Daya Deterjensi Kinerja Deterjen Cair

32 menunjukkan bahwa konsentrasi MES, konsentrasi gelatin, serta interaksi konsentrasi MES dan konsentrasi gelatin tidak berpengaruh α = 0,05 nyata terhadap deterjen cair yang dihasilkan. Hasil analisis keragaman dapat dilihat pada Lampiran 15a. Gambar 12. Grafik hubungan konsentrasi gelatin dengan konsentrasi MES dengan stabilitas busa Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai stabilitas busa tiap sampel hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan konsentrasi MES dan konsentrasi gelatin tidak memberikan pengaruh terhadap stabilitas busa deterjen cair yang dihasilkan. Hasil analisis keragaman nilai stabilitas busa produk terhadap nilai stabilitas busa kontrol blanko juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dengan kata lain, stabilitas busa produk deterjen tidak berbeda nyata terhadap nilai stabilitas busa kontrol µ = µ o .

3. Daya Deterjensi

Daya deterjensi merupakan parameter yang paling penting bagi deterjen. Daya deterjensi merupakan kemampuan deterjen untuk menghilangkan kotoran. Hasil analisis daya deterjensi berkisar antara 35 FTU-53 FTU dengan rata-rata blanko 31,5 FTU. Data hasil analisis daya deterjensi dapat dilihat pada Lampiran 16. Hasil analisis keragaman 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1 1.5 2 S tab il itas b u sa konsentrasi gelatin Blanko MES 9 MES 11 MES 13 33 menunjukkan bahwa faktor perlakuan konsentrasi gelatin, konsentrasi MES dan interaksi antara kedua faktor perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadap daya deterjensi deterjen cair yang dihasilkan. Hasil analisis keragaman dapat dilihat pada Lampiran 17a. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa konsentrasi MES 9, 11 dan 13 saling berbeda nyata. Semakin banyak konsentrasi MES semakin tinggi daya deterjensinya. Konsentrasi gelatin 2 tidak berbeda nyata dengan konsentrasi gelatin 1,5 . Konsentrasi gelatin 1,5 dan 2 berbeda nyata dengan konsentrasi 0 dan 1. Hasil uji lanjut Duncan untuk interaksi konsentrasi MES dan konsentrasi gelatin memperlihatkan adanya empat kelompok rata-rata, dengan nilai tertinggi terdapat pada sampel P4S3 konsentrasi gelatin 2 dan konsentrasi MES 13 . Hasil uji lanjut Duncan dapat dilihat pada Lampiran 17e, 17f dan 17g. Gambar 13. Grafik hubungan konsentrasi gelatin dan konsentrasi MES dengan daya deterjensi Hasil analisis keragaman terhadap kontrol blanko menunjukkan adanya perbedaan nyata antara nilai daya deterjensi produk dan kontrol. Penambahan gelatin dan MES inilah yang membuat daya deterjensi deterjen produk menjadi meningkat apabila dibandingkan dengan kontrol. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa penambahan konsentrasi MES meningkatkan nilai daya deterjensi deterjen cair yang dihasilkan. Kenaikan 10 20 30 40 50 60 1 1.5 2 D ay a Det e rjen si Konsentrasi Gelatin Blanko MES 9 MES 11 MES 13 34 nilai daya deterjensi yang signifikan dengan konsentrasi MES diatas 11 dapat disebabakan karena proses emulsifikasi diatas konsentrasi tersebut telah berjalan cukup sempurna Idris, 2004. Proses deterjensi terjadi melalui pembentukan misel-misel oleh surfaktan yang mampu membentuk globula zat pengotor. Proses deterjensi terjadi melalui penurunan tegangan antar muka dan dibantu dengan adanya interaksi elektrostatik antar muatan Lynn, 1996. Penambahan gelatin dapat meningkatkan daya deterjensi karena gelatin juga berfungsi sebagai surfaktan. Selain itu, gelatin juga meningkatkan daya pembusaan. Busa akan membantu mempertahankan kotoran agar tidak kembali ke substrat karena pengotor terjerat dalam busa. Jadi dengan kemampuannya mengangkat kotoran dan mempertahankannya agar tidak kembali lagi, gelatin dapat meningkatkan daya deterjensi.

D. Penentuan Konsentrasi Deterjen Terbaik