Analisis Bobot Jenis Karakteristik Fisikokimia Deterjen Cair

25 lebih mampu menaikkan nilai viskositas dibandingkan surfaktan turunan asam lemak oleat MES Suryani et al., 2000. Penambahan MES pada konsentrasi 11 dan 13 mengakibatkan kenaikan nilai viskositas produk. Menurut Idris 2004, hal ini dapat disebabkan oleh proses emulsifikasi yang terjadi. Namun peningkatan konsentrasi MES berarti peningkatan pengotor. Dengan kata lain, kualitas produk yang dihasilkan, dibentuk oleh peningkatan jumlah misel MES namun juga dipengaruhi oleh konsentrasi bahan pengotor. Sehingga ada persaingan pengaruh yang kontradiktif antara molekul MES dan bahan pengotornya terhadap kualitas emulsi. Peningkatan viskositas larutan juga disebabkan penambahan konsentrasi gelatin dalam formulasi deterjen cair. Menurut Willcox 1998, untuk meningkatkan viskositas dapat dilakukan dengan cara meningkatkan konsentrasi bahan aktif sabun surfaktan, meningkatkan kandungan elektrolit atau dengan penambahan konsentrasi bahan pengental. Pada penelitian ini yang dibedakan perlakuannya adalah konsentrasi bahan pengental, yaitu gelatin, sedangkan konsentrasi bahan aktif dan bahan- bahan lain yang terlarut tetap serta tanpa adanya penambahan elektrolit sehingga pengaruh konsentrasi bahan aktif dapat dianggap sama. Menurut Kragh dan Langston 1959, berdasarkan berbagai penelitian yang telah ada menyatakan bahwa plot viskositas terhadap konsentrasi gelatin selalu berbentuk kurva dan memiliki hubungan eksponensial, dimana semakin tinggi konsentrasi bahan pengental yang digunakan maka semakin tinggi nilai viskositasnya. Nilai viskositas deterjen pada penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan eksponensial, semakin tinggi konsentrasi gelatin yang ditambahkan semakin tinggi pula viskositas deterjen tersebut.

3. Analisis Bobot Jenis

Nilai bobot jenis deterjen berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI adalah 1,0-1,2 gml. Hasil analisis bobot jenis menunjukkan bahwa seluruh sampel memenuhi kriteria bobot jenis yang disyaratkan oleh SNI 26 kecuali pada sampel P4S1 ulangan 1 konsentrasi gelatin 2 dan konsentrasi MES 9. Hasil analisis bobot jenis berkisar antara 0,9795 gml – 1,1288 gml. Data hasil analisis bobot jenis ada pada lampiran 8. Hasil analisis keragaman terhadap bobot jenis deterjen cair yang dihasilkan menunjukkan bahwa konsentrasi MES maupun konsentrasi gelatin tidak memberikan pengaruh nyata. Hasil analisis keragaman nilai bobot jenis dapat dilihat pada Lampiran 9a. Gambar 9. Grafik hubungan konsentrasi gelatin dan konsentrasi MES dengan bobot jenis Grafik diatas menujukkan bahwa berat jenis deterjen tanpa penambahan gelatin terus menurun sesuai dengan peningkatan konsentrasi MES. Secara umum peningkatan konsentrasi MES di dalam formulasi deterjen cair mengakibatkan penurunan nilai bobot jenis. Penurunan ini dapat diakibatkan oleh nilai bobot jenis MES yang dibawah satu Idris, 2004. Bobot jenis MES yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,87 gml. Umumnya perbedaan nilai bobot jenis relatif disebabkan oleh jenis dan konsentrasi bahan dalam larutan Ismayanti, 2002. Jenis gelatin yang ditambahkan ke dalam formulasi juga menentukan bobot jenis produk yang dihasilkan, semakin tinggi nilai berat molekul gelatin yang ditambahkan maka semakin tinggi bobot jenis produk yang dihasilkan. Pada penelitian Ismayanti 2002 tentang aplikasi gelatin pada shampoo, 1 1.02 1.04 1.06 1.08 1.1 1.12 1.14 1 1.5 2 B o b o t Je n is Konsentrasi Gelatin Blanko MES 9 MES 11 MES 13 27 peningkatan konsentrasi gelatin akan meningkatkan bobot jenis shampoo tersebut. Namun, peningkatan bobot jenis deterjen pada penelitian ini tidak selalu meningkat dengan semakin meningkatnya konsentrasi gelatin. Diduga karena impurities MES menyebabkan bobot jenis deterjen yang dihasilkan menjadi tidak teratur tergantung pengotor yang ada dalam MES. Pengotor yang terdapat dalam MES dapat berupa asam lemak, asam lemak yang tersulfonasi dan metil ester yang tidak tersulfonasi. Gaman dan Sherrington 1990 menyatakan bahwa jika suatu bahan dilarutkan dalam air dan membentuk larutan maka densitasnya akan mengalami perubahan dan kebanyakan bahan-bahan seperti gula dan garam dapat menyebabkan peningkatan densitas tetapi kadang-kadang densitas dapat turun jika terdapat lemak atau etanol dalam larutan.

4. Analisis Stabilitas Emulsi