2.4 Penelitian Terdahulu
Oktavi 2009 melakukan penelitian dengan judul analisis faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan pembiayaan dan efektivitas pembiayaan
usaha kecil pada lembaga keuangan mikro syariah Studi Kasus
KJKS BMT BUS
. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan pembiayaan dan menilai keefektifan pembiayaan
usaha kecil pada KJKS BMT BUS. Penelitian menggunakan alat analisis regresi linear berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi.
Hasil dari penelitian tersebut adalah faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan pembiayaan adalah biaya peminjaman, jangka waktu angsuran,
dan adanya agunan. Penilaian efektivitas pembiayaan dinilai dengan melihat tanggapan responden mengenai prosedur pembiayaan dan dengan melihat
dampak pembiayaan terhadap pendapatan usaha dan keuntungan usaha. Keterbatasan
penelitain ini
adalah sedikitnya
faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan pembiayaan. Selain itu, penilaian efektivitas pembiayaan hanya dinilai dengan melihat tanggapan responden mengenai
prosedur pembiayaan dan dengan melihat dampak pembiayaan terhadap pendapatan usaha dan keuntungan usaha dengan menggunakan analisis
deskriptif. Peniliti tidak melakukan penilaian efektivitas dari sudut pandang kemampuan debitur dalam pengembalian pembiayaan.
Saadah 2009 telah melakukan penelitian dengan judul Penyaluran dan Pengembalian Kredit Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah Melalui
Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kasus KBMT dan BPRS Di Bogor . Tujuan dari penelitian ini adalah Mengidentifikasi pola penyaluran dan
pengembalian kredit di KBMT Wasilah, KBMT Tadbiirul Ummah dan BPRS Bina Rahmah dan BPRS Rif’atul Ummah yang ada di kota Bogor atau dalam
bahasa syariahnya disebut pembiayaan antara KBMT Wasilah, KBMT Tadbiirul Ummah, BPRS Bina Rahmah dan BPRS Rif’atul Ummah, dan
mengidentifikasi hubungan kinerja keuangan di KBMT Wasilah dan KBMT Tadbiirul Ummah di kota Bogor. Pada penelitian tersebut dibahas mengenai
penyaluran dan pengembalian pembiayaan terhadap UMKM perempuan. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah proses penyaluran antara KBMT
dan BPRS tidak jauh berbeda, penyaluran pembiayaan menurut sektor yang paling banyak adalah dalam bidang perdagangan dibandingkan sektor yang
lain baik itu di KBMT maupun di BPRS, kinerja keuangan kedua KBMT masih dalam batas aman. Pada penelitan Penyaluran dan Pengembalian Kredit
Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah Melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kasus KBMT dan BPRS Di Bogor hanya menjelaskan mengenai
penyaluran dan pengembalian pembiayaan serta pengaruhnya terhadap Non Performing Financing NPF dan Kinerja Keuangan Lembaga Keuangan.
Selain itu penulis tidak menjelaskan bagaimana Lembaga Keuangan tersebut mengatasi risiko gagal bayar.
Mulyanti 2011 melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan margin murabahah pada BMT Khairu Ummah
Leuwiliang Bogor. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kebijakan pembiayaan jual beli murabahah di BMT Kahiru Ummah, mengetauhi faktor-
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pembiayaan di BMT Kahiru Ummah. Hasil dari penilitian ini Mulyanti 2011 adalah kebijakan
pembiayaan murabahah yang dilakukan BMT Khairu Ummah sudah sesuai dengan aturan syariah. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan margin
adalah biaya operasional, biaya bagi hasil, pendapatan pembiayaan, dan pengembalian murabahah. Penelitian ini hanya membahas bagaimana BMT
Khairu Ummah menetapkan margin Murabahah tanpa mempertimbangkan kondisi debitur dan risiko terjadinya gagal bayar.
Bhakti 2009 melakukan penelitian dengan judul Analisis Diskriminan dalam Klasifikasi Pola Pengembalian Kredit Sektor Pertanian Studi Kasus
PT. Bank XYZ. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengetahui sistem kelayakan kredit yang dilakukan Bank XYZ untuk mengantisipasi risiko pada
sektor budidaya pertanian, mengetahui fungsi pembeda discriminant function dari setiap kelas kolektibilitas pada sektor budidaya pertanian,
menganalisis fungsi diskriminan digunakan untuk memprediksi kategori kolektibilitas dari nilai variabel kelayakan kredit pada sektor budidaya
pertanian. Pada penelitian tersebut dibahas mengenai penggunaan Sistem ICRR Internal Credit Risk Return pada PT. Bank XYZ. Pada sistem ini
terdapat beberapa variable yang dapat digunakan untuk mengklasifikasi debitur ke dalam lima kolektabilitas dengan menggunakan analisis
diskriminan. Setiap kolektabilitas memiliki fungsi diskriminan masing-masing sehingga dapat membedakan setiap debitur. Setelah mengetahui jumlah
debitur berdasarkan kolektabilitasnya dengan alat analisis diskriminan, PT. Bank XYZ dapat mengetahui indeks NPL dari penyaluran kredit tersebut.
Selanjutnya, PT. Bank XYZ dapat mengambil tindakan untuk mengendalikan indeks NPL. Pada penelitian Analisis Diskriminan dalam Klasifikasi Pola
Pengembalian Kredit Sektor Pertanian Studi Kasus PT. Bank XYZ, penulis hanya membahas variabel-variabel yang dapat digunakan untuk memprediksi
kolektabilitas debitur dan tidak membahas potensi kerugian secara kuantitatif yang akan dihadapi oleh Bank XYZ akibat adanya kredit macet. Selain itu,
pada Bank XYZ sudah memiliki sistem Manajemen Risiko sendiri yaitu ICRR yang sudah dapat memeringkatkan debitur berdasarkan variabel-variabel
tertentu. Iqbal 2006 telah melakukan penelitian dengan judul Analisis Risiko
Pembiayaan Syariah, Pendekatan Metode Creditrisk+ Portofolio Studi Kasus BMT Prima Dinar Cabang Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Propinsi
Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah Menentukan potensi kerugian dan menentukan strategi mitigasi risiko. Penulis menggunakan metode
Creditrisk+ portofolio untuk menentukan potensi kerugian. Penulis sendiri mengemukakan bahwa kekurangan dari metode creditrisk+ portofolio adalah
tidak dapat menjelaskan penyebab terjadinya gagal bayar. Oleh sebab itu, penulis tidak dapat menjelaskan faktor-faktor apa saja yang dapat digunakan
untuk memprediksi tingkat kolektabilitas debitur.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
BMT Al-Fath IKMI melakukan fungsi menyalurkan dana dengan melakukan pembiayaan kepada UMKM. Produk pembiayaan yang dimiliki
BMT Al-Fath IKMI adalah Murabahah dan Ijarah. Sebelum menyalurkan pembiayaan kepada para debitur, BMT Al-Fah IKMI melakukan analisis 5C
kepada calon debitur dan usahanya. Debitur yang diberikan pembiayaan dikelompokkan berdasarkan kolektabilitasnya.
Informasi 5C debitur yang telah diketahui tingkat kolektabilitasnya dapat digunakan sebagai input analisis diskriminan. Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kolektabilitas calon debitur. Hasil dari analisis diskriminan dapat digunakan
untuk bahan pertimbangan BMT Al-Fath IKMI dalam mengambil keputusan tindakan mitigasi risiko yang cocok..
Proses pengukuran risiko dilakukan dengan mengukur seberapa besar kerugian yang dialami BMT Al-Fath IKMI akibat risiko pembiayaan.
Pengukuran risiko pembiayaan menggunakan Creditrisk+. Hasil dari metode Creditrisk+ adalah potensi kerugian akibat gagal bayar debitur.
Tindakan mitigasi risiko yang bisa diambil meliputi penghindaran risiko, pengurangan risiko, pemindahan risiko, dan penahanan risiko. Tindakan
mitigasi berdasarkan hasil analisis digunakan untuk memperbaiki kolektabilitas debitur. Tindakan mitigasi risiko dapat berbeda untuk setiap
debitur disesuaikan dengan karakterisitik debitur dan usahanya. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada gambar 3.