36 konsumen bahwa semakin banyak busa semakin baik daya cuci deterjen
tersebut, merupakan pernyataan yang tidak benar. Oleh karena itu daya pembusaan diberikan nilai skor rendah dalam parameter mutu deterjen ini.
Sedangkan nilai stabilitas busa diberi nilai skor paling rendah. Hal tersebut karena pada umumnya konsumen tidak memperhatikan stabilitas busa dari
deterjen cair. Pembobotan sampel dapat dilihat pada Lampiran 19. Apabila semua parameter mutu sudah diberikan rangking, maka hal
yang harus dilakukan selanjutnya adalah pemberian nilai bobot mutu pada masing
–masing alternatif. Pemberian bobot pada setiap alternatif bergantung pada hasil analisa keragaman data uji tersebut dengan selang kepercayaan
95 α= 0,05. Jika pada uji keragaman menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan maka setiap alternative produk diberi nilai bobot yang sama.
Sedangkan jika hasil uji menunjukkan pengaruh yang signifikan maka pemberian nilai bobot didasarkan tingkat nilai kelompok rata-rata pada uji
Duncan. Berdasarkan hasil analisa dengan sistem pengambilan keputusan
maka diputuskan bahwa sampel P3S2 konsentrasi gelatin 1,5 dan konsentrasi MES 11 merupakan sampel terbaik. Sampel ini mempunyai
nilai pembobotan yang paling tinggi. Hasil pengambilan keputusan dan gambar deterjen terbaik dapat dilihat pada Lampiran 21a dan 21b.
E. Karakteristik Deterjen Cair Komersial Pembanding
Standar SNI tidak cukup untuk mengkategorikan sebuah produk deterjen cair sebagai produk dengan kualitas baik. Untuk itu, deterjen cair
yang dihasilkan dalam penelitian ini dibandingkan dengan dengan deterjen cair yang ada di pasaran, yaitu YB dan YM. Deterjen cair komersial yang
telah beredar di pasar dapat dikatakan telah memenuhi standar SNI. Namun beberapa karakteristik seperti stabilitas emulsi, viskositas, daya pembusaan,
stabilitas busa, dan daya deterjensi bervariasi nilainya menurut kualitas Idris, 2004.
Deterjen cair komersial yang digunakan sebagai pembanding juga diukur karakteristiknya seperti deterjen cair yang dihasilkan ditambah analisis
37 fosfat. Kemudian hasil pengukuran karakteristik deterjen komersial tersebut
dibandingkan dengan deterjen cair terbaik yang dihasilkan. Dari grafik perbandingan nilai stabilitas emulsi deterjen cair yang
dihasilkan dibandingkan dengan deterjen cair komersial terlihat bahwa nilai stabilitas emulsi deterjen cair yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan
dengan dua jenis deterjen cair komersial pembanding. Hal ini mungkin dikarenakan penambahan gelatin dalam formulasi. Gelatin merupakan salah
satu hidrokoloid yang dapat digunakan sebagai gelifying agent, bahan pengental thickening agent, atau bahan penstabil stabilizer Imeson, 1992.
Fungsi gelatin sebagai stabilizer inilah yang mungkin membuat stabilitas deterjen cair yang dihasilkan menjadi lebih baik dibandingkan deterjen cair
komersial pembanding.
Gambar 14
. Grafik perbandingan nilai stabilitas emulsi deterjen cair yang dihasilkan dengan deterjen cair komersial
Terkait fungsi gelatin sebagai pengental diharapkan kekentalan deterjen meningkat dengan penambahan gelatin dalam formulasi deterjen cair.
Ternyata nilai kekentalan deterjen cair yang dihasilkan masih sangat jauh jika dibandingkan dengan deterjen cair komersial. Kekentalan deterjen cair yang
dihasilkan hanya 135,63 cp, tetapi nilai ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai viskositas deterjen cair pencuci piring yang dihasilkan pada
penelitian Idris 2004 pada konsentrasi MES 11 dan gelatin 1 , yaitu
10 20
30 40
50 60
70 80
90
YB YM
Gelatin 1,5 , MES 11
S tab
il itas
E m
u lsi
38 76,25 cp. Modifikasi kekentalan dapat dilakukan dengan penambahan
konsentrasi gelatin atau pengental lainnya Idris, 2004.
Gambar 15 . Grafik perbandingan nilai viskositas deterjen cair yang
dihasilkan dengan deterjen cair komersial pembanding Nilai daya deterjensi deterjen yang dihasilkan jauh lebih tinggi bila
dibandingkan dengan deterjen cair komersial pembanding. Hal ini mungkin dikarenakan penambahan MES dalam formulasi meningkatkan daya
deterjensi. MES menunjukkan toleransi yang tinggi terhadap kondisi air sadah, sehingga nilai daya deterjensinya lebih tingi dibandingkan beberapa
jenis surfaktan sejenis seperti linier alkil sulfat LAS MPOB, 2001. Nilai daya pembusaan deterjen yang dihasilkan jauh lebih tinggi bila
dibandingkan dengan deterjen komersial pembanding. Nilai daya pembusaan yang tinggi ini dikarenakan dua jenis deterjen komersial yang digunakan
sudah ditambahkan defoamer bahan untuk mengurangi jumlah busa. Penambahan defoamer ini berkaitan dengan aplikasi deterjen komersial
tersebut, yaitu laundry menggunakan mesin cuci. Stabilitas busa dari deterjen cair yang dihasilkan juga cukup baik, namun masih kalah bila dibandingkan
dengan deterjen cair komersial pembanding. Deterjen komersial biasanya ditambahkan penstabil busa, sehingga busanya menjadi stabil.
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
YB YM
Gelatin 1,5 , MES 11
Vi sko
si tas
c p
39
Gambar 16
. Grafik perbandingan nilai daya deterjensi deterjen cair yang dihasilkan dengan deterjen cair komersial pembanding
Gambar 17.
Grafik perbandingan daya pembusaan deterjen cair yang dihasilkan dengan deterjen cair komersial pembanding
Gambar 18 . Grafik perbandingan nilai stabilitas busa deterjen cair yang
dihasilkan dengan deterjen cair komersial pembanding
50 100
150 200
250 300
YB YM
Gelatin 1,5 , MES 11
D ay
a p e
m b
u saan
m l
0.82 0.84
0.86 0.88
0.9 0.92
0.94 0.96
0.98 1
1.02
YB YM
Gelatin 1,5 , MES 11
S tab
il itas
B u
sa
10 20
30 40
50 60
70 80
YB YM
Gelatin 1,5 , MES 11
D ay
a Det e
rjen si
FTU
Tu rb
id ity
40 Total fosfat merupakan jumlah total fosfor yang terkandung dalam
produk deterjen cair. Pengukuran total fosfat ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran deterjen terhadap perairan. Pada
pengukuan total fosfat ini hanya dilakukan pada alternatif deterjen yang terbaik, yaitu deterjen dengan konsentrasi MES 11 dan konsentrasi
gelatin 1,5. Hasil analisis fosfat dapat dilihat pada Lampiran 18. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan dua kali
ulangan, didapatkan nilai rata-rata total fosfat deterjen cair adalah 1380,375 mgl. Untuk menentukan kualitas produk deterjen cair yang
dihasilkan maka dibandingkan dengan produk pembanding yaitu YM dan YB. Kadar fosfat yang dihasilkan masih dalam selang kadar fosfat dalam
deterjen cair komersial yang besarnya berturut-turut adalah YM mengandung 1314,65 mgl dan YB 1766,85 mgl.
Berdasarkan syarat mutu SNI 19-7188.2.1-2006 tentang kriteria
ekolabel untuk kategori produk serbuk deterjen pencuci sintetik untuk rumah tangga. Total kandungan fosfat dalam deterjen diukur sebagai
STTP 18 gr per 100 gr produk deterjen 18 berat produk. Maka produk deterjen cair yang dihasilkan telah memenuhi syarat. Hal tersebut
karena penambahan STPP pada formulasi deterjen cair hanya 10 berat produk.
Gambar 19
. Grafik perbandingan nilai kadar fosfat deterjen cair yang dihasilkan dengan deterjen cair komersial pembanding
500 1000
1500 2000
YB YM
Gelatin 1,5 , MES 11
K ad
ar Fo
sf at
m g
l
41
Tabel 6
. Rekapitulasi data karakteristik deterjen cair MES 11 dan gelatin 1,5 dibandingkan dengan deterjen komersial.
Analisis Deterjen cair MES
11 , gelatin 1,5
YB YM
pH
1
7,45 6,01
9,32 Bobot Jenis
2
1,0928 1,032
1,165 Stabilitas Emulsi
78,75 63,22
54,23 Viskositas
135,625 7587,5
4000 Daya Pembusaan
265 90
80 Stabilitas Busa
0,8864 1
1 Daya Deterjensi
50 37
36
1
standar SNI 6-8
2
standar SNI 1,0-1,2
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penambahan Metil Ester sulfonat MES dengan konsentrasi 9, 11 dan 13 dalam formulasi deterjen memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap parameter pH, viskositas, stabilitas emulsi, daya deterjensi dan daya pembusaan. Sedangkan penambahan gelatin dengan konsentrasi 0, 1, 1,5 dan
2 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap parameter viskositas dan daya deterjensi. Interaksi antara gelatin dan MES juga memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap nilai stabilitas emulsi dan daya deterjensi. Sampel dengan penambahan MES 11 dan gelatin 1,5
merupakan sampel terbaik. Nilai karakteristik fisikokimia dan kinerja dari perlakuan terbaik yang terukur telah memenuhi standar SNI, untuk nilai pH
sebesar 7,45; viskositas sebesar 135,625 cp; bobot jenis
1,092
8 gml; stabilitas emulsi 78,75; daya deterjensi 50 FTU Turbidity; daya pembusaan 265 ml dan
stabilitas busanya
0,8864 Analisis terhadap deterjen cair komersial menunjukkan keunggulan
deterjen cair dengan konsentrasi MES 11 dan gelatin 1,5 adalah pada nilai stabilitas emulsi, daya pembusaan dan daya deterjensi.
Deterjen yang dihasilkan lebih cocok digunakan sebagai deterjen untuk keperluan laundry. Hal ini
mempertimbangkan dari nilai daya deterjensi dan nilai daya pembusaan yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan deterjen cair komersial. Dengan
demikian diharapkan deterjen cair yang dihasilkan mampu untuk diaplikasikan sebagai deterjen cair untuk laundry yang mempunyai daya cuci
yang lebih baik jika dibandingkan dengan deterjen cair komersial yang telah ada dipasaran selama ini.