua. BMT Al-Fath IKMI harus mampu mengumpulkan informasi yang lengkap dan sesuai dengan prinsip 5C sebelum memutuskan memberikan pembiayaan. BMT Al-Fath IKMI harus melakukan pendampingan kepada calon debitur yang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Pendampingan dilakukan mulai dari pengisian formulir informasi sampai dengan proses pengembalian pembiayaan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko akibat salah pemberian informasi. BMT Al-Fath IKMI sebaiknya menambah pilihan tindakan mitigasi risiko. Hal ini dikarenakan selama ini, BMT Al-Fath IKMI hanya menggunakan rescheduling dan restructuring sebagai tindakan mitigasi risiko. BMT Al-Fath IKMI sebaiknya mempertimbangkan pemberian reconditioning. Selain itu, pengeksekusian jaminan juga perlu dilakukan untuk mengurangi potensi kerugian. Saran untuk penelitian berikutnya adalah melakukan penelitian sejenis dengan produk yang berbeda. Risiko yang diteliti juga tidak hanya risiko kredit tetapi hubungan risiko kredit dengan risiko lainnya seperti risiko pasar dan risiko operasional. Alat analisis yang digunakan lebih baik berbeda karena risiko yang diteliti bukan hanya risiko kredit saja. DAFTAR PUSTAKA Ali, M. 2006. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Bhakti, Y.Y. 2009. Analisis Diskriminan dalam Klasifikasi Pola Pengembalian Kredit Sektor Pertanian Studi Kasus PT. Bank XYZ. Skripsi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. CSFB.1997. Creditrisk+: A Credit Risk Management Framework. Credit Suisse First Boston, London. Crouhy et al. 2000. Risk Management: Comprehensive Chapters on Market, Credit, and Operational Risk, Features an Integrated VaR Framework, Hedging Strategies For Reducing Risk. McGraw-Hill, New York. Data UMKM 2010 [Homepage Departemen Koperasi Indonesia], [Online]. 2011. http:www.depkop.go.idindex.php?option=com_phocadownloadview=cate goryid=27:data-umkmItemid=93. [1 Februari 2011]. Djohanputro, B. 2008. Manajemen Risiko Korporat. PPM, Jakarta. Iqbal, A. 2006. Analisis Risiko Pembiayaan Syariah, Pendekatan Metode Creditrisk+ Portofolio Studi Kasus : BMT Prima Dinar Cabang Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah. Skripsi pada Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Karim, AA. 2009. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi Ketiga. Rajawali Pers, Jakarta. Khalifaturofi’ah, SO. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Pembiayaan dan Efektivitas Pembiayaan Usaha Kecil Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah Studi Kasus: KJKS BMT Bina Ummat Sejah tera, Lasem, Jawa Tengah. Skripsi pada Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kriteria UMKM [Homepage Departemen Koperasi Indonesia], [Online]. 2011. http:www.depkop.go.idindex.php?option=com_contentview=articleid=1 29. [1 Februari 2011]. Laporan Keuangan BMT Al-Fath IKMI 2005-2009. BMT Al-Fath IKMI Ciputat, Tangerang selatan. Matjik AA, Sumertajaya IM. 2011. Sidik Peubah Ganda dengan Menggunakan SAS. Departemen Statistika, Bogor. Ma’turidi D.H, M. Syukur. 2008. Pembiayaan Syariah dalam Pembangunan Pertanian. Pusat Pembiayaan Pertanian, Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian, Bogor. Mulyanti, S. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Margin Murabahah pada BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rivai V, A.P. Veithzal. 2008. Islamic Financial Management: teori, konsep, dan aplikasi: panduan praktis untuk lembaga keuangan, nasabah, praktisi, dan mahasiswa. Edisi Kesatu. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Saadah, H. 2009. Penyaluran dan Pengembalian Kredit pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kasus KBMT dan BPRS Di Bogor. Skripsi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Saundres A, Cornett MM. 2003. Financial Institutions Management : A Risk Management Approach. Fourth Edition. McGraw-Hill, New York. Suyatno, dkk. 2007. Dasar-Dasar Perkreditan. Edisi keempat. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sekilas BMT [Homepage Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil], [Online]. 2012. http:pinbuk.orgindex.phpsekilas-bmtpengertian-visi-dan-misi-bmt. [1Februari 2012]. LAMPIRAN Lampiran 1. Struktur organisasi BMT Al-Fath IKMI RAT KANTOR CAB KAB. OPERASIONAL KABAG MANAGER PENGAWAS PENGURUS MANAGER PEMBUKUAN CS TELLER FUNDING LENDING KOLEKTOR PEMBUKUAN KEUANGAN Ket : Garis Perintah Garis Konsultasi Lampiran 2. Flowchart pembiayaan Mitra Permohonan Pembiayaan CSFOAO Pemeriksaan Berkas Lengkap Tidak Lengkap Survey Analisa Kelayakan Usaha Layak Tidak layak Komite Pembiayaan Pengikatan Administrasi Monitoring Tolak Lampiran 3. Pengolahan analisis diskriminan Pengolahan data pendidikan dan jaminan dengan GMacro Minitab14 Pengolahan analisis diskriminan dengan Minitab14 Pengolahan analisis diskriminan dengan SPSS16 Tests of Equality of Group Means Wilks Lambda F df1 df2 Sig. Usia 0.9023325 2.3271364 4 86 0.623 Pendidikan 0.8921177 2.5999601 4 86 0.402 Lamausaha 0.9887453 0.2447314 4 86 0.912 pembiayaanlalu 0.9462429 1.2214379 4 86 0.308 Pengajuanke 0.9557687 0.9949814 4 86 0.415 jml.pengajuan 0.8749575 3.0726234 4 86 0.062 skalaangsuran 0.9759171 0.5305602 4 86 0.714 Plafond 0.8663231 3.3175302 4 86 0.054 Margin 0.8632289 3.4064889 4 86 0.052 Jaminan 0.8009626 5.3427015 4 86 0.905 Hargataksiran 0.9239186 1.7704488 4 86 0.142 Pendapatan 0.8643138 3.3752255 4 86 0.913 Biayahidup 0.8209154 4.6902752 4 86 0.902 Hargabelanja 0.8703899 3.2015737 4 86 0.701 Tests of Equality of Group Means Wilks Lambda F df1 df2 Sig. Usia 0.9023325 2.3271364 4 86 0.532 Pendidikan 0.8921177 2.5999601 4 86 0.240 Lamausaha 0.9887453 0.2447314 4 86 0.219 pembiayaanlalu 0.9462429 1.2214379 4 86 0.308 Pengajuanke 0.9557687 0.9949814 4 86 0.352 jml.pengajuan 0.8749575 3.0726234 4 86 0.302 skalaangsuran 0.9759171 0.5305602 4 86 0.714 Plafond 0.8663231 3.3175302 4 86 0.054 Margin 0.8632289 3.4064889 4 86 0.069 Jaminan 0.8009626 5.3427015 4 86 0.915 Hargataksiran 0.9239186 1.7704488 4 86 0.142 Pendapatan 0.8643138 3.3752255 4 86 0.391 Biayahidup 0.8209154 4.6902752 4 86 0.592 Hargabelanja 0.8703899 3.2015737 4 86 0.270 Lanjutan Lampiran 3 Stepwise Statistics Murabahah Variables in the Analysis Step Tolerance Sig. of F to Remove Wilks Lambda 1 jaminan 1.000 .001 2 jaminan .771 .000 .810 Usia .771 .000 .741 3 jaminan .769 .000 .626 Usia .749 .000 .594 biayahidup .971 .005 .536 Variables EnteredRemoved

a,b,c,d