Menurut Crouhy et al 2000, dalam penggunaan model Creditrisk+ diasumsikan bahwa:
1. untuk kredit, probability of default pada suatu periode, misalnya satu bulan akan sama dengan bulan-bulan lainnya.
2. untuk jumlah obligor yang besar, probability of default dari obligor yang khusus bersifat kecil dan jumlah kegagalan yang terjadi pada
periode tertentu tidak bergantung pada jumlah kegagalan pada periode lainnya.
Kelebihan metode ini adalah mudah diimplementasikan dan kemudahan ketersediaan data. Data yang diperlukan adalah credit
exsposure, default rates, default rate volatilities, dan recovery rate CSFB 1997. Selain itu, Creditrisk+ cocok digunakan untuk mengukur
pinjaman yang kecil Saunderes dan Cornett 2003. Metode ini juga memilki kelemahan, salah satunya adalah terdapat asumsi bahwa risiko
kredit tidak berhubungan langsung dengan risiko pasar, creditrisk+ tidak dapat mengukur penyebab terjadinya gagal bayar, dan besarnya exposure
dari tiap debitur tetap dan tidak sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga.
2.3.3 Proses Mitigasi Risiko
Djohanputro 2008 menyatakan bahwa ada empat teknik pengelola risiko secara klasik. Keempat teknik tersebut adalah
1. Penghindaran risiko risk avoidance adalah tindakan perusahaan untuk tidak melakukan bisnis atau kegiatan tertentu yang
mengandung risiko yang tidak diinginkan. Risiko-risiko yang harus dihindari adalah risiko yang tidak sesuai dengan visi
perusahaan, memiliki dampak sosial yang terlalu besar, dan peraturan yang tidak kondusif. Penghindaran risiko dapat
dilakukan dengan mengelompokkan calon debitur ke dalam kolektabilitas sebelum pembiayaan dicairkan. Tindakan ini
dilakukan dengan menggunakan mendiskriminankan calon debitur berdasarkan informasi dari calon debitur.
2. Pengurangan Risiko adalah metode yang dilakukan saat perusahaan sudah sadar memasuki dan menanggung risiko.
Pengurangan risiko dapat dilakukan terhadap paling tidak salah satu dari kedua faktor: pengurangan kemungkinan terjadinya
risiko dan menekan besarnya dampak bila risiko terjadi. Pengurangan risiko dapat dilakukan dengan melakukan
pencadangan. 3. Pemindahan Risiko adalah memindahkan risiko dari perusahaan
kepada pihak lain yang bersedia atau ke perusahaan yang membisniskan risiko.
4. Penanganan Risiko adalah tindakan yang dilakukan karena perusahaan dengan sadar ingin mempertahankan risiko dan
mengelolanya sendiri. Pertimbangan dilakukan berdasarkan atas efektivitas biaya. Adapun tindakan penyelamatan yang dapat
dilakukan oleh bank menurut Suyatno et al 2007 adalah sebagai berikut :
Rescheduling Kebijaksanaan ini berkaitan dengan jangka waktu pembiayaan
sehingga keringanan yang dapat diberikan yaitu memperpanjang jangka waktu kredit, memperpanjang jarak waktu angsuran,
penurunan jumlah untuk setiap angsuran yang mengakibatkan perpanjangan jangka waktu pembiayaan
Reconditioning Bantuan yang dapat diberikan adalah berupa keringanan atau
perubahan persyaratan pembiayaan. Restructuring
Jika kesulitan
nasabah adalah
faktor modal,
maka penyelamatannya adalah dengan meninjau kembali situasi dan
kondisi permodalan, baik modal dalam arti dana untuk keperluan modal kerja maupun modal berupa barang-barang modal.
2.4 Penelitian Terdahulu