Nilai pH Karakteristik Fisikokimia Deterjen Cair

21

B. Karakteristik Fisikokimia Deterjen Cair

1. Nilai pH

Deterjen cair yang dihasilkan dalam penelitian ini digunakan untuk laundry secara manual, yaitu dengan tangan. Menurut Idris 2004, kontak langsung antara kulit dengan cairan pencuci dapat menyebabkan iritasi kulit. Pada pH yang relatif basa atau asam daya absorbsi kulit menjadi lebih tinggi sehingga memperbesar resiko iritasi kulit, oleh karena itu pH deterjen cair untuk laundry harus mendekati pH netral. Menurut standar SNI pH deterjen cair harus berada pada kisaran 6-8. Hasil analisis nilai pH deterjen cair yang dihasilkan berkisar antara 4,11 – 7,46, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Dari hasil analisis ini, sampel yang memenuhi standar SNI hanya sampel dengan penambahan gelatin 1,5. Sampel dengan penambahan gelatin 0, 1 dan 2 tidak memenuhi standar karena berada di bawah standar yang disyaratkan oleh SNI. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa faktor perlakuan konsentrasi gelatin berpengaruh α = 0,05 nyata terhadap penurunan nilai pH deterjen cair. Semakin banyak gelatin yang ditambahkan, pH sampel menjadi meningkat kemudian turun setelah pH larutan mencapai titik isoelektris gelatin. Faktor perlakuan MES dan interaksi antara konsentrasi gelatin dan konsentrasi MES tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap nilai pH deterjen cair yang dihasilkan karena mempunyai nilai F hitung yang lebih kecil dibandingkan F tabel . Analisis keragaman dan uji lanjut Duncan dapat dilihat pada Lampiran 5a. Uji lanjut Duncan pada konsentrasi gelatin menghasilkan dua kelompok rata-rata, dimana konsentrasi gelatin 0, 1 dan 1,5 berada pada kelompok rata-rata yang sama. Dengan demikian ketiga konsentrasi gelatin tersebut memiliki rata-rata nilai pH yang tidak berbeda nyata. Hasil uji lanjut Duncan untuk konsentrasi gelatin dapat dilihat pada Lampiran 5c. 22 Gambar 7 . Grafik hubungan antara konsentrasi MES dan konsentrasi gelatin dengan derajat keasaman pH Penambahan MES dan gelatin pada formulasi deterjen cair menyebabkan penurunan nilai pH dari nilai awal blanko sebesar 7,50. Berdasarkan uji keseragaman nilai pH pada konsentrasi gelatin juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pH deterjen cair dengan nilai pH blanko. Pada analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pH produk mengalami penurunan yang berbeda nyata dengan kontrol blanko. Hal tersebut dikarenakan nilai rata-rata populasi produk lebih kecil dari nilai rata-rata kontrol µµ o . MES yang ditambahkan pada formulasi deterjen cair belum mengalami tahap netralisasi sehingga memiliki pH yang asam yaitu dengan nilai sebesar 4,2. Menurut Idris 2004, dengan nilai pH yang asam, penambahan MES dalam formulasi mengakibatkan peningkatan konsentrasi ion hidronium H + . Proton H + yang bebas akan ditangkap oleh ion-ion hidroksida OH - penyebab kebasaan membentuk molekul yang lebih netral yaitu air. Hal itu yang menyebabkan nilai pH deterjen cair menjadi turun. Perubahan nilai pH deterjen cair juga disebabkan karena pengaruh pH gelatin. Seperti protein yang lain, gelatin memiliki sifat amfoter yang dapat bertindak baik sebagai asam atau basa, tergantung pada pH 1 2 3 4 5 6 7 8 1 1.5 2 pH Konsentrasi Gelatin Blanko MES 9 MES 11 MES 13 23 lingkungannya. Pada larutan yang bersifat asam, protein cenderung untuk mengurangi tingkat kebasaan lingkungan dengan melepaskan ion hydrogen H + yang terdapat pada gugus amino untuk berikatan dengan ion hidroksil OH - lingkungan membentuk air Parker, 1982. Besar kecilnya nilai pH deterjen yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh pH dari bahan-bahan penyusun deterjen pada formulasi yang digunakan. Menurut Ismayanti 2002, perlakuan penambahan gelatin berhubungan dengan pH isoelektrik yang mana pH larutan sampel semakin turun ketika mendekati pH isoelektriknya 4,5-5,5 yaitu dengan bertambahnya konsentrasi gelatin. Hal ini terlihat pada penambahan konsentrasi gelatin paling banyak, yaitu konsentrasi 2. Rata-rata pH pada konsentrasi tersebut mempunyai nilai pH terendah bila dibandingkan dengan konsentrasi gelatin 0, 1 dan 1,5.

2. Analisis Viskositas